Al qur'an adalah kalam allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa arab,diturunkan secara mutawatir dalam mushaf yang membacanya mendapat pahala,dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri An-nass.
Alquran diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat atau sebuah surat yang pendek secara lengkap, waktu turunnya selama 22 tahun lebih yang terbagi dalam dua periode, yaitu:
a.Periode pertama adalah periode Makkah.
periode ini disebut juga dengan periode sebelum hijrah,dan terjadi ketika Nabi SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, sampai Nabi SAW melakukan hijrah.
b. Periode kedua adalah periode Madinah.
periode ini diturunkannya Al-Qur'an ketika Nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah. Pada periode ini, Al-Qur'an diturunkan selama 9 tahun, 9 bulan, dan 9 hari.
Pada proses penurunan dan penerbitan al qur'an bahwa mushaf yang kita kenal sekarang ini berdasarkan atas rasm Utsman bin Affan (al-Mushaf'ala al-Rasm al- Utsman), akan tetapi sebenarnya ia tidak begitu saja muncul sebagai sebuah karya besar yang hampa dari proses panjang tersebut, Proses itu dimulai pada masa Rasulullah saw.,yaitu langsung mengingat, menghafalnya, dan memberitahukan, serta membacakannya kepada para sahabat,agar mereka mengingat dan menghafalkannya pula. Pada masa Abu Bakar al-Siddiq mengemban tugas pemeliharaan Al-Qur'an dengan menghimpunan naskah-naskah Al-Qur'an yang berserakan menjadi satu mushaf.
Dalam pembahas tentang ilmu-ilmu Al Qur'an tersebut memakai istilah Jam'u Al Qur'an(pengumpulan AL-Qur'an) untuk menunjukan arti penulisan, pembukuan atau kodifikasi Al-Qur'an. Para ulama yang memakai istilah jam'u al-Qur'an membagi artinya dalam dua kategori, yaitu pertama, proses penghafalan, kedua, proses pencatatan serta penulisan Al-Qur'an.
Pada perkembangan bentuk tulisan al-qur'an Sepeninggal Ustman, mushaf Al-Qur'an belum diberi tanda baca seperti baris (harakat) dan tanda pemisah ayat. Karena daerah kekuasaan Islam semakin meluas ke berbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya, dirasa perlu adanya tindakan preventif dalam memelihara umat dari kekeliruan membaca dan memahami Al-Qur'an. Upaya tersebut baru terealisasi pada masa Khalifah Muawiyah ibn Abi Sufyan (40-60 H) oleh Imam Abu al-Aswad al-Duali, yang memberi harakat atau baris yang berupa titik merah pada mushf Al-Quran.Â
Untuk "a" (fathah) di sebelah atas huruf, "u" (dlammah) di depan huruf dan "i" (kasrah) di bawah huruf. Usaha selanjutnya dilakukan pada masa Khalifah Abdul Malik ibn Marwan (65-68H). dua orang murid Abu al-Aswad al-Duali, yaitu Nasar ibn Ashim dan Yahya ibn ya'mar memberi tanda untuk beberapa huruf yang sama seperti "ba", "ta", dan "tsa". Dalam berbagai sumber diriwayatkan bahwa 'Ubaidillah bin Ziyad (w. 67 H) memerintahkan seseorang yang berasal dari Persia untuk menambahkan huruf alif (mad) pada 2.000 kata yang semestinya dibaca dengan suara panjang. Misalnya, kanat menjadi kanat. Adapun penyempurnaan tanda-tanda baca lain dilakukan Imam Khalid ibn Ahmad pada tahun 162 H.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI