Mohon tunggu...
Aulia Itsni Rahmaningtyas
Aulia Itsni Rahmaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023

Tidak sebaik yang kalian katakan dan tidak seburuk yang kalian pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alternatif Inovasi Pembelajaran menggunakan Model Learning Cycle 5E

11 Maret 2024   18:05 Diperbarui: 11 Maret 2024   18:10 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com

Dewasa ini model pembelajaran di sekolah semakin bervariasi seiring dengan perkembangan disiplin ilmu pedagogik yang dibarengi dengan pembaharuan kurikulum. Tak terkecuali di Indonesia, penerapan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk dapat mengajar secara kreatif dan inovatif. Sebagian besar guru yang penulis temui beranggapan bahwa metode ceramah dirasa tidak lagi relevan dalam pembelajaran jika tidak dikolaborasikan dengan berbagai metode interaktif. Peran guru saat ini bergeser dari sumber belajar menjadi fasilitator karena peserta didik dapat menelusur beragam informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan akses teknologi yang kini berkembang pesat.

Sebagai mahasiswa PPG Prajabatan, penulis berkesempatan untuk mengikuti praktik pembelajaran lapangan (PPL) di sekolah mitra. Kegiatan PPL merupakan sarana bagi mahasiswa PPG untuk menerapkan dan mengeksplorasi pengetahuan serta teori pedagogik yang didapat dari bangku perkuliahan. Demi memanfaatkan kesempatan emas ini, penulis memutuskan untuk menerapkan model learning cycle 5E dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kepada peserta didik di kelas X 1 SMA Negeri 2 Bantul. 

Permasalahan yang dihadapi adalah pada waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang dipadatkan selama 3 jam berturut-turut dalam satu pekan dan dijadwalkan pada 3 jam terakhir KBM. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang penulis ampu dimulai pada pukul 10.50–13.20 WIB dengan disisipi 30 menit waktu istirahat siang pada pukul 12.10–12.40 WIB. Waktu-waktu tersebut merupakan waktu kritis karena peserta didik telah belajar dari pagi, sehingga fokus dan semangat belajar peserta didik sangat rentan terdistraksi. Ditambah lagi, mata pelajaran sebelum Bahasa Indonesia adalah pelajaran Matematika. Terkadang peserta didik mengeluh karena lelah atau meminta perpanjangan waktu karena belum menyelesaikan LKPD pelajaran Matematika. Oleh karena itu, penggunaan model learning cycle 5E ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ditemui di kelas.

Model learning cycle 5E merupakan turunan dari model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Langkah model pembelajaran ini adalah pertama-tama guru akan memberikan pemantik agar peserta didik dapat menangkap materi apa yang hendak dipelajari. Kemudian, jika biasanya guru akan “menyuapi” peserta didik dengan materi pelajaran, pada model belajar ini guru akan meminta peserta didik untuk menelusuri terlebih dahulu hal-hal yang akan dipelajari. Setelah peserta didik menyampaikan hasil eksplorasi dan pemahaman mereka terhadap sebuah materi, guru akan mengompilasi dan mengonfirmasi pengetahuan-pengetahuan tersebut serta memberi penguatan terkait materi yang telah dipelajari. Setelah itu, peserta didik diberi waktu untuk mengelaborasikan pemahamannya dengan mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) secara berkelompok. Terakhir, setelah LKPD dibahas, guru memberikan evaluasi kepada peserta didik secara individu. Sebelum pembelajaran diakhiri, seperti biasa guru akan mengulas kembali kapita selekta pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik pada pertemuan tersebut dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Hasil dari penerapan model pembelajaran ini selama dua siklus, peserta didik menjadi lebih aktif dan interaktif selama proses belajar berlangsung. Insight yang didapat dari peserta didik pun semakin beragam, sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan menjadi lebih luas dan komprehensif. Kinerja kelompok turut memantik semangat dan keaktifan mereka dalam menelusur dan mengumpulkan informasi serta pengetahuan baru. Suasana kelas yang biasanya didominasi oleh hawa lesu dan mengantuk, sedikit berubah menjadi lebih semarak dan kompetitif. 

Penggunaan teknologi yang diintegrasikan dalam media pembelajaran pun berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik. Saat dilakukan survei secara singkat dan acak, sebagian besar peserta didik di kelas yang penulis ampu mengaku lebih menyukai pengerjaan LKPD secara daring menggunakan live worksheets dibanding menggunakan lembar tercetak. Mereka juga menjadi lebih bersemangat ketika membagi kelompok menggunakan group generator, menentukan giliran presentasi menggunakan random name pickers, dan pewaktu pengerjaan LKPD menggunakan classroom timers yang seluruhnya dapat dioperasikan secara gratis melalui laman online stopwatch di peramban. Selain itu, berbagai platform media sosial yang keberadaannya dekat dengan peserta didik juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan wadah untuk memublikasikan produk dari kegiatan atau proyek belajar peserta didik.

Secara umum, model learning cycle 5E yang dipadukan dengan pendekatan technological pedagogical content knowledge (TPACK) dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan efektivitas dan interaktivitas pembelajaran. Melalui tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation, model ini tidak hanya memungkinkan peserta didik untuk memahami materi secara mendalam, tetapi juga merangsang keterlibatan aktif dan kolaboratif dalam proses belajar di kelas. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan model-model inovatif seperti ini, kita sebagai pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, inklusif, dan berpihak kepada peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun