Untuk pustakawan sendiri, melakukan Genrefikasi menciptakan kesempatan untuk sekaligus melakukan penyiangan (weeding) koleksi dan untuk memeriksa apakah ada kesalahan dalam inventaris koleksi yang mungkin dulu dilakukan. Selain itu, pustakawan dapat menjadi familiar dengan koleksi perpustakaannya. Bahkan untuk pustakawan profesional yang telah lama bekerja di perpustakaan, tidak mudah bagi pustakawan untuk mengingat semua arti dari angka-angka klasifikasi DDC. Di Perpustakaan FPIK UNDIP dimana koleksi dapat dibedakan dari warna labelnya, pustakawan dapat dengan mudah mengenali koleksi dan mengingat posisi mereka dengan lebih jelas. Hal ini tentunya sangat memudahkan pekerjaan pustakawan dalam kegiatan seperti kegiatan shelving.
Genrefication yang disempurnakan dengan warna ini juga tentunya sangat menguntungkan bagi pemustaka. Mahasiswa yang datang ke Perpustakaan FPIK dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka inginkan secara mandiri. Hal ini sangat membantu mereka yang terlalu malu dan merasa tidak nyaman untuk meminta bantuan pustakawan dalam mencari kebutuhan informasi mereka.Â
Nilai utilitas dari sistem klasifikasi yang diterapkan Perpustakaan FPIK UNDIP ini sangat terasa dalam penggunaan koleksi skripsi, dimana mahasiswa dapat dengan mudah menemukan skripsi spesifik yang mereka cari dengan melihat warna serta nomor urut dari judul skripsi tersebut. Selain itu penggunaan label warna juga tidak terbatas pada memudahkan pemustaka dalam melakukan temu balik informasi, tetapi dapat menarik minat mahasiswa untuk kembali ke perpustakaan karena perpustakaan jauh dari kata monoton dan membosankan.
Tentunya, sebagai perpustakaan yang berada di lingkungan akademik, seseorang yang berasal dari latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan dapat merasakan kebingungan dengan cara Perpustakaan FPIK UNDIP mengatur koleksinya karena tidak sama persis dengan sistem klasifikasi tradisional yang diajarkan di kelas. Namun, realitas lapangan tidak dapat dipaksakan untuk sama dengan teori. Seiring dengan kemajuan zaman, klasifikasi perpustakaan sudah seharusnya tidak lagi terikat dengan standar atau alat dari masa lalu. Bagaimana pun juga, koleksi ada untuk pemustaka. Daripada mengikuti sistem tradisional secara penuh, perpustakaan perlu menempatkan kemudahan akses pemustaka sebagai prioritas utama dalam melakukan klasifikasi koleksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H