Mohon tunggu...
Aulia Indra Ramadhani
Aulia Indra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Malang

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moral Menilai Benar dan Salah Dalam Standar Berperilaku

5 November 2022   09:43 Diperbarui: 5 November 2022   18:28 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber; jobseeker.id

Moral merupakan bagian dari tatanan hidup dalam bermasyarakat. Moral berhubungan dengan keadilan, budaya, hingga sosial. Ibaratnya moral ini sebagai pemandu kita untuk berperilaku dalam masyarakat. Meski begitu, moral dapat berubah dengan berjalannya waktu, tetapi tetap moral itu menilai benar atau salah dalam standar perilaku. Moral ini dapat mengacu pada sanksi dalam bermasyarakat apa yang benar dan dapat diterima oleh masyarakat. Jika seseorang telah melenceng atau melanggar standar dalam bermoral ia akan dianggap atau dicap sebagai orang yang tak bermoral. Moral dalam satu daerah dengan daerah lainnya itu berbeda. Wilayah, keluarga, agama, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi moral seseorang. Contohnya, di negara kita Indonesia, moral bangsa kita ada di Pancasila , yang menjadi dasar dan acuan masyarakat Indonesia untuk berperilaku.

Pengertian Moral 

            Moral berasal dari kata latin mos bentuk jamaknya mores yang memiliki arti tata cara. Menurut KBBI, ada 3 pengertian yaitu, 1, (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; sosial. 2, kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan. 3, ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Pada intinya moral adalah macam perilaku yang harus dipatuhi tentang kelakuan, akhlak, baik buruknya perbuatan, dan lain sebagainya. Seperti pada kata pengantar diatas moral merupakan sanksi dalam bermasyarakat apa yang benar dan dapat diterima oleh masyakarat.

            Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang moralitas yaitu, Deontological Moral Judgments, menurut teori ini moralitas mengacu pada seperangkat norma tentang bagaimana individu harus memperlakukan seseorang lain, termasuk kepedulian terhadap keadilan, kesejahteraan orang lain, kesetaraan, dan keadilan. Morality as Empathy and Prosocial Obligation, berasal dari filsafat moral Hume, disini fokusnya adalah pada kapasitas manusia untuk simpati, kasih saying, dan empati yang dilihat sebagai motivasi untuk berperilaku. Morality as an Evolutionary Mechanism, ahli teori evolusi mengusulkan bahwa moralitas berfungsi untuk mengatur interaksi yang kooperatif, tidak egois dan untuk kebaikan bersama masyarakat. Darwin percaya bahwa moralitas berasal dari naluri sosial dan dikembangkan menuju rasionalitas. Morality and Identity, berfokus pada sejauh mana moralitas adalah pusat identitas seseorang dan memotivasi seseorang untuk bertindak moral.

Tahap Moralitas Menurut Piaget 

            Dibagi menjadi 2 tahap yaitu, tahap realisme moral, dan tahap yang ke 2 tahap moralitas oleh kerjasama atau hubungan timbal balik. Pada tahap yang pertama, perilaku anak akan ditentukan secara otomatis ketaatannya terhadap peraturan yang ada, dilakukan tanpa penalaran atau penilaian, pada tahap ini anak akan menilai tindakan dengan "benar" dan "salah" atas dasar konsekuensinya. Pada tahap kedua, anak menilai perilaku dengan atas dasar tujuan, tahap ini dimulai pada usia 7 atau 8 tahun dan akan berlanjut pada usia 12 tahun ke atas. Antara usia 5 dan 7 atau 8 tahun, anak akan merubah konsep tentang keadilan, dari yang awalnya menilai dengan benar dan salah, secara bertahap akan dimodifikasi. Misalnya, pada usia 5 tahun berbohong adalah suatu tindakan yang salah, sedangkan menurut orang dewasa atau remaja berhohong akan benar jika dalam situasi tertentu. Pada tahap kedua ini bertepatan pada tahap operasi formal dari teori Piaget.

Tahap Moralitas Menurut Kohlberg

            Teori moral menurut Kohlberg menunjukkan bahwa moral itu bukan hasil dari sosialitas. Secara formal teori Kohlberg ini berakar pada teori Piaget. Menurut Kohlberg tahapan moralitas yaitu;

            a. Tingkat I, Moralitas Heteronomus, dikaitkan dengan hukuman, anak-anak akan mematuhi hukum karena takut akan hukuman. Individualisme Tujuan dan Pertukaran Instrumental, perilaku dikatakan baik apabila memenuhi kepentingan pribadi.

            b. Tingkat II, Ekspetasi Antar Pribadi Timbal Balik, keselarasan hubungan antar pribadi, rasa percaya, kasih sayang, kesetiaan, dihargai, dan dipandang sebagai basis penilaian moral. Moralitas Sistem Sosial, aturan dan hukum dipatuhi karena diperlukan untuk menjaga tatanan sosial.

            c. Tingkat III, Kontrak Sosial dan Hak-hak Individual. Dan Prinsip-prinsip Etika Universal, mengembangkan moral internal yang didasarkan pada nilai-nilai universal dan hak-hak manusia yang mendahului aturan-aturan dan hukum-hukum sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun