Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi kita dengan lawan bicara. Dengan adanya bahasa kita bisa menyampaikan ide, perasaan, pikiran atau menginformasikan informasi kepada orang lain. Bayangkan jika kita tidak ada bahasa, kita akan cukup kesulitan untuk menyampaikan ide, perasaan, pikiran atau informasi kepada orang lain. Semakin banyak ia menguasai bahasa, semakin baik ia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Seperti yang ditulis oleh Mclntyre dan kawan-kawan yang dikutip oleh Salma Aulia, dengan peguasaan bahasa maka dapat memaksimalkan aspek perkembangan yang lain seperti kognitif, linguistik, sosial emosional.
      Pemakaian bahasa juga tidak pandang umur, semua kalangan pasti memakainya, tidak hanya orang dewasa saja melainkan anak-anak juga memakainya. Terutama anak dengan usia 0-6 tahun ini sel-sel yang ada pada otak akan mengalami perkembangan yang besar untuk mencapai dan mendapatkan informasi. Bahasa kerennya anak-anak dengan usia 0-6 tahun disebut dengan golden age yang artinya masa emas. Pada usia ini lah yang dianggap paling tepat untuk mempelajari bahasa pada anak golden age juga merupakan fondasi bagi tumbuh kembang anak yang dipengaruhi dari pengalaman belajarnya.
      Para orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra pada masa anak usia dini, seperti apakah anak sudah mampu atau merespon dan mengucapkan kata pertama. Jangan sampai menunda-nunda untuk merangsang anak dalam hal bahasa nanti yang ditakutkan anak akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti speech delay. Menurut Salma Aulia dalam jurnalnya ia menuliskan rangsangan penting diberikan kepada anak-anak karena cara belajar anak yakni memahmai, meniru, dan dengan sengaja menyebutkan menyebutkan semua yang ada di sekitarnya menjadi kata-kata. Oleh karena itu, pemerolehan bahasa itu salah satunya lingkungannya dan anak usia dini masih benar-benar membutuhkan bimbingan. Pemerolehan dan pemahaman bahasa yang melibatkan indera pendengar disebut bahasa reseptif.
      Bahasa reseptif adalah kemampuan seseorang menyerap informasi berupa simbol, bisa berupa simbol gerakan, tanda dan simbol yang sudah disepakati. Hal-hal yang penting terkait dengan bahasa reseptif yaitu,
- Mendengar, karena bahasa reseptif pemahaman bahasa yang memalalui indera pendengar.
- Anak pasti mempelajari bahasa reseptif dahulu sebelum bahasa ekspresif.
- Anak-anak tanpa penguasaan reseptif akan mengakibatkan anak tidak bisa berkomunikasi yang nantinya anak-anak memiliki masalah di sosialnya.
Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan reseptif yaitu;
- Kesulitan memahami dan mendengar bahasa
- Sulit berkomunikasi dengan teman sebayanya
- Tidak mengikuti instruksi yang diberikan
- Mengulangi instruksi, misalnya ketika anak ditanya apakah kamu mau ayam? Jika anak yang mengalami gangguan di bahasa reseptifnya maka anak tidak memberikan jawaban iya atau tidak melainkan mengulangi pertanyaan tersebut.
- Sulit mendengarkan cerita.
Anak membutuhkan proses atau belajar untuk menguasai bahasa, tidak langsung tiba-tiba anak bisa menguasai bahasa reseptif perlu adanya rangsangan stimulus yang diberikan orang tua dan guru. Perlu diingat ya bunda-bunda bahwa setiap bertambahnya usia anak maka kemampuan ia menguasai bahasa reseptif akan semakin baik, jadi bunda-bunda atau orang tua haruslah memberika stimulus atau memperikan contoh yang baik kepada anak. Tahap perkembangan bahasa reseptif anak yaitu;
- 0-12 Bulan
Menurut Permendikbud Nomor 146 (2014; 30-31) dalam jurnal yang ditulis oleh Amalia Husna dan Delfi Eliza, indikator yang harus dicapai anak pada usia 0-12 bulan iaalah, lahir sampai kurang dari 3 bulan anak sudah bisa merespon semua suara yang diperdengarkannya seperti ketika di mainkan sebuah lagu anak akan tenang. Pada usia 3 bulan sampai kurang dari 6 bulan anak sudah bisa merespon suara yang dikenalnya seperti suara orang tuanya. Usia 6 bulan sampai 9 bulan, anak munjukkan respon melalui ekspresi wajah dan gerak tubuh ketika diajak berbicara. Pada usia 9 sampai 12 bulan, menggerakkan mata kea rah objek yang diperlihatkan. Usia 12 bulan anak sudah menggeleng dan mengangguk ketika diberi pertanyaan.
- 1-3 Tahun
Masih menurut Permendikbud Nomor 146 (2014: 30-31) usia anak 12-18 bulan anak sudah bisa menganngguk dan menggeleng ketika diber pertanyaan. 18-2 tahun, anak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan tetapi dengan kalimat yang masih sangat sederhana dan melaksanakan satu perintah sederhana seperti, ambil pensil di tas meja. Usia 2 tahun sampai 3 tahun, anak bisa bisa menjawab atau merespin pertanyaan dengan kalimat sederhana dan melaksanakan dua perintah sederhana seperti ambil pensil diatas meja dan taruh di lemari.
- 3-6 Tahun
Menurut standar American Speech Language Hearing Association yang dikutip oleh Salma Aulia usia 3 tahun anak dapat memahami kalimat atas-bawah, besar-kecil, depan-belakang, mampu memahami perintah yang sederhana dan tertarik dengan cerita atau dongen. Pada usia 3-4 tahun anak dapat merespon ketika dipanggil namanya entah itu dengan menoleh atau menghampiri, sudah bisa mendengarkan suara tv atau radio dengan volume yang keras, dapat menjawab pertanyaan dengan kata yang lebih sulit seperti mengapa, kenapa, kapan, seperti apa. Pada usia 4-5 tahun anak mampu memperhatikan cerita pendek dan mampu menjawa pertanyaan tentang dirinya, mendengrkan cerita dan memahami perkataan di sekolah maupun di lingkungan rumah
      Peranan orang tua dalam menstimulus perkembangan bahasa reseptif anak amatlah penting, faktor lingkungan juga tidak kalah pentingnya. Jadi kata kunci bahasa reseptif adalah anak mampu memahami bahasa dan mengekpresikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H