Mohon tunggu...
Aulia Hapsari Fadhilah
Aulia Hapsari Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UNNES

Saya suka membaca buku fantasi dan romansa. Konten favorit saya adalah segmen entertainment, baik itu film, lagu, serial drama ataupun novel terbaru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra dan Lingkungan dalam Novel "Hujan"

21 Juni 2024   00:48 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PEXELS

Karya sastra tidak pernah dimulai dari kekosongan. Artinya, sebuah karya sastra memiliki aspek-aspek yang melatar belakanginya. Sastra seringkali menjadi alat untuk menyuarakan isu-isu di sekitar, salah satunya membahas alam dan lingkungan hidup.

Tere liye, penulis kondang Indonesia mempersembahkan kepada pembacanya karya yang penuh dengan refleksi mendalam tentang hubungan manusia dengan alam melalui novel "Hujan". Novel ini mengajak pembaca untuk ikut serta merenungkan bagaimana tindakan manusia yang dapat mempengaruhi alam dan lingkungan hidup.

Novel "Hujan" sendiri mengisahkan tentang perjalanan hidup serta kisah romansa sang protagonis yakni Lail dan Esok. Dalam novel ini, Tere Liye tidak hanya menceritakan kisah emosional tentang persahabatan dan cinta, tetapi juga menggali isu-isu lingkungan yang mendalam.  

"Hujan" diawali dengan penggambaran populasi manusia yang membludak pada tahun 2050, kemudian diikuti dengan terjadinya bencana alam hebat yang meluluhlantakkan setengah kehidupan bumi. Tak hanya itu saja, bencana gunung meletus ini juga memiliki dampak luar biasa dan berkepanjangan, sampai merubah iklim di bumi menjadi tak terkendali akibat abu vulkanik dengan kandungan emisi gas sulfur dioksida. Akibatnya, cuaca ekstrem parah melanda beberapa negara, seperti musim dingin dan panas yang jauh lebih berat dari sebelumnya. Untuk mengatasi masalah ini, semua pihak yang memiliki kemajuan teknologi mengusulkan solusi praktis, disini lah kemudian inti permasalahannya!

Pemerintah dari negara tropis dan sub-tropis kemudian saling bergantian mengirim pesawat ulang alik untuk menyebar gas anti sulfur dioksida di lapisan stratosfer bumi. Memang hal tersebut sangatlah efektif, akan tetapi hanya bersifat sementara dan justru semakin merusak lapisan ozon bumi yang menyebabkan kekacauan dan ketidakstabilan iklim di dunia semakin parah dan tidak bisa diperbaiki kembali. Dalam novel, manusia akhirnya terpaksa keluar dari bumi dan pindah ke planet lain yang lebih bersahabat. Pada akhirnya, tindakan egois dari manusia sendiri lah yang menghancurkan lingkungan dan bumi kita, bukannya mencari solusi jangka panjang untuk memulihkan alam, malah memberikan solusi praktis yang justru bersifat merusak dan menghancurkan.

Salah satu aspek menarik dalam novel ini, ialah bagaimana sang penulis mengaitkan tentang alam dan psikologi para karakternya. Misalnya, hujan yang menjadi simbol kesedihan dan harapan. Hujan turun membawa berita segar sebagai 'pembersih' alami udara dari abu tebal yang mengganggu pernapasan. Akan tetapi, rintik hujan yang turun setelah bencana alam hebat ini juga bersifat korosif yang bisa merusak segala hal yang dilewatinya. Situasi ini mirip dengan apa yang dirasakan oleh Lail, dimana hujan deras mencerminkan kesedihan dan kedukaan Lail yang baru kehilangan orang tuanya, tetapi hujan juga menjadi simbol harapan dan kehidupan baru yang menanti kehidupan sang protagonis.

Kesimpulannya, bukan tidak mungkin, di masa mendatang kita mungkin mengalami nasib serupa seperti yang digambarkan dalam novel ini. Masa dimana alam dan lingkungan menjadi sangat tidak bersahabat yang memaksa kita untuk menemukan solusi untuk mengatasinya. Harus diingat bahwa yang paling terkena dampak akan lingkungan hidup yang tidak sehat adalah masyarakat itu sendiri. Sejatinya, menjaga dan melestarikan lingkungan merupakan tugas bersama dimana setiap lapis masyarakat dan pemerintah harus ikut andil di dalamnya. Keegoisan dan keuntungan kelompok harus dikesampingkan untuk lingkungan hidup yang lebih baik dan kelestarian bumi kita. Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar umat manusia dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memastikan keberlangsungan kehidupan dan kelestarian lingkungan hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun