Mohon tunggu...
Lily
Lily Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - kebetulan lahir dari rahim perempuan sebagai seorang perempuan

membenamkan diri dalam kata-kata adalah caraku melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan yang terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Titik Masa Lalu

23 September 2019   11:00 Diperbarui: 23 September 2019   11:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: picpanzee.com/Akira Kusaka

Pada akhirnya aku kembali mengingat sebuah titik masa lalu
Di mana aku dan kamu tak berjarak dalam rasa,
Malah sebaliknya, seingatku kala itu kita serasa

Namun masa lalu hanya ada di titik yang seiring hidup lambat laun harus kutanggalkan
Harus kutanggalkan segala sesal atasnya
Kusimpan memorinya dengan baik,
Namun kuhapus dendam dan kesal
Mengingat dengan baik bahwasanya titik itu ada karna suatu sebab
Bahwasanya kamu ada karna suatu alasan

Dan kita sempat ada karna alasan
Dan kita berpisah karna suatu alasan
Yang dibaliknya kutemukan hikmah kehidupan selapang aku memahami bahwa rindu tak slalu harus terbayar lunas

Ada kalanya aku akhirnya menyadari
Rasa, rinduku padamu
Yang terlalu rinai
Harus aku gugurkan perlahan

Agar kemudiannya dapat ruang untuk
tumbuhnya daun-daun rasa
Untuk hati yang akan serius menyandingi hati ini

Sekalanya aku tak mampu,
Akan kulipat dan kuterbangkan saja rindu itu

5 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun