Mohon tunggu...
Aulia WafiqAzizah
Aulia WafiqAzizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila: Fondasi Moral Dan Ideologi Bangsa Indonesia

30 Desember 2024   20:30 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:25 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Pancasila adalah nama norma Republik Indonesia yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia dan ditetapkan oleh Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia. Pancasila telah terlampir dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian, Pancasila sebagai ideologi nasional, kesatuan dasar nasional, dan membimbing perilaku nasional atau cara hidup masyarakat atau bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila adalah batin bangsa Indonesia. Pancasila telah mengintegrasikan bangsa Indonesia yang plural tanpa norma dasar Pancasila tidak akan menjadi Indonesia seperti sekarang dan 10 yang akan datang. Karena itu, keberadaan Pancasila Merupakan kebutuhan nyata bagi jaminan keterpaduan bangsa dan negara Indonesia (Unggul et al. 2020)

Kita akan membahas relevansi kelima sila Pancasila dikehidupan sehari-hari dan implementasinya dalam konteks sosial dalam Pendidikan sekolah dasar. Setiap sila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memiliki makna yang mendalam dan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun berbangsa dan bernegara. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita tidak hanya menjaga identitas bangsa, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai dan mengamalkan Pancasila sebagai pedoman hidup yang relevan dan kontekstual dalam menghadapi tantangan zaman.

PEMBAHASAN

Pancasila berfungsi sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia, terdiri dari lima sila. Masing-masing sila memiliki prinsip penting yang dapat diterapkan dalam masyarakat dan pendidikan, khususnya di pendidikan dasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila pertama dan utama, dan keempat sila lainnya bergantung padanya. Memahami paham kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan ketuhanan. Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menentukan kualitas dan derajat kemanusiaan seseorang di antara sesama manusia, sehingga perikehidupan masyarakat dan negara dapat berkembang dengan baik dalam struktur kehidupan yang adil, dan dengan demikian peradaban bangsa dapat berkembang secara terhormat di antara bangsa-bangsa lain (Aminullah 2023).

Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai sila pertama dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah seperti mengadakan shalat dhuha berjamaah dan memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Penerapan Pancasila di era globalisasi ini sangatlah berpengaruh pada pelaksanaannya dalam bermasyarakat. Dimana dengan seiring berkembangnya teknologi yang ada, masyarakat harus dapat menyaring hal-hal yang dapat berpengaruh pada pengamalan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya adalah datangnya kebudayaan dari luar, pola hidup, tingkah laku, serta pola piker yang dapat mempengaruhi pada nilai-nilai Pancasila(Rina Amelia, Slamet Triyadi 2023)

Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab" pada sila tersebut peserta didik mampu memberikan bentuk karakter adil dan beradab yang dimana mereka mampu memberikan tindakan adil baik melalui proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran, sedangkan beradab disini yaitu mereka dapat menunjukkan sikap sopan santun. 

Sila ketiga, pada sila ketiga ini peserta didik mampu memberikan perilaku gotong royong yang menjadi salah satu bentuk karakter gotong royong seperti, piket kelas, organisasi, dan ekstrakulikuler(Ziliwu et al. 2024)

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, mengajarkan siswa tentang pentingnya musyawarah dan pengambilan keputusan demokratis. Siswa dapat terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah, seperti memilih ketua kelas atau mengatur kegiatan sekolah. Ini tidak hanya mengajarkan mereka bagaimana mengelola orang lain, tetapi juga mengajarkan mereka untuk mendengarkan orang lain dan menghargai proses demokrasi. 

Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", mendorong siswa untuk memahami betapa pentingnya kesejahteraan dan keadilan bagi semua orang. Sekolah dapat menanamkan prinsip-prinsip ini dalam praktik melalui program yang mendukung kesetaraan, seperti memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.

Penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar sangat berpengaruh dalam membentuk karakter siswa. Dengan menginternalisasi prinsip-prinsip ini, siswa tidak hanya akan menjadi orang yang cerdas, tetapi mereka juga akan memiliki sikap dan perilaku yang baik. Mereka belajar untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, berhati-hati, dan bermanfaat. Mewujudkan karakter anak sekolah dasar, Pancasila merupakan landasan yang harus diterapkan dalam kehidupan siswa. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara dan pengembangan individu. Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk karakter setiap warga negaranya, seperti menjadi seorang yang religius, berakhlak mulia, toleran, dan sebagainya. Karena itu, karakter yang berlandaskan Pancasila dimaksudkan untuk menjadi cara setiap warga negara berpikir dan bertindak (Dwiputri et al. 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun