Saat duduk di bangku kelas 5 SD, Alex dengan beraninya mengendarai mobil, dengan tambahan bantal di atas jok --tempat duduk di mobil. Alkisah, Alex Noerdin sempat dipindahkan ke sekolah lain.
Patriot pernah juga dahulu, ketika menduduki kelas 4 SD Alex terpaksa pindah sekolah dikarenakan tidak naik kelas. Rupanya, Alex tak menyesal kalau dianggap nakal setelah gagal naik kelas. “Tapi Yot, kalao dulu aku naik kelas, aku dak bakal jadi gubernur sekarang, ” ujar Patriot menirukan kata kata Alex saat itu.
Baginya, karir Alex boleh dibilang sukses. Ini, sudah terlihat sejak masa kanak-kanak . Sering kali setiap mereka bermain Alex menjadi sutradara, atau pengarah. Dan , ini baru disadari setelah Alex Noerdin menjabat Kepala Dinas Pariwiasata Kota Palembang.
Sifat iseng Alex yang tak bisa dilupakan, ketika Noerdin Pandji dikabarkan telah meninggal dunia di Jakarta tahun 1998. Seketika itu Alex menelpon kawan karibnya, Patriot mengabarkan bahwa sang ayah telah meninggal.
“Yot, uji ayah pernah berpesan kalau ayah meninggal kwan-kawan aku harus melok ngoborke, dan harus pakek baju adat Daerah masing-masing” jelas Alex melalui telpon.
Patriot menanggapi hal tersebut dengan tindakan serius, Patriot pergi menuju Jakarta
Setibanya, di rumah duka Patriot mengenakan pakaian adat tradisional Jawa yaitu kemeja garis hitam kuning berbahan tebal dengan hiasan blangkon di kepala.
“Oi Lex, kau ngolake aku lagi” dengan nada suara sedikit kesal Patriot menggerutui Alex
Alex hanya melontarkan senyum dari bibir tipisnya ke arah Patriot. ***
TIDAK hanya Patriot, Dr Hamid Rasyid, pria berkacamata, berwajah manis, bertubuh tinggi besar, berkulit putih, dikenal sebagai teman dekat Alex dan Patriot, saat ini ternyata menjadi dokter pribadi Alex.
“Selain jahil Alex mempunyai sisi religius” ungkap Hamid saat dia menemui kami beberapa menit setelah Patriot.