Â
Penggergajian kayu merupakan tempat yang digunakan untuk mengolah kayu yang telah ditebang atau batang pohon menjadi bentuk yang diinginkan seperti papan, reng, usuk, kusen dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Namun banyak diantara kita yang tidak tahu proses dari penggergajian kayu ini.
Berikut ini adalah cara kerja penggergajian kayu, antara lain:
- Kayu atau pohon yang telah di tebang di bawa ke Penggergajian Kayu menggunakan truk atau kendaraan pemilik kayu.
- Mengukur kubik dari suatu batang pohon yaitu, dengan cara mengukur diameter dan panjangnya lalu mencocokkan dengan tabel yang telah diperoleh dari Perum Perhutani, tujuannya untuk menghitung total biaya yaitu sekitar 150 ribu rupiah per kubik. Hal ini akan dilakukan oleh pekerja Penggergajian Kayu.
- Meletakkan batang pohon yang besar di Lori atau alat yang digunakan untuk mempermudah mendorong kayu saat akan di gergaji, digerakkan dengan rel seperti pada kereta. Di bagian Lori dibutuhkan 4 orang pekerja.
- Mengikat batang pohon dengan pengait dan mulai mendorong lori ke alat bandsaw atau gergaji pita.
- Menggergaji batang pohon yang besar dengan gergaji pita yang di gerakkan diesel dongfeng 30 pk menjadi bentuk yang diinginkan.
- Sedangkan batang pohon kecil tidak perlu dinaikkan Lori tetapi menggergaji nya dengan alat bandsaw ukuran lebih kecil atau biasa disebut srekel agar lebih efektif. Di butuhkan 2 orang pekerja.
- Setelah semua batang pohon telah di gergaji menjadi bentuk yang diinginkan, maka pemilik  kayu harus membayar total biaya Penggergajian Kayu. Lalu, kayu baru boleh di bawa pergi atau pulang oleh pemilik.
Biasanya batang pohon yang di gergaji ada banyak jenisnya antara lain pohon jati, mahoni, akasia, sengon, glugu dan lain lain. Hal lain yang harus diperhatiakan adalah ketersediaan solar atau bahan bakar, kondisi gergaji yang tajam, mesin harus dalam keadaan baik dan juga pekerja yang memakai seragam standar keamanan (masker, sarung tangan, kaca mata bening, sepatu boot atau kulit).
Demikian proses dari Penggergajian Kayu berdasarkan data riil yang di dapat dilapangan, Â semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H