Penyebab dari maraknya perilaku yang dilakukan oleh beberapa anak pejabat di Indonesia tersebut tidak terlepas dari sikap semena- mena, menganggap bahwa mereka mempunyai sosok yang bisa diandalkan dan akan kebal atas tuntutan hukum yang semuanya bisa terselesaikan dengan uang, yang membuat mereka enggan untuk berpikir beribu kali sebelum melakukan perbuatan tersebut.
Mencuatnya pemberitaan ini ke media masa menyebabkan pihak terkait dan masyarakat merasakan dampak dari kejadian tersebut. Pihak terkait khususnya pelaku, menjadi sasaran utama dari geramnya masyarakat dan menjadi bulan-bulanan atas tindakan yang dianggap tidak mencerminkan nilai kemanusian dan orang yang berpendidikan. Caci- makian, gunjingan kemarahan yang masyarakat lontarkan untuk pelaku tentunya menjadi sanksi sosial tersendiri selain dari sanksi hukum yang berlaku. Selanjutnya, dilihat dari prespektif masyarakat sendiri, dampak yang timbul atas kejadian ini adalah krisis kepercayaan dan pandangan positif mereka terhadap para pejabat. Dari yang awalnya mereka beranggapan bahwa para pejabat adalah panutan yang dapat mengayomi mereka akan berbanfing terbalik setelah kejadian ini.
Beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai pencegahan agar tiada lagi kasus yang serupa untuk kalangan remaja khususnya, diantaranya :
1.Kontrol dan arahan orang tua terhadap teman sebaya anak harus tetap dilakukan. Orang tua juga ikut membantu dalam membentuk ketahanan diri bagi sang anak sehingga tidak gampang terpengaruh apabila kenyataannya teman sepergaulan atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan perilaku yang diharapkan.
2.Pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak agar menciptakan kenyamanan serta hubungan yang komunikatif antar individu yang ada di dalamnya.
3. Kontrol tegas dari masyarakat atau pihak yang berwenang dalam menerapkan sanksi terhadap masyarakat yang menyimpang untuk menimbulkan efek jera.
4.Remaja diharapkan dapat menemukan figure yang mampu memberikan teladan yang dapat di contoh dalam tahap perkembanganya menjadi individu dewesa yang positif dan terarah.
5.Selektif dalam mengakses informasi di media massa untuk menghindarkan diri dari pengaruh yang negatif.
Untuk mencegah kejadian layaknya kasus diatas maka, kunci penting dalam menghentikan perilaku penyimpangan yang dilakukan remaja ada di orang tua. Bagaimana orang tua bertanggung jawab dan ikut dalam proses pertumbuhan serta pembentukan mental dan sifat dari anak-anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H