Mohon tunggu...
Aulia Elmufida
Aulia Elmufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Prinsip Kurikulum Merdeka dalam Kepemimpinan Pesantren Modern di Pondok Pesantren Al Munawaroh

19 September 2024   12:28 Diperbarui: 19 September 2024   12:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pesantren dapat mengimplementasikan "projek" pembelajaran berbasis "Profil Pelajar Pancasila" dengan fokus pada kegiatan-kegiatan yang mendorong partisipasi aktif santri, seperti pengembangan keterampilan kewirausahaan, kepemimpinan, dan pengabdian masyarakat berbasis nilai-nilai Islam.

Kolaborasi dengan Masyarakat

Pesantren dapat memperkuat penerapan Kurikulum Merdeka melalui kerja sama dengan masyarakat, baik dalam bentuk program pengabdian maupun kegiatan pembelajaran kontekstual yang melibatkan lingkungan sekitar. Misalnya, santri dapat terlibat dalam program pemberdayaan ekonomi berbasis syariah di masyarakat.

Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran

Kurikulum Merdeka membuka ruang untuk inovasi teknologi dalam pembelajaran. Pesantren dapat mengadopsi teknologi untuk mendukung pembelajaran yang interaktif dan kreatif, tanpa meninggalkan tradisi keilmuan pesantren, seperti "Kitab kuning".

Dengan pendekatan yang adaptif dan kolaboratif, pesantren dapat memanfaatkan Kurikulum Merdeka untuk memperkuat pendidikan karakter dan keterampilan santri, sekaligus menjaga identitas keislaman yang menjadi landasan utama dalam pendidikan pesantren.

Berdasarkan penjelasan dari kepemimpinan lembaga al munawaroh, Kurikulum merdeka yang di luncurkan di Indonesia sebagai bagian dari reformasi pendidikan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pengaruh di pesantren. adapun pengaruh kurikulum merdeka terhadap kualitas pengajaran di pesantren Al Munawaroh yaitu : "Fleksibilitas Pembelajaran" : Pesantren dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan pendekatan agama dan karakter, serta menambahkan keterampilan umum, "Proyek dan Praktik Nyata" : Pendekatan berbasis proyek memungkinkan integrasi ilmu agama dengan keterampilan praktis, memperkaya pengalaman santri, "Penguatan Pendidikan Karakter" : Kurikulum ini mendukung penguatan nilai-nilai moral dan spiritual sesuai dengan tujuan pendidikan pesantren, "Pengembangan Kompetensi Guru" : Pelatihan guru meningkatkan metode pengajaran interaktif dan adaptif, memperbaiki kualitas pengajaran, 'Keterampilan Abad 21" : Pesantren dapat mengintegrasikan keterampilan seperti kreativitas, komunikasi, dan literasi teknologi untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global.

Lembaga al munawaroh juga memiliki beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum Merdeka di pesantren modern. Tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum Merdeka di lembaga al munawaroh dapat mencakup beberapa aspek seperti: 1) Penyesuaian dengan Nilai-Nilai Pesantren : Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam belajar, tetapi penyesuaiannya dengan tradisi, budaya, dan nilai-nilai pesantren kadang sulit dilakukan. Ada kekhawatiran bahwa kurikulum yang terlalu fleksibel mungkin tidak selaras dengan pendidikan berbasis keagamaan yang lebih disiplin dan terstruktur. 2) Keterbatasan SDM : Guru-guru di pesantren sering kali harus menyesuaikan dengan metode pengajaran yang lebih modern dan berpusat pada siswa, sementara banyak di antaranya masih terbiasa dengan pendekatan tradisional. Pelatihan intensif untuk guru diperlukan agar mereka dapat mengimplementasikan metode ini secara efektif. 3) Fasilitas dan Teknologi : Kurikulum Merdeka mengharuskan penggunaan teknologi dan sumber belajar yang bervariasi. Beberapa pesantren mungkin belum memiliki akses penuh terhadap fasilitas teknologi yang memadai, seperti perangkat komputer, internet, dan bahan pembelajaran digital. 4) Peran Ganda Santri : Santri di pesantren modern seringkali memiliki dua peran, yaitu sebagai pelajar ilmu agama dan umum. Penyesuaian jadwal dan beban belajar dalam dua jenis kurikulum ini bisa menjadi tantangan tersendiri. 5) Penilaian Otentik : Sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka menekankan penilaian otentik, yang mungkin memerlukan waktu dan sumber daya tambahan bagi para guru di pesantren untuk melaksanakan dengan baik. Ini berbeda dari sistem penilaian tradisional yang lebih berfokus pada hasil ujian tertulis. 6) Dukungan dari Orang Tua : Orang tua santri di pesantren modern mungkin masih memiliki ekspektasi yang lebih tradisional dalam hal pendidikan anak-anak mereka. Pemahaman dan dukungan mereka terhadap pendekatan Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel dan inovatif juga bisa menjadi kendala.

Dengan tantangan-tantangan tersebut, pesantren modern perlu menemukan keseimbangan antara menerapkan Kurikulum Merdeka dengan tetap mempertahankan identitas pendidikan pesantren yang khas.

Pondok pesantren al munawaroh melatih para pengajar agar dapat menerapkan prinsip Kurikulum Merdeka secara efektif, lalu ada beberapa langkah yang bisa diambil dalam menerapkan prinsip tersebut yaitu : 1) Peningkatan Pemahaman Prinsip Kurikulum Merdeka = Workshop & Pelatihan Intensif,Studi Kasus dan Best Practices. 2) Pengembangan Kompetensi Pedagogik = Pendekatan Diferensiasi,Project-Based Learning (PBL). 3) Mendukung Peran Pengajar sebagai Fasilitator. 4) Pembelajaran Kolaboratif = Pendekatan Coaching dan Mentoring, Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran, Platform Pembelajaran Digital, dan Evaluasi Adaptif. 5) Penguatan Penilaian Autentik = Penilaian Proses dan Hasil, Rubrik Penilaian yang Fleksibel. 6) Monitoring dan Refleksi = Supervisi Kolaboratif, Komunitas Praktisi. 7) Pengembangan Sikap Inovatif dan Adaptif = Budaya Pembelajaran Berkelanjutan, Mindset Growth. Dengan pendekatan ini, para pengajar akan lebih siap dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif, dan siswa bisa merasakan dampak positif dari pembelajaran yang lebih fleksibel dan relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun