Mohon tunggu...
Aulia Elmufida
Aulia Elmufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengetahuan Tentang Model Pembelajaran Inkuiri

10 Juni 2024   13:09 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Yunnani, "heuriskin" (berarti "Saya menemukan"), dikenal kata "penyelidikan". Menurut Philips, inkuiri adalah teknik yang dapat diterapkan di semua lingkungan pendidikan. Dengan menggunakan berbagai aktivitas, metode model pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada penggunaan keterampilan berpikir kritis dan analitis untuk mengidentifikasi dan sampai pada jawaban sendiri terhadap suatu masalah. Pembelajaran inkuiri memerlukan perumusan masalah, pengembangan hipotesis, pengujian jawaban tentatif, penarikan temuan, dan penerapan hasil dan generalisasi.
Proses mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dapat disebut dengan istilah inkuiri, yang berasal dari istilah bahasa Inggris "inquiry". Penyelidikan, menurut Carin dan Sund, adalah suatu proses untuk melihat suatu situasi. Menurut Piaget, anak dapat dipersiapkan untuk melakukan eksperimennya sendiri dengan menggunakan teknik inkuiri. Hasilnya, mereka mampu mengamati apa yang sedang terjadi, termotivasi untuk bertindak, mengajukan pertanyaan, menemukan solusi sendiri, dan membandingkan hasil mereka dengan hasil siswa lain. Siswa dapat menggunakan kemampuan berpikirnya untuk melakukan penyelidikan melalui penggunaan inkuiri sebagai metode pengajaran dalam proses belajar mengajar.
Secara umum, inkuiri adalah suatu proses multifaset yang melibatkan perencanaan penyelidikan atau penyelidikan, perencanaan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan, penilaian buku-buku dan sumber informasi lainnya, pelaksanaan uji coba atau percobaan dengan bantuan alat untuk mengumpulkan data, menganalisis dan menafsirkan data, merumuskan prediksi, dan menyajikan. temuannya.
Menurut Welch, inkuiri adalah proses dimana manusia mempelajari atau memahami sesuatu. Akibatnya, ia sering digambarkan sebagai cara berpikir. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler mendefinisikan inkuiri sebagai strategi pengajaran di mana instruktur menerapkan kapasitas pemikiran kritis siswa untuk memeriksa dan menyelesaikan masalah secara metodis. Dengan kata lain, inkuiri dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan data melalui eksperimen dan/atau observasi. Tujuannya adalah untuk menerapkan kemampuan berpikir logis dan kritis Schmidt untuk menemukan jawaban atas pertanyaan atau memecahkan kesulitan yang ditimbulkan oleh pertanyaan atau masalah.
Gulo membahas tentang inkuiri, yaitu suatu jenis pembelajaran yang menyerukan kepada seluruh siswa untuk menggunakan keterampilan pencarian dan penyelidikannya secara logis, analitis, sistematis, dan kritis. Siswa sekarang dapat dengan percaya diri merumuskan temuan mereka berkat ini. Kurniasih dan Sani mendefinisikan model pembelajaran inkuiri sebagai suatu pendekatan pendidikan yang menggabungkan keterampilan rekayasa situasional agar siswa dapat berperilaku seperti ilmuwan.
Selain itu, Jauhar mengatakan dengan membimbing siswa berdebat dan mengajukan pertanyaan terbuka, paradigma pembelajaran inkuiri terbimbing memungkinkan guru mendukung siswa dalam pemecahan masalah. Dengan inkuiri terbimbing, instruktur memimpin kelas atau memberi mereka arahan yang jelas. Sari menyatakan bahwa "model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu langkah pembelajaran yang menekankan pada proses penyelidikan dalam memahami materi dimana siswa juga diharapkan mempunyai kemampuan menarik kesimpulan sebagai hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dengan bantuan bimbingan dari guru."
Mengenai pendapat Hamdayama, model pembelajaran inkuiri adalah metode yang digunakan dalam pendidikan untuk meningkatkan pemahaman dan pemahaman tentang alasan di balik gagasan siswa. Oleh karena itu, siswa harus berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Ambarjaya, model pembelajaran inkuiri adalah hubungan aktivitas pendidikan secara sistematis dan tanggap untuk mengetahui dan mendapatkan jawaban atas masalah. Oleh karena itu, siswa harus memiliki pemikiran yang reseptif.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran inkuiri berpusat pada tindakan siswa berdasarkan banyak definisi yang diberikan oleh para ahli. Dalam metodologi ini, siswa menggunakan metode ilmiah atau konsep ilmiah untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru guna mengembangkan pemahamannya sendiri. Proses ilmiah meliputi identifikasi suatu masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengevaluasi data, dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.
Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri
Menurutt Suyadi, "tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan disiplin ilmu intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahunya tersebut."
Usman menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran inkuiri memberikan sejumlah tujuan dan manfaat untuk menumbuhkan kreativitas belajar siswa, antara lain:
Mengembangkan kapasitas dan keahlian untuk mengatasi permasalahan berskala besar
Mengembangkan kemampuan analitis
Menumbuhkan pola pikir yang tidak memihak dan sifat ingin tahu baik dalam situasi sendiri maupun kelompok.
Suid, Yusuf, dan Nurhayati menyatakan bahwa tujuan inkuiri adalah membantu siswa menjadi lebih mahir berpikir kritis saat belajar. Mereka mengklaim bahwa dengan membantu siswa menemukan solusi terhadap masalah yang telah mereka pelajari, hal ini dapat memberi mereka lebih banyak peluang untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Selain itu, siswa dapat menemukan potensi diri mereka sendiri, yang akan membuat mereka bahagia ketika mereka menemukan cara untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Tujuan paradigma pembelajaran inkuiri menurut Fathurrohman adalah membantu siswa dalam memperluas pengetahuannya melalui proses berpikir reflektif. Akibatnya, instruktur di kelas hanya sekedar memberikan bantuan; siswa harus mencari dan menemukan solusinya sendiri. Untuk menjaga suasana bersahabat, guru tetap terus mengawasi dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Menurut pandangan para ahli di atas, sangat penting untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan hasil belajar mereka dengan mengembangkan kemampuan kognitif mereka dalam kaitannya dengan proses berpikir reflektif.    
Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Karakteristik adalah kualitas yang membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Sanjaya mencantumkan beberapa ciri utama pembelajaran inkuiri berikut ini:
Memberikan penekanan terutama pada kegiatan eksplorasi dan penemuan siswa.
Menginstruksikan siswa untuk mencari dan memecahkan masalah dalam setiap tugas yang dikerjakannya.
Berusaha untuk meningkatkan kapasitas pemikiran metodis dan kritis serta pemahaman intelektual terhadap proses berpikir.
Berikut tiga ciri utama model pembelajaran inkuiri menurut jauhar:
Siswa akan memperoleh kepercayaan diri yang lebih besar dalam semua tugas yang mencakup menemukan dan mencari
Model pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada kegiatan penemuan dan pencarian; Dan
Pengembangan kapasitas intelektual sebagai proses mental merupakan tujuan dari paradigma pembelajaran inkuiri.
Alim mengemukakan tiga ciri model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
Menekankan aktivitas siswa untuk mengeksplorasi dan menentukan apa yang dimaksud dengan mengelompokkannya sebagai subjek belajar
Siswa diharapkan mencari dan menemukan solusi sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guna menumbuhkan pola pikir percaya diri dalam segala aktivitasnya.
Strategi ini berupaya mengembangkan keterampilan kognitif sebagai komponen pemrosesan mental.

Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Menurutt Juahar, modl pembelajarann inkuiri ada 3 macam, yaituu:
Inkuiri terbimbing (Guide inquiry approach)
Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi dan penyelidikan sambil tetap menjaga pengawasan guru.
Inkuiri bebas (Free inquiry approach)
Memberikan tugas kepada siswa dengan cara seorang ilmuwan. Siswa yang terbiasa belajar melalui model inkuiri biasanya adalah siswa yang menganut pendekatan ini.
Inkuiri bebas yang di modifikasi (Modified free inquiry approach)
Strategi ini mengintegrasikan metodologi model pembelajaran pertanyaan sebelumnya.

Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran yang mudah didekati sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Instruktur juga harus mampu memotivasi siswanya untuk maju dan memikul tanggung jawab yang lebih besar.
Berikut langkah-langkah umum uraian Gunardi tentang model pembelajaran inkuiri:
orientasi
Pada tahap ini, instruktur akan membantu siswa bersiap menghadapi serangkaian pembelajaran dengan menguraikan mata pelajaran, tujuan, dan hasil belajar yang harus mereka capai.
Nyatakan masalahnya
Pada tahap ini guru akan menyiapkan sumber daya yang diperlukan agar siswa dapat menciptakan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Kembangkan hipotesis
Dalam hal ini, guru mendukung pengembangan keterampilan membuat hipotesis siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran yang memotivasi mereka untuk memberikan jawaban spekulatif.
Kumpulkan informasi
Instruktur mendorong siswanya untuk merenung dan mencari informasi yang mereka perlukan.
Periksa teorinya
Gurunya membantu siswa dalam menentukan jawaban berdasarkan fakta dan data yang diberikan.
Mengembangkan kesimpulan
Instruktur membantu mereka dalam menjelaskan kesimpulan yang diambil dari hasil hipotesis.
Pemikiran lain mengenai langkah-langkah paradigma pembelajaran inkuiri juga disuarakan oleh Putri, Indrawati, dan Mahardika. Ini adalah sebagai berikut:
Perkenalkan pertanyaan atau permasalahan
seperti latihan yang membangun pengetahuan siswa sebelumnya melalui contoh.
Memotivasi dan menginspirasi siswa
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu berbagi pemikirannya dengan kelompoknya.
Bentuklah asumsi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi hipotesis terkait dan memecahkan masalah.
Buat tes
Melaksanakan eksperimen dan merancang tugas berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Melakukan eksperimen:
Dalam kegiatan ini dilakukan eksperimen dan pengumpulan data.
Mengumpulkan dan memeriksa informasi
Cari dan kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, lalu evaluasi untuk mengetahui kebenaran teorinya.
Menurutt Gulo, model pembelajaran inkuiri meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Ajukan pertanyaan atau masalah
Proses penyelidikan dimulai ketika pertanyaan atau masalah diajukan. Setelah soal dituliskan di papan tulis untuk meyakinkan pemahamannya, siswa diminta mengembangkan hipotesis.
Kembangkan hipotesis
Jawaban sementara atas suatu pertanyaan yang dapat diverifikasi dengan data disebut hipotesis. Guru menanyakan siswa tentang pemikiran mereka tentang teori yang berkaitan dengan topik saat ini untuk memfasilitasi proses ini.
Kumpulkan informasi
Hipotesis memfasilitasi proses pengumpulan fakta. Data akhir dapat berbentuk tabel, matriks, atau grafik.
Menganalisis data
Merupakan tanggung jawab siswa untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dengan memeriksa data yang dikumpulkan. Ini adalah faktor penting untuk mengetahui apakah hipotesis itu benar atau tidak.
Menarik kesimpulan
Tahap terakhir pembelajaran inkuiri adalah menarik kesimpulan sementara dari informasi yang telah dikumpulkan siswa. (DUA)
Menurutt Sanjaya, model pembelajaran inkuiri terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
orientasi
Dengan mendorong siswa untuk mempertimbangkan strategi pemecahan masalah pada saat ini, instruktur mempersiapkan mereka untuk memulai proses pembelajaran. Orientasi merupakan tahap yang krusial karena kesediaan siswa untuk terlibat dalam kegiatan yang mengharuskan mereka memecahkan masalah merupakan komponen kunci pembelajaran berbasis inkuiri. Berikut adalah beberapa tugas yang diselesaikan selama fase orientasi:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan bagi siswa.
Menjelaskan pokok bahasan tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, tahapan investigasi dan tujuannya masing-masing mulai dari mendefinisikan masalah hingga merumuskan kesimpulan.
Hal ini juga memperjelas pentingnya tujuan dan kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menginspirasi anak-anak.
Nyatakan masalahnya
Pada titik ini, guru mengajukan pertanyaan berbasis teka-teki di depan kelas. Siswa dipaksa untuk berpikir kritis dan memecahkan teka-teki sebagai hasil dari inkuiri ini, yang merupakan komponen penting dari teknik inkuiri. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat dengan cara ini saat mereka berupaya meningkatkan perkembangan mental mereka melalui proses berpikir. Berikut ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan masalah:
Siswa hendaknya mengembangkan masalahnya sendiri agar dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
Pasti ada teka-teki dalam masalahnya, dan solusinya diketahui.
Konsep-konsep yang digunakan dalam soal haruslah konsep-konsep yang sudah familiar bagi siswa. Dengan kata lain, instruktur perlu mengkonfirmasi terlebih dahulu bahwa ide-ide yang dimasukkan ke dalam masalah adalah ide-ide yang sudah familiar bagi siswa sebelum proses inkuiri.
Buatlah hipotesis
Kapasitas berpikir pada dasarnya sudah ada sejak lahir. Setiap orang mempunyai kapasitas untuk menduga, atau membuat tebakan, tentang keadaan tertentu. Inilah yang disebut dengan potensi berpikir. Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berspekulasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang mendorong mereka untuk mempertimbangkan solusi jangka pendek atau hipotesis berbeda mengenai kemungkinan solusi terhadap masalah yang sedang dibahas.
Mengumpulkan informasi dan mengevaluasi teori
Pembelajaran inkuiri memerlukan aktivitas mental dalam pengumpulan data, yang sangat penting untuk pertumbuhan intelektual. Proses pengumpulan data tidak hanya memerlukan ketekunan dan kemampuan berpikir kreatif, namun juga keinginan yang kuat untuk belajar. Guru harus mendorong siswanya untuk berpikir tentang memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Menentukan tanggapan yang tepat berdasarkan fakta atau informasi yang dikumpulkan dari pengumpulan data adalah proses pengujian hipotesis. Mengetahui seberapa yakin siswa terhadap tanggapan mereka adalah tujuan pengujian hipotesis. Tujuan lain dari menguji hipotesis adalah untuk membantu siswa menjadi lebih mahir dalam penalaran. Artinya, respons yang tepat tidak bisa hanya didasarkan pada argumen; hal ini perlu didukung oleh fakta yang kuat.
Mengembangkan kesimpulan
Langkah terakhir dalam menjelaskan hasil pengujian hipotesis dan kesimpulan yang diambil adalah merumuskan kesimpulan. Banyaknya solusi mungkin menunjukkan bahwa kesimpulan yang diambil tidak fokus pada permasalahan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, guru dapat menginstruksikan siswa tentang data mana yang diperlukan untuk menarik kesimpulan yang valid.
Berdasarkan perspektif di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum pengajaran dimulai, instruktur perlu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif. Hasilnya, siswa akan lebih mudah terlibat dalam kegiatan pendidikan.

Kelebihan Modell Pembelajaran Inkuiri
Marsh berpendapat kelebihan model pembelajarann inkuiri anatara lain sebagai berikut:
Pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti adalah satu-satunya pengetahuan yang dapat digunakan secara ekonomis.
Karena mereka dapat memanfaatkan analisis data dan penerapannya untuk memecahkan masalah, metode ini memungkinkan siswa untuk melihat materi dengan cara yang lebih positif dan realistis.
Siswa menganggap metode ini sangat memotivasi. Siswa akan terinspirasi untuk berpikir kritis tentang isu-isu tertentu, mencari data terkait, dan memutuskan apa yang terbaik bagi mereka secara pribadi.
Karena guru memfasilitasi pembelajaran daripada mengendalikan aktivitas yang dikendalikan oleh guru, strategi ini juga memungkinkan peningkatan hubungan antara guru dan siswa.
Dibandingkan dengan cara lain, cara ini menawarkan nilai transfer yang lebih tinggi.
Roetiyanah berpendapat kelebihann moodel pembelajaran inkuiiri, yaitu sebaogai berikutt:
Kapasitas siswa dalam mengembangkan dan membentuk konsep diri dapat membantu mereka memahami pemikiran yang lebih kompleks dan prinsip-prinsip dasar.
Membantu siswa dalam menggunakan ingatan mereka untuk memasukkannya ke dalam kegiatan pembelajaran baru.
Mendorong anak berpikir mandiri dan luas.
Mendorong mereka untuk membentuk teori mereka sendiri dan berpikir secara mendadak.
Menawarkan kepuasan yang menarik.
Mampu menyegarkan lingkungan belajar.
Mampu mengembangkan kemampuan dan kemampuan yang unik.
Izinkan siswa untuk melanjutkan pembelajaran mandiri.
Mampu menjauhi pendekatan pendidikan konvensional.
Mampu membantu siswa dalam menyesuaikan dan mengasimilasi pengetahuan dalam jangka waktu yang wajar.
Berikut lima kelebihann teknik inkuiri untuk pembelajaran:
Membantu siswa dalam bersiap dan mengembangkan keterampilan kognitif mereka.
Siswa dapat mempelajari materi baru secara mandiri atau dalam kelompok kecil, sehingga memudahkan pemahamannya terhadap kemampuan memverifikasi teorinya sendiri.
Dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih dinamis dan aktif, siswa dapat menjadi lebih termotivasi dan tertarik dengan apa yang dipelajarinya.
Dimungkinkan untuk menawarkan prospek pertumbuhan dan peningkatan sesuai dengan kemampuan atau preferensi setiap individu yang terlibat.
Guru dianggap tidak mempunyai pengaruh apa-apa di kelas, dan pembelajaran dipandang sebagai aktivitas yang berpusat pada diri sendiri. Dengan demikian, rasa percaya diri dapat terdongkrak melalui proses menemukan pembelajaran diri sendiri.
Usman menyebutkan manfaat model pembelajaran berbasis inkuiri sebagai berikut:
Membantu siswa dalam pertumbuhan, penguasaan, dan kesiapan proses kognitif.
Untuk memahami apa yang dipelajarinya, siswa harus memperoleh pengetahuannya sendiri. dapat memotivasi siswa untuk terlibat lebih penuh dalam proses dan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
Menguatkan dan meningkatkan rasa percaya diri melalui proses penemuan diri karena pembelajaran berpusat pada siswa dan peran guru sangat terbatas.
Menurut Shoimin, metodologi pembelajaran inkuiri mempunyai manfaat sebagai berikut, yaitu sebagai berikut:
Mampu memberikan lokasi belajar kepada siswa sesuai dengan metodologi pilihannya.
Mampu memenuhi kebutuhan siswa yang mempunyai bakat di atas rata-rata.
Menurut Nababan, paradigma pembelajaran inkuiri mempunyai kelebihan sebagai berikut:
Akan membuat siswa yang pasif lebih terlibat, sehingga akan menghidupkan lingkungan belajar di kelas.
Akan dikembangkan ide-ide mendasar yang mendasari pemikiran siswa.
Siswa akan mengembangkan proses berpikir yang lebih mandiri dan kemampuan kerja sama tim.
Hindari metode pembelajaran konvensional dan ikuti perkembangan terkini.
Siswa mempunyai akses terhadap sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk belajar.
Mampu membentengi siswa yang memiliki kemampuan berpkir tingkatt tingi. HaI inii dapt di artikan bahwaa siswa yangg merupakan pembelajar yang baik tidak akan dihalangi oleh siswa lain yang kesulitan mengikuti materi.
Berikut Penjelasan lebih rinci mengenai kelebihan model pembelajaran inkuiri, yaitu:
Ingatan menjadi meningkat.
Akan lebih mudah untuk mengingatnya jika siswa menemukan sendiri di mana solusinya berada. Karena siswa membuat penemuan luar biasa sendiri selama proses tersebut. Kemampuan metode inkuiri untuk mendukung penggunaan memori dan transfer memori ke skenario pembelajaran baru adalah hal yang menjadikannya sangat penting.
Membekali siswa untuk menangani situasi-situasi masalah yang baru.
Dengan menggunakan metodologi pembelajaran inkuiri, siswa telah diajarkan bagaimana secara aktif menangani masalah yang muncul. Sejumlah latihan pembelajaran dalam pembelajaran inkuiri menekankan pada penggunaan berpikir kritis dan analisis untuk mencari dan mengidentifikasi solusi terhadap situasi tertentu. Agar siswa menjadi mahir dalam menangani permasalahan dan menjadi terbiasa melakukannya.
Motivasi/dorongan tinggi yang berkenaan dengan penemuan.
Siswa didorong untuk mempresentasikan konsep mereka dan merancang metode untuk mengujinya. Oleh karena itu, pendidik mendorong siswanya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti pengumpulan informasi, analisis data dan konstruksi argumen, sintesis dan pengembangan konsep, pemecahan masalah dengan gagasan awal, dan generalisasi data.
Siswa lebih lanjut mengembangkan minat belajar.
Minat belajar dapat dipengaruhi oleh pembelajaran yang menyenangkan, apalagi jika dibarengi dengan partisipasi siswa secara utuh. Antusiasme siswa dalam belajar dapat diperoleh dari perkembangan yang terjadi sepanjang kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri.
Siswa dapat mengembangkan ketrampilan dan sikap yang pokok bagi belajar dengan mengarahkan diri sendiri.
Siswa belajar lebih mandiri selama proses ini dan menjadi pemecah masalah yang lebih kreatif. Karena anak-anak benar-benar diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, maka partisipasi aktif siswa diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap anak, yang keduanya berfungsi untuk menanamkan dalam diri mereka dasar-dasar berpikir ilmiah.
Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
Pendekatan ini dapat meningkatkan konten yang sedang dipelajari dengan memperdalam dan memperkayanya, sehingga akan meningkatkan retensi. Siiswa akan lebih mudah memperoleh gagasan-gagasan mendasar jika mereka dihadapkan pada ide-ide baru dalam pendidikannya yang diimbangi dengan informasi yang disimpan dalam jangka waktu lama.
Mampu memberikan waktu yang cukup bagi anak untuk menyerap dan menyesuaikan diri dengan materi baru.
Mendorong siswa untuk bersikap terbuka, jujur, tidak memihak, serta berpikir dan bekerja secara mandiri.
Siswa akan belajar secara positif melalui pemecahan masalah dan belajar sendiri, yang akan membuka jalan bagi berkembangnya pendidikan demokratis.
Hindari metode pengajaran konvensional, seperti memiliki guru yang bertanggung jawab atas kelas.
Pengajaran yang menekankan pada proses pengolahan informasi, dimana siswa secara aktif mencari dan mengolah informasi sendiri dengan tingkat pengolahan mental yang lebih tinggi atau lebih banyak, telah menggantikan gagasan bahwa guru hendaknya menyajikan materi kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik namun proses mentalnya berada pada tingkat yang rendah.
Memberikan kesempatan belajar kepada anak dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai alat pembelajaran, sehingga guru bukanlah satu-satunya sumber informasi.
Dalam Guru dapat mengetahui pengetahuan dan pemahaman siswanya terhadap topik yang dibahas dalam percakapan berbasis inkuiri.
Pentingnya bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswanya. Melalui rangkaian tugas yang diselesaikan siswa, guru dapat lebih mudah menentukan topik mana saja yang dikuasai siswanya bila menggunakan metode inkuiri. Siswa yang sudah dan belum memahami konsep yang dipelajari akan ditentukan melalui serangkaian kegiatan.
Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
Kelemahan model pembelajaran inkuiri menurut Marsh anatara lain sebagai berikut:
Dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran lainnya, strategi ini memerlukan jumlah jam kelas yang banyak serta waktu yang dihabiskan di luar kelas.
Metode ini memerlukan proses berpikir yang berbeda, termasuk penggunaan alat analitis dan kognitif. Ini mungkin tidak terlalu membantu untuk banyak mata pelajaran.
Metode konvensional bab demi bab lebih disukai siswa.
Menurut Sumanti dan Permana kekurangan model pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Pendekatan pembelajaran inkuiri tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.
Fasilitas yang memadai harus tersedia agar pendekatan pembelajaran inkuiri dapat berhasil.
Guru harus mengadaptasi metode pengajaran konvensional agar dapat memenuhi perannya sebagai mentor, motivator, dan fasilitator.
Sulitnya mengubah kebiasaan belajar siswa yang aktif mencari informasi dan harus mampu menemukannya sendiri; kebiasaan mahasiswa dalam menerima informasi dari profesor ini harus diubah.
Membuat siswa bingung bagaimana memanfaatkan kebebasan yang diberikan guru untuk belajar sehingga menghambat efektivitas proses pembelajaran.
baik secara intelektual maupun teknis dalam proses pembelajaran berbasis inkuiri. Strategi pembelajaran eksploratif mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
Model pendekatan eksploratif dipandang sulit untuk dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran ketika pola belajar siswa bertentangan satu sama lain.
Proses penerapan pendekatan inkuiri terkadang memakan waktu lama, sehingga menyulitkan guru untuk menyesuaikan diri dengan jangka waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Dalam menggunakan strategi eksplorasi, sains sebenarnya membutuhkan banyak hal, seperti pendanaan untuk fasilitas yang membantu memvalidasi teori.
Strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan inkuiri ini akan sulit diterapkan dan diterapkan oleh siswa karena pendekatan inkuiri juga menekankan kriteria keberhasilan pembelajaran yang ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran semua guru.
Usman menyebutkan kelemahan model pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Siswa harus berani dan mau mengenal lingkungannya, serta harus siap mental dan dewasa.
Model pembelajaran inkuiri mendapat kritik karena terlalu fokus pada proses dan kurang mempertimbangkan bagaimana sikap dan kemampuan siswa berkembang.
Berikut beberapa pernyataan Shoimin mengenai kekurangan model pembelajaran inkuiri:
IQ yang tinggi diperlukan untuk pembelajaran inkuiri karena IQ yang rendah akan menyebabkan hasil belajar yang kurang efektif.
Guru harus mengadopsi strategi pengajaran baru yang melibatkan dorongan, pengarahan, dan dukungan terhadap pembelajaran siswa, bukan sekadar menyampaikan pengetahuan.
Karena dilakukan secara berkelompok, maka orang-orang tertentu dalam kelompok tersebut mungkin kurang terlibat.
Guru akan mempunyai banyak masalah di kelas yang jumlah siswanya banyak.
Menerapkan pengetahuan ini dalam lingkungan pendidikan yang kurang mendukung membutuhkan banyak usaha dan memberikan hasil yang kurang efektif.
Jika guru tidak ahli dalam kelas, pembelajaran akan kurang berhasil.
Kurniawan menyebutkan sejumlah kekurangan model pembelajaran inkuiri, seperti:
Tindakan dan kemajuan siswa dipantau melalui cara-cara yang menantang. karena sebagian siswa merasa kesulitan dalam mengutarakan pendapatnya.
Karena siswa masih mengenal teknik inkuiri, akan sulit merancang pembelajaran dengan menggunakan teknik tersebut.
Dibutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakannya dan menjadi tantangan bagi guru untuk mengubah waktu yang diberikan.
Karena keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh siswa yang menguasai materi pelajaran, maka akan menjadi tantangan bagi semua guru untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Untuk gambaran lebih lengkap mengenai kekurangan model pembelajaran inkuiri, lihat berikut ini:
Membutuhkan banyak waktu.
Mengumpulkan informasi yang diperlukan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan tentunya memerlukan proses teknik penyelidikan yang panjang dan harus bersifat metodis.
Sebelum permasalahan terselesaikan, siswa seringkali mengalami disorientasi.
Siswa dapat dengan mudah mengalami disorientasi ketika dihadapkan pada suatu masalah; hal ini bisa disebabkan oleh data yang tidak akurat atau tidak memadai, langkah-langkah yang diambil salah, dan lain-lain. Mengatasi masalah dapat terhambat oleh tantangan yang tidak diantisipasi.
Antusiasme siswa dapat berkurang karena penemuan yang salah.
Karena banyaknya tugas orang yang membutuhkan partisipasi siswa, maka siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mudah bersemangat dalam mengatasi permasalahan yang ada. Ketika anak-anak mencapai usia sekolah dasar dan mempelajari hal-hal yang tidak pantas atau tidak pantas, seringkali mereka melepaskan semangat belajarnya.
Beberapa siswa tidak dapat menemukan temuan yang relevan.
Siswa di sekolah dasar merasa sangat sulit berpikir kritis ketika menyelesaikan tugas yang sistematis. Tidak semua siswa mampu berpikir seperti ini, bahkan bagi mereka yang mampu berpikir seperti itu. Strategi pembelajaran ini akan menjadi rumit karena kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Ketidakmampuan siswa dalam menemukan hasil belajar yang ditargetkan adalah akibatnya.
Kecerdasan siswa yang tinggi diperlukan untuk pembelajaran melalui inkuiri; Hasil belajar akan kurang berhasil apabila siswa mempunyai intelektualitas yang rendah.
Ada banyak cara berbeda untuk menilai ketidakefektifan suatu metode.  Misalnya, jika guru tidak ahli di kelas, pembelajaran tidak akan berjalan dengan mudah, siswa akan kesulitan memahami topik yang dibahas, dan pembelajaran akan menjadi kurang produktif.
Perlunya penyesuaian metode belajar siswa agar dapat menerima materi guru secara verbatim.
Penerapan metode inkuiri akan menjadi tantangan tersendiri mengingat paradigma pembelajaran saat ini yang memberikan siswa akses penuh terhadap guru sebagai sumber pengetahuan mereka. Penjelasan yang paling mendasar adalah bahwa minat siswa yang kuat memicu penyelidikan mereka, yang kemudian diikuti oleh pencarian mereka sendiri terhadap berbagai sumber yang tersedia. Butuh waktu lama bagi siswa untuk menghentikan kebiasaan hanya mendengarkan guru dan menentukan akurat atau tidaknya informasi yang disampaikan.
Guru harus mengadopsi pendekatan pedagogi baru, beralih dari sekedar menyampaikan pengetahuan menjadi bertindak sebagai mentor, motivator, dan fasilitator pengembangan siswa.
Selain siswa yang berpartisipasi aktif dalam metode inkuiri, guru juga harus mampu mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga mendorong keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan ini. Menerapkan strategi ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, karena mereka sudah terbiasa menjadi guru dan tidak lebih dari itu. Hal ini disebabkan karena dalam metode inkuiri dan teknik yang akan digunakan sebagai tahap awal perubahan sistem pendidikan, pengajar harus mampu berperan sebagai fasilitator, membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah. materi dengan memfasilitasi proses koreksi dan memberikan kegiatan pengayaan bagi yang telah menguasainya. materi motivator (memberikan motivasi dalam setiap pembelajaran), dan membimbing siswa dalam belajar.
Mungkin ada anggota yang kurang berminat karena dilakukan secara berkelompok.
Penggunaan metode inkuiri dalam lingkungan pendidikan akan terhambat oleh keberagaman siswa yang terdaftar. Siswa yang kurang aktif akan kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sekelas yang lebih aktif di setiap tingkat kelompok. Ketika guru mengizinkan kelas untuk berdiskusi, siswa yang kurang terlibat akan mudah dikenali. Siswa yang kurang terlibat biasanya berdiam diri, sehingga menyulitkan mereka untuk memahami materi yang sedang dibahas.
Anak-anak yang masih terlalu muda, misalnya anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar, tidak disarankan untuk mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri.
Setiap kelompok umur dapat menerima pelatihan inkuiri, dimulai dari taman kanak-kanak. Tentu saja, ada variasi mengenai tingkat kesulitan tantangannya. Tingkat kesulitan soal yang dapat diberikan meningkat seiring dengan tingkat kelas. Kurang tepat untuk siswa SD karena pemikirannya masih terbatas, memerlukan banyak uluran tangan dalam keterampilannya, dan lain sebagainya.
Sebaiknya bimbingan guru diberikan karena cara anak belajar menggunakan teknik ini.
Guru dapat mengajar orang yang lebih dekat dengan siswa dengan menggunakan metode inkuiri sebagai wadah. Guru yang menerapkan metode berbasis inkuiri ini perlu memantau secara ketat setiap pembelajaran yang diberikan. Sangat penting untuk memperhatikan konten yang dipelajari dan siswa, terutama untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan pemahaman. Guru biasanya tidak memiliki kemampuan ini atau menganggapnya sulit untuk digunakan. Artinya, perlu lebih banyak bimbingan guru dalam metode inkuiri.
Guru akan mengalami banyak kekhawatiran di kelas yang siswanya banyak.
Jika pembelajaran inkuiri yang biasanya dilakukan dalam kelompok diimplementasikan di lingkungan kelas yang kurang mendukung, penyelesaiannya akan memakan waktu lebih lama dan menghasilkan lebih sedikit hasil yang bermanfaat. Keadaan ini dapat terlihat dari buruknya fasilitas, berkurangnya kemampuan berpikir kritis siswa, atau jumlah siswa yang berlebihan sehingga membuat guru kewalahan.
Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Inkuiri
Penggunaan model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa prinsip, berikut beberapa pedoman penerapannya:
Dengan penekanan pada pertumbuhan intelektual
Pengembangan kemampuan berpikir dan orientasi pada proses pembelajaran merupakan tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri. Upaya siswa untuk mencari dan menemukan apa pun yang merupakan gagasan jelas menunjukkan sejauh mana pembelajaran ini telah berjalan.
Prinsip interaksi
Dalam proses mendidik dan pembelajaran, pendidik membimbing peserta didik untuk mengembangkan kapasitas berpikir kritisnya namun sekaligus berfungsi sebagai pengatur lingkungan dan pengatur interaksi pembelajaran.
Prinsip interogasi
Karena bertanya pada hakikatnya merupakan komponen berpikir, maka guru juga berperan sebagai penanya.
Gagasan mengembangkan keterampilan kognitif
Memperoleh pengetahuan merupakan proses kognitif yang melibatkan optimalisasi seluruh kemampuan otak.
Konsep transparansi
Belajar adalah proses bereksperimen dengan berbagai pilihan. Oleh karena itu, siswa harus diizinkan untuk bereksperimen dengan cara yang paling sesuai dengan pertumbuhan keterampilan logis dan penalaran mereka. Guru mempunyai kewajiban untuk memberikan ruang kepada siswa untuk menyusun hipotesis dan secara jujur menunjukkan kebenaran gagasan tersebut.
Syarat-Syarat Inkuiri Dapat Berjalan Dengan Baik
Model inkuiri akan efektif apabila:
Guru hendaknya mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan hanya berfokus pada penguasaan mata pelajaran, karena proses pembelajaran juga sama pentingnya.
Pembelajaran yang akan diajarkan berbentuk kesimpulan yang memerlukan bukti.
Rasa ingin tahu alami siswa terhadap suatu mata pelajaran menjadi landasan dalam belajar.
Mahasiswa adalah generasi muda yang mempunyai kapasitas dan keinginan berpikir.
Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak sehingga memudahkan pengelolaan.
Ada banyak peluang bagi para pendidik untuk mengadopsi metodologi yang berpusat pada peserta didik.
Roestiyah mengemukakan bahwa untuk mengefesienkan model inkuiri dapat ditimbulkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Membimbing kegiatan
Memberikan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Modifikasi Inkuiri
Dalam hal ini pandangan,guru hanya memberikan soal dan pembekalan bahan atau alat yang diperlukan untuk menjawab soal secara individu atau kelompok .guru hanya memberikan soal dan bekalbahan atau alat yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan secara individudalam kelompok.
Kebebasan bertanya
Untuk membantu siswa mengidentifikasi kesulitan dan menentukan jenis soal yang akan dipelajari, guru mengizinkan mereka untuk mengikuti kegiatan "inkuiri bebas". Siswa mengidentifikasi kesulitan dan menentukan jenis soal yang akan dipelajari, guru mengizinkan siswa mengikuti kegiatan "inkuiri bebas".
Peran berbasis inkuiri
Dalam proses prosespenyelesaian masalah, siswa berpedoman pada aturan - aturan yang sering diikuti oleh civitas akademika dari Dalam menyelesaikan masalah, siswa berpedoman pada aturan-aturan yang sering diikuti oleh civitas akademika
Mengundang ke dalam inkuiri
Merupakan kegiatan proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam tim untuk memecahkan masalah dimana setiap anggota diberi peran yang berbeda-beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, pencatatan data, dan proses penilaian.
Teka-teki bergambar
Salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi, keaktifan dan perhatian siswa dalam diskusi kelompok. Gambaran demonstrasi atau situasi nyata dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh atau peningkatan pemikiran kritis dan kreatif siswa.
Pelajaran Sinektika
Pendekatan ini merangsang bakat kreatif siswa. Pada dasarnya "synectics" menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam menciptakan berbagai bentuk figuratif guna membuka kecerdasan dan mengembangkan kreativitas. Hal ini dapat dilakukan karena metafora dapat membantu melepaskan ikatan struktur mental yang melekat kuat dalam memandang suatu permasalahan sehingga dapat mendukung munculnya ide-ide kreatif.
Kejelasan nilai
Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai keunggulan pendekatan ini terutama mengenai sikap, nilai dan pembentukan konsep diri siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun