Saat ini sudah tidak jarang kita temukan kasus dan perilaku menyimpang dari anak dan remaja, tidak jarang juga kita temukan anak dan remaja yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya. Depresi, stress, bahkan juga belakangan ini sedang marak anak dan remaja yang mengakhiri hidup mereka karena masalah kesehatan mental yang dialaminya. Sangat disayangkan, lingkungan kita masih menganggap remeh dan memandang sebelah mata pada kasus seperti ini, ini yang mengakibatkan melonjaknya kasus bunuh diri pada anak dan remaja. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan mental anak ini adalah pola asuh dari orang tua yang kurang tepat.
  Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap ketahan mental dari seorang anak, selain itu berpengaruh juga terhadap tindakan serta perilaku dari seorang anak. Apabila selama proses perkembangan anak pola asuh yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak pada masa perkembangan hingga dewasa maka kemungkinan besar anak tersebut memiliki perilaku yang baik dan kesehatan mental yang juga baik dan stabil, seperti memiliki manajemen emosi yang baik, memiliki cara berkomunikasi yang baik, dapat menjaga tingkah laku serta ucapan dengan baik, mampu berprestasi, dan mampu bertahan dimasyarakat ketika anak mulai beranjak dewasa.Â
  Kesehatan mental meliputi kesehatan dalam seluruh aspek perkembangan dalam diri seorang anak, baik dalam segi fisik juga psikisnya. Kesehatan mental juga meliputi upaya-upaya untuk mengatasi stress dalam diri seorang individu, ketidak mampuan dari seorang individu dalam menyesuaikan diri, kurangnya kemampuan seorang individu untuk berhubungan dengan orang lain, serta ketidak mampuan dari seorang individu dalam mengambil keputusan (Fakhriyani, 2019) Kesehatan mental pada tiap-tiap individu tentunya berbeda, tergantung dengan bagaimana ia melalui masa perkembangannya. Untuk dapat melihat apakah kesehatan mental pada diri anak baik, kita dapat melihatnya juga dari perilaku yang tercermin dari seorang anak pada kehidupan dan kesehariannya.Â
Seorang anak dengan kesehatan mental yang buruk dan tidak stabil biasanya meimiliki perilaku yang agresif, pemurung, tertutup, serta mengalami perubahan emosi yang tidak jelas, bahkan bisa memunculkan perilaku manipulatif, parahnya lagi perilaku buruk dari sang anak dapat memicu perilaku kriminal yang tidak diinginkan. Sebaliknya, seorang anak dengan kesehatan mental yang baik biasanya akan mampu berprestasi dan berbaur dengan lingkungannya, anak dengan kesehatan mental yang baik biasanya akan memiliki aura dan energi yang lebih positif. Kesehatan mental merupakan suatu kondisi dari seseorang yang memiliki kemungkinan untuk dapat berkembang dalam semua aspek perkembangan, baik secara fisik, intelektual, serta secara emosional yang optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga ia mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.Â
Dalam hal pola asuh orang tua yang memiliki peran penting disini adalah kedua orang tua yang masih termasuk kedalam faktor keluarga yang menjadi sumber kekuatan dan ketahanan dalam diri seorang anak. Untuk dapat menyiapkan ketahanan dalam diri seorang anak, suami istri bergantung pada companionship, seorang anak juga membutuhkan kasih sayang dan pengasuhan dari kedua orang tuanya pada masa perkembangannya. Fungsi dasar dari orang tua adalah reproduksi, sosialisasi, pendidikan, penugasan peran-peran sosial, dukungan ekonomi, serta dukungan secara emosi (Dewi, 2012).
  Gaya serta gagasan dari pengasuhan ini adalah faktor-faktor yang penting dalam pengaruh perkembangan psikologis dan perilaku dari seorang anak. Contohnya dalam sebuah studi mengenai gaya pengasuhan anak dalam keluarga migran di Indonesia timur, para orang tua biasanya cenderung mengadopsi gaya serta pola asuh yang negatif (seperti hukuman serta otoriterisme) jarang dari mereka yang mengadopsi gaya serta pola asuh yang positif (seperti kehangatan serta pengertian emosional). Kehangatan dari orang tua serta perilaku pola asuh yang positif dan efektif (seperti penggunaan batasan serta disiplin yang tepat) dapat membedakan anak-anak mereka dari anak-anak lain yang mendapatkan perilaku serta pola asuh yang negatif, sehingga memunculkan masalah sosial serta emosional diantara anak-anak seusianya. Pola asuh otoriter juga dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak (Mustamu dkk, 2020)
  Beberapa macam perilaku serta pola asuh negatif dan salah dari orang tua diantaranya: perilaku pola asuh orang tua yang otoriter, perilaku pola asuh permisif, perilaku pola asuh veral abuse, perilaku pola asuh yang demokratis, serta perilaku pola asuh orang tua yang liberal. (Wida dkk, 2022)
  Metode pendidikan serta pola asuh yang positif dan baik diantaranya: metode pendidikan dengan keteladanan, metode pendidikan dengan kebiasaan, metode pendidikan dengan nasehat, metode pendidikan dengan perhatian, dan terakhir metode pendidikan dengan sanksi sebagai hukuman. (Ayun, 2017)
  Pola asuh merupakan suatu perilaku mendidik dari orang tua kepada anak yang besar pengaruhnya terhadap perilaku serta kesehatan mental anak, perilaku serta pola asuh yang baik dapat mengantarkan anak kepada prestasi serta perilaku yang positif, sedangkan pola asuh negatif dapat menghantarkan anak pada perilaku tidak diinginkan seperti perilaku melukai diri atau perilaku kriminalitas yang tidak pernah diinginkan.
Essay tugas pemenuh mata kuliah Kesehatan Mental (Universitas Pendidikan Indonesia)
Dosen pengampu: Prof, Dr. Syamsu LN., M.Pd & Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd