Ayah,
Jika puisiku telah merdeka
Tak mungkin air mataku runtuh ditikam rindu
Tak mungkin sudut-sudut rumah mengering sebab keterlaluan mengenang
Ayah,
Jika puisiku telah merdeka
Tak mungkin aku sempoyongan merengkuh doa hingga melangit
Tak mungkin kembang-kembang layu melulu melihat cemasku
Ayah,
Jika puisiku telah merdeka
Mungkin tidak akan ada lagi ketidakmungkinan
Jika puisiku telah merdeka
Mungkin aku sudah memelukmu
Meski hanya mimpi
Tapi puisiku telah merdeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!