Mahasiswa MBKM Kampus Mengajar Angkatan 3 sukses mengubah wajah perpustakaan yang awalnya terkesan mati dan tidak menarik untuk dikunjungi menjadi segar dan menarik perhatian siswa. Gagasan program kerja mengubah wajah perpustakaan muncul ketika melakukan observasi pertama kali mengenai perpustakaan.Â
Perpustakaan berada di belakang ruang kelas 4 karena ada keterbatasan gedung kelas, buku-buku dalam perpustakaan sangat berantakan dan hanya disusun di atas meja, tidak tersedia rak buku, dan tidak ada tempat untuk siswa dapat membaca di ruang perpustakaan. Â Di dalam ruang perpustakaan terdapat banyak jenis buku yang rata-rata memiliki frekuensi dibawah 10 buah. Terdapat buku fiksi, non fiksi, seri sejarah, ensiklopedia dan lain-lain. Â Buku fiksi sekitar 30%, buku nonfiksi sekitar 70% dan ensiklopedia, buku sejarah sekitar 30%. Tema buku nonfiksi seperti teknologi dalam pertanian, budidaya hewan ataupun tumbuhan, ilmu meraih sukses, seni kerajinan dan keagamaan.
Perpustakaan merupakan ruang dimana banyak buku-buku yang dapat dipinjam dan dibaca sesuai kebutuhan. Perpustakaan juga disebut sebagai jendela dunia.  Tidak terfasilitasinya perpustakaan yang layak untuk dikunjungi dalam sebuah lembaga pendidikan atau sekolah dasar akan sangat berdampak pada literasi siswa yang rendah dan berakibat pada minat baca yang semakin rendah.
Atas kesenjangan yang sangat disayangkan tersebut, mahasiswa MBKM berkomitmen untuk mengubah wajah perpustakaan menjadi lebih menarik dan menjadi ujung tombak memperkaya pengetahuan siswa diluar pembelajaran sehingga diharapkan literasi membaca siswa kembali meningkat.
Mahasiswa MBKM memulai mengubah wajah perpustakaan dari nol, mulai dari membersihkan perpustakaan menggunakan kemoceng yang tersedia di sekolah.
Kegiatan dilanjut dengan menata buku-buku perpustakaan berdasarkan judul buku sehingga akan mempermudah dalam proses pelabelan buku untuk mengkali berapa kebutuhan label untuk satu judul buku.
Kegiatan berlanjut dengan menali buku-buku yang sudah terpisahkan satu sama lain berdasarkan pada judul bukunya. Penalian buku dimaksudkan agar buku-buku tidak kembali berantakan.
Selanjutnya, proses pelabelan buku dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman. Mahasiswa akan mengecek kode buku pada buku panduan nomor label buku, kemudian diketik, diprint dan ditempel ke sisi tepi buku menggunakan solasi besar bening.