Mohon tunggu...
Aulia Ayu Rahmadhani
Aulia Ayu Rahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ciri, Kendala dan Cara Mengatasi Kendala pada Siswa Broken Home

7 Januari 2024   19:37 Diperbarui: 7 Januari 2024   20:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Broken home merupakan suatu istilah yang sering dipakai di masyarakat yang mengacu pada kondisi dimana suatau keluarga mengalami kegagalan pada strukturalnya yang disebabkan karena anggota keluarga gagal dalam menjalani perannya dalam sebuah keluarga. Umumnya istilah broken home disematkan kepada anak yang orang tuanya kurang harmonis ataupun telah berpisah atau bercerai.

Anak yang mengalami kondisi broken home sering kali merasa terabaikan dan merasa bahwa ia tidak mendapatkan kasih sayang dari orang orang terdekatnya , hal ini kerap kali menimbulkan gejolak batin dan berbagai perasaan  yang  mengganggu kehidupan sang anak.

Anak yang mengalami broken home sering kali melakukan berbagai tindakan untuk mencari respon atau perhatian dari orang orang di sekitar lingkungannya  sebagai cara dan usaha untuk mencari berbagai  perhatian yang tidak ia dapatkan di dalam keluarga.

Selain untuk mencari perhatian, anak broken home sering kali melakukan berbagai aktivitas dan tindakan diluar lingkungan keluarga untuk melampiaskan perasaan mereka kepada lingkungan sekitarnya.

Namun kerap kali tindakan dan aktivitas  yang dimaksudkan untuk mencari perhatian dan melampiasakan perasaan berupa tindakan yang mengacu pada kegiatan negatife yang merugikan dirinya sendiri ataupun lingkungan sekitarnya.

Misalnya pada lingkungan sekolah, siswa yang mengalami broken home sering kali memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan siswa siswa yang memiliki keluarga harmonis. Seperti dikutip dari posbunda.com beberapa ciri negatife pada kebanyakan siswa broken home yaitu :

  • Pendiam, seringkali anak yang mengalami broken home menjadi sangat pendiam dan pasif di lingkungan sekolah karena masih syok dan sering kepikiran masalah yang ada dirumah
  • Emosional tinggi,seringkali anak yang mengalami broken home menjadi sangat sensitive terhadap berbagai perasaan,contohnya terkadang ia dapat menajdi sangat marah karena hal sepele, kondisi ini dapat terjadi karena emosi siswa yang masih labil tercampur perasaan dari rumah yang masih terbawa hingga ke sekolah
  • Tidak sopan, anak yang mengalami broken home seringkali melakukan  tindakan yang kurang sopan karena minimnya pengarahan dari orangtuanya
  • Selalu terlihat sedih, anak broken home pada umumnya sering terlihat sedih karena masih terlarut dalam pikiran keluarganya dan sulit untuk menceritakan masalah kepada teman sebayanya
  • Mudah takut,anak broken home biasanya memiliki perasaaan seperti tidak ada orang yang melindungi dan menyelamatkan hidupnya, sehingga ia mudah merasa takut dan khawatir

Ciri ciri yang umumnya dimiliki oleh siswa broken home di sekolah sudah semestinya menjadi perhatian khusus bagi guru atau pengajar, sehingga mereka dapat merangkul dan membimbing anak anak yang kurang beruntung tersebut agar dapat memiliki kehidupan yang layak kelak. Karena pada umumnya siswa yang mengalami broken home memiliki kesulitan yang agak berbeda dari siswa normal dalam menghadapi pembelajaran di sekolah.

Seperti dikutip dari penelitian Randi Muhammad Gumilang (2009), ada beberapa kesulitan yang sering terjadi pada anak broken home, diantaranya yaitu :

  • Kurangnya konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar
  • Seringnya berulah pada proses pembelajaran
  • Jatuhnya prestasi belajar seacara signifikan
  • Memiliki kondisi  emosional yang labil, baik pada kegiatan sehari hari maupun pada saat proses belajar
  • Sering hilang keinginanan untuk memacu diri sendiri
  • Adanya kecenderungan untuk berperilaku menyendiri atau mengasingkan diri baik dari guru, teman, orang asing, bahkan orang tua

Dilihat dari kesulitan yang sering dialami oleh siswa broken home, kesuliatan bukan didasari oleh kemampuan intelektual siswa, melainkan karena adanya faktor dari luar (eksternal) yang menyebabkan kesulitan dan ketergangguan dalam belajar. Jika siswa terus mengalami kesulitan dalam belajar bukan tidak mungkin jika prestasinya akan menurun dan menyebabkan berbagai macam efek yang lebih merugikan seperti contoh tidak naik kelas.

Untuk itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru ataupun wali untuk menanangani kesulitan belajar pada siswa broken home, diantaranya yaitu :

  • Memberikan motivasi, anak yang mengalami broken home seringkali tidak punya motivasi untuk berprestasi karena ia terlalu sibuk memikirkan berbagai masalah keluarganya, untuk itu guru dapat memberikan motivasi agar ia dapat berprestasi dan kelak mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
  • Bersedia menjadi tempat untuk bercerita, anak yang mengalami broken home kerap kali merasa tidak memiliki siapa siapa untuk berkeluh kesah sehingga ia merasa menanggung semua bebannya sendiri, untuk itu bersedialah menjadi teman berceritanya untuk sekedar menerima keluh kesahnyadan memberikan sedikit saran agar ia merasa lebih baik.
  • Bersikap lembut dan perhatian, anak yang mengalami broken home seringkali tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup, untuk itu bersikap lambutlah kepada mereka dan beri sedikit perhatian agar mereka merasa disayang dan dihargai sehingga dapat menciptakan solusi belajar yang kondusif
  • Ajak untuk beribadah, anak yang mengalamai broken home seringkali tidak mengenal tuhan karena kurang ataupun tidak dikenalkan oleh orang tuanya, untuk itu dengan mengenalkan ia kepada tuhan akan memberikan berbagai sikap yang positif dalam menjalani  pembelajaran dan kehidupan, seperti contohnya memnimbulkan perilaku rajin bersyukur dan perilaku berbaik sangka terhadap keadaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun