Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Terjebak Judi Online: Mengurai Masalah dan Solusi

4 Desember 2024   23:32 Diperbarui: 5 Desember 2024   00:09 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot kompas.tv

Kecanduan adalah dampak yang paling sering terjadi, mengganggu aktivitas belajar, interaksi sosial, dan kesehatan mental anak. Kecanduan ini sering kali sulit terdeteksi pada tahap awal, sehingga sulit dihentikan saat sudah menjadi kebiasaan.

Selain itu, anak-anak yang kecanduan judi online berpotensi menghadapi masalah keuangan, seperti menghabiskan uang saku mereka atau bahkan mencuri dari orang tua untuk terus bermain.

Dampak psikologis juga signifikan, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Studi dari National Center for Responsible Gaming menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam perjudian memiliki risiko stres dan depresi lebih tinggi di masa dewasa.

Selain itu, beberapa permainan judi online mengandung elemen kekerasan, yang dapat memengaruhi perilaku anak dan bahkan mendorong mereka terlibat dalam tindakan kriminal.

Langkah Strategis yang Dapat Diambil

Mengatasi masalah keterlibatan anak dalam judi online memerlukan pendekatan yang komprehensif. Peningkatan literasi digital menjadi langkah fundamental.

Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat menyelenggarakan program sosialisasi tentang bahaya judi online melalui media sosial, seminar, atau kurikulum khusus di sekolah. Selain itu, kerja sama antara orang tua dan sekolah sangat penting untuk memastikan pengawasan terhadap aktivitas daring anak-anak.

Program bimbingan konseling di sekolah dapat dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada anak-anak.

Penegakan hukum yang tegas juga menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah perlu menindak situs judi online yang menyasar anak-anak dengan hukuman yang lebih berat. Selain itu, teknologi seperti filterisasi konten negatif dapat digunakan untuk memblokir akses ke situs perjudian. Orang tua dapat memanfaatkan perangkat lunak kontrol parental untuk membatasi aktivitas daring anak-anak mereka.

Untuk anak-anak yang sudah terjebak dalam judi online, penyediaan layanan konseling dan rehabilitasi sangat penting. Layanan ini dapat membantu mereka mengatasi kecanduan dan memulihkan kondisi psikologis mereka. Teknologi juga bisa dimanfaatkan dengan mengembangkan aplikasi pendeteksi aktivitas daring yang dapat membantu orang tua memantau kegiatan anak secara efektif.

Studi Kasus dari Negara Lain

Permasalahan judi online di kalangan anak-anak tidak hanya terjadi di Indonesia. Amerika Serikat menghadapi tantangan serupa dengan lebih dari 5 juta anak di bawah usia 18 tahun terlibat dalam perjudian online. Pemerintah AS merespons dengan kampanye literasi digital dan edukasi. Di Inggris, 450.000 anak berusia 11-16 tahun dilaporkan pernah terlibat dalam aktivitas perjudian. Pemerintah Inggris memperketat kontrol terhadap situs judi, termasuk regulasi pada elemen "loot boxes" dalam permainan daring.

Sementara itu, Australia melibatkan sekolah dalam program edukasi tentang bahaya judi online dan menyediakan layanan konseling bagi anak-anak. Di Jepang, peraturan ketat diterapkan untuk mengontrol elemen perjudian dalam permainan daring seperti "gacha," memastikan perusahaan game memberikan transparansi yang lebih baik.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun