Di negeri kaya raya, yang indah dan luas,
Jutaan jiwa terperangkap dalam layar halu,
Judi online merajalela, tanpa memandang kelas,
Menggerogoti harapan, menebar derita bibir yang gagu.
Bantuan sosial, secercah harap bagi yang tersisih,
Tergadai oleh tangan-tangan yang tak lagi suci,
Penjudi online, jatuh miskin, berharap uluran kasih,
Namun, adilkah bantuan bagi mereka yang memilih jalan keliru ini?
Pemerintah berdiri tegas, menolak tangan yang ternoda,
Bansos bukan untuk pelanggar, tapi bagi yang benar-benar menderita,
Sistem diperbaiki, data disinkronkan, agar tak ada yang terlupa,
Namun, dalam hati, tanya mengusik, apakah semua langkah telah bijaksana?
Pemantauan ketat, verifikasi berulang,
Edukasikan bahaya, sampaikan pesan yang terang,
Penegakan hukum, tanpa pandang bulu, tak kenal kasihan,
Namun, di balik tindakan keras, ada hati yang tetap bimbang.
Kami ingin keadilan, tapi juga welas asih,
Kami berharap penegakan, namun juga pemulihan yang bijak,
Masyarakat butuh pencerahan, agar tak lagi tergoda janji manis,
Harus ada keseimbangan, antara ketegasan dan kasih yang mengikat.
Dalam setiap langkah, ada jiwa yang berbisik lirih,
Judi online adalah luka, tapi harapan harus tetap menyala,
Mari bangun negeri ini, dengan tangan bersih dan hati yang jernih,
Agar tak ada lagi yang jatuh, dalam jerat daring yang mematikan asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H