Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dikala Makan Tidak Lagi tentang Rasa, Sebuah Pelajaran Hidup

10 Juni 2024   21:09 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:01 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makan, bagi banyak orang, adalah salah satu kenikmatan hidup yang tak terpisahkan dari rasa dan kelezatan. Namun, bagi sebagian lainnya, makan bukan lagi tentang menikmati cita rasa, melainkan tentang pemenuhan kebutuhan gizi dan bertahan hidup.

Tulisan ini mengungkap tiga sisi berbeda dari kehidupan mereka yang harus menata menu makan demi kesehatan, mereka yang makan untuk sekadar mengisi perut, dan mereka yang harus hidup melalui selang infus.

Demi Kesehatan

Bagi mereka yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, makanan bukan lagi sekadar soal rasa. Orang-orang ini, termasuk atlet, pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, atau individu yang ingin mempertahankan gaya hidup sehat, harus menata menu makan mereka dengan sangat hati-hati.

Mereka memastikan bahwa setiap asupan yang masuk ke tubuh mengandung komposisi gizi yang seimbang. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harus dipertimbangkan secara seksama agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Dalam menjalani rutinitas ini, mereka sering kali harus menghindari makanan yang enak tetapi kurang bergizi. Misalnya, makanan yang tinggi gula, garam, atau lemak jenuh meskipun rasanya lezat, harus dihindari.

Mereka menggantinya dengan makanan yang lebih sehat seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein berkualitas. Proses menata menu makan ini memerlukan disiplin dan komitmen yang tinggi.

Contohnya, seorang atlet harus memastikan asupan protein yang cukup untuk memperbaiki dan membangun otot, sementara seorang pasien diabetes harus mengatur kadar gula darahnya dengan menghindari makanan manis.

Mereka mungkin menggunakan alat penimbang makanan dan aplikasi pengatur pola makan untuk memastikan setiap asupan sesuai dengan kebutuhan gizi harian mereka. Meskipun makanan sehat ini mungkin kurang menggugah selera dibandingkan junk food, mereka tahu bahwa menjaga kesehatan adalah yang utama.

Sekadar Bertahan Hidup

Di sisi lain, ada mereka yang makan bukan untuk menikmati rasa, tetapi untuk sekadar mengisi perut yang kosong. Di medan perang seperti Ukraina dan Gaza, serta di keluarga miskin di kota maupun desa, makan adalah soal bertahan hidup.

Mereka sering kali harus menerima makanan apa adanya, baik itu makanan sisa, basi, atau bahkan makanan tanpa rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun