Dunia pers dan kajian militer Indonesia berduka atas kepergian salah satu tokoh seniornya, Salim Said. Kabar meninggalnya beliau penulis dapatkan pada tanggal 19 Mei 2024.
Salim Said, yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko, menghembuskan nafas terakhirnya tanggal 18 Mei 2024 pada pukul 19.33 WIB. Beliau sempat dirawat di RSCM sebelum akhirnya meninggal dunia.
Sosok yang dikenal lugas dan berani ini telah meninggalkan jejak panjang dan warisan berharga bagi dunia jurnalisme dan analisis militer di tanah air.
Meskipun penulis tidak mengenal beliau secara pribadi, kekaguman terhadap Salim Said muncul dari keberanian dan ketajaman argumentasi yang sering beliau tunjukkan. Hal ini terutama terlihat dalam berbagai acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang dipandu oleh Karni Ilyas yang beliau hadiri.
Di ILC, Salim Said tak segan untuk melontarkan kritik dan analisis tajamnya terhadap berbagai isu, baik politik, sosial, maupun militer. Beliau selalu berani menyuarakan pendapatnya, meskipun terkadang berbeda dengan pendapat mainstream. Keberanian dan ketajaman analisisnya ini menjadikannya salah satu narasumber yang paling ditunggu-tunggu dalam ILC.
Sepak Terjang Sang Jurnalis dan Pengamat Militer
Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada tahun 1943, Salim Said memulai karirnya sebagai jurnalis di era Orde Baru. Beliau aktif menulis di berbagai media massa, seperti Tempo, Kompas, dan Harian Merdeka. Ketajaman analisis dan keberaniannya dalam menyuarakan kritik, menjadikannya salah satu jurnalis yang disegani di masanya.
Salim Said menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI. Beliau juga meraih gelar Master (M.A.) dan Ph.D. dalam ilmu politik. Pendidikan yang mumpuni ini menjadi dasar kuat bagi kemampuan analisisnya yang tajam. Dalam karir jurnalistiknya, Salim Said sering kali menulis tentang isu-isu sensitif, tidak hanya sekedar menyampaikan berita, tetapi juga mengupas tuntas latar belakang dan implikasi dari berbagai peristiwa penting di Indonesia.
Tidak hanya sebagai jurnalis, Salim Said juga dikenal sebagai pengamat militer yang mumpuni. Beliau aktif mengikuti perkembangan politik dan militer Indonesia, dan sering memberikan analisisnya yang tajam dan kritis. Pengetahuannya yang luas dan perspektifnya yang objektif, menjadikannya sumber informasi yang terpercaya bagi banyak pihak. Artikel-artikelnya sering kali menjadi rujukan dalam diskusi-diskusi akademis maupun forum-forum strategis terkait militer dan keamanan nasional.
Dedikasi dan Keberaniannya yang Tak Pernah Padam
Semangat Salim Said untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan tak pernah padam. Beliau tak gentar menyuarakan kritiknya terhadap rezim Orde Baru, meskipun harus menghadapi berbagai tekanan dan rintangan. Keberaniannya ini menjadikannya inspirasi bagi banyak aktivis dan jurnalis muda di masanya. Ketika banyak jurnalis memilih diam atau menyuarakan narasi yang mendukung pemerintah, Salim Said tetap teguh pada prinsipnya untuk mengungkapkan kebenaran.
Selama era Orde Baru, media massa di Indonesia berada di bawah kontrol ketat pemerintah. Namun, Salim Said berani menulis kritik dan analisis yang sering kali berseberangan dengan kepentingan rezim. Ini tentu bukan tanpa risiko. Tekanan dari pihak penguasa, ancaman, hingga potensi pemutusan karir adalah tantangan yang harus dihadapinya. Namun, dengan dedikasi yang tinggi terhadap profesi dan prinsipnya, Salim Said terus berjuang melalui tulisan-tulisannya.
Bahkan setelah Orde Baru tumbang, Salim Said tetap aktif dalam memberikan kontribusinya bagi bangsa. Beliau terus menulis dan berbicara tentang berbagai isu penting, seperti demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan reformasi militer. Dedikasi dan komitmennya yang tinggi, menjadikannya panutan bagi banyak orang. Dia terlibat dalam berbagai diskusi publik, seminar, dan konferensi yang membahas masa depan Indonesia, khususnya dalam konteks pembangunan demokrasi yang sejati.
Warisan Berharga bagi Generasi Penerus
Salim Said telah meninggalkan warisan berharga bagi dunia jurnalisme dan kajian militer Indonesia. Ketegasan, keberanian, dan dedikasinya, akan selalu dikenang dan dihormati oleh generasi penerus. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi bangsa ini. Namun, semangat dan perjuangannya akan terus menginspirasi kita semua untuk terus menyuarakan kebenaran dan keadilan, serta membangun Indonesia yang lebih baik.
Selama hidupnya, Salim Said menulis banyak buku yang menjadi referensi penting dalam bidang politik dan militer. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain "Dari Gestapu ke Reformasi: Sebuah Kesaksian", "Militer dan Demokrasi", dan "Demokrasi yang Setengah Hati". Buku-buku ini tidak hanya menggambarkan peristiwa sejarah, tetapi juga memberikan analisis mendalam yang membantu pembaca memahami dinamika politik dan militer Indonesia.
Pendidikan dan Karir yang Gemilang
Salim Said menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, dua institusi pendidikan terkemuka di Indonesia. Beliau juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan meraih gelar Master (M.A.) dan Ph.D. dalam ilmu politik. Pendidikan yang solid ini memberikan dasar yang kuat bagi Salim Said untuk mengembangkan kemampuan analitis dan pengetahuannya tentang politik dan militer.
Karirnya tidak hanya terbatas pada dunia jurnalistik. Salim Said juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan (LP3) Universitas Indonesia, sebuah lembaga yang berfokus pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Di sini, beliau tidak hanya mengelola penelitian, tetapi juga terlibat aktif dalam pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi para akademisi dan praktisi di bidang politik dan militer.
Penghargaan dan Pengakuan
Sepanjang karirnya, Salim Said telah menerima berbagai penghargaan bergengsi sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa. Penghargaan Adinegoro adalah salah satu yang paling prestisius, diberikan kepada jurnalis yang telah menunjukkan dedikasi dan keberanian luar biasa dalam profesinya. Selain itu, beliau juga menerima Lifetime Achievement Award dari Dewan Pers Indonesia, sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dan berdampak signifikan dalam dunia pers.
Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan pengakuan luas terhadap karya-karya dan dedikasi Salim Said dalam dunia jurnalisme dan analisis militer. Mereka juga menjadi bukti bahwa meskipun sering kali berada dalam situasi sulit dan penuh risiko, upayanya untuk mengungkapkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan diakui dan dihargai oleh banyak pihak.
Karya-Karya yang Menginspirasi
Salim Said telah menulis banyak buku yang menjadi rujukan penting dalam kajian politik dan militer. "Dari Gestapu ke Reformasi: Sebuah Kesaksian" adalah salah satu karya yang paling terkenal, menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dari sudut pandang seorang yang mengalami langsung masa-masa tersebut. Buku ini tidak hanya berisi narasi sejarah, tetapi juga analisis mendalam tentang perubahan politik dan sosial yang terjadi di Indonesia.
Buku lainnya, "Militer dan Demokrasi", mengeksplorasi hubungan kompleks antara militer dan proses demokratisasi di Indonesia. Dalam buku ini, Salim Said memberikan pandangan yang kritis namun objektif tentang peran militer dalam politik Indonesia, serta tantangan-tantangan yang dihadapi dalam upaya membangun demokrasi yang sejati. Buku "Demokrasi yang Setengah Hati" juga penting, mengulas bagaimana proses demokrasi di Indonesia sering kali terganjal oleh berbagai kendala, baik struktural maupun kultural.
Pengaruh yang Tak Terbantahkan
Pengaruh Salim Said dalam dunia jurnalisme dan kajian militer di Indonesia tidak terbantahkan. Analisis dan tulisannya sering kali menjadi rujukan dalam diskusi-diskusi akademis, media massa, dan kebijakan publik. Pendekatannya yang kritis namun tetap objektif menjadikannya sebagai figur yang dihormati dan dijadikan panutan oleh banyak orang.
Banyak jurnalis dan pengamat militer muda yang menjadikan Salim Said sebagai inspirasi. Keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran dan keadilannya dalam menganalisis berbagai isu menjadi teladan bagi mereka yang ingin mengikuti jejaknya. Salim Said telah menunjukkan bahwa jurnalisme yang baik adalah jurnalisme yang berani dan berdedikasi pada kebenaran.
Refleksi Terhadap Era Orde Baru
Salah satu kontribusi terbesar Salim Said adalah refleksinya terhadap era Orde Baru. Dalam tulisannya, beliau sering kali mengkritisi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh rezim tersebut, terutama yang berkaitan dengan militer dan hak asasi manusia. Analisisnya yang mendalam membantu banyak orang memahami dinamika politik yang kompleks di masa itu.
Era Orde Baru adalah periode yang penuh dengan kontrol ketat terhadap media dan kebebasan berekspresi. Namun, Salim Said tetap teguh pada prinsip-prinsip jurnalistiknya, berani menulis kritik yang membangun. Keberaniannya ini memberikan inspirasi dan dorongan bagi banyak jurnalis lain untuk terus memperjuangkan kebebasan pers dan hak asasi manusia.
Pasca Orde Baru: Peran dalam Reformasi
Setelah jatuhnya Orde Baru, Salim Said tetap berperan aktif dalam proses reformasi di Indonesia. Beliau terus menulis dan memberikan pandangan kritis tentang berbagai isu yang muncul pasca reformasi. Salim Said sering kali menyoroti pentingnya reformasi militer sebagai bagian integral dari upaya demokratisasi di Indonesia.
Reformasi militer adalah salah satu isu yang paling penting namun juga paling kompleks dalam proses demokratisasi di Indonesia. Salim Said, dengan pengetahuan mendalam dan analisis kritisnya, sering kali menjadi suara penting yang menyerukan perlunya reformasi yang menyeluruh dan berkelanjutan. Beliau menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan pemisahan yang jelas antara militer dan politik untuk memastikan demokrasi yang sejati dapat terwujud di Indonesia.
Kepemimpinan dalam Pendidikan dan Penelitian
Selain kontribusinya dalam jurnalisme dan analisis militer, Salim Said juga dikenal sebagai pemimpin dalam bidang pendidikan dan penelitian. Sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan (LP3) Universitas Indonesia, beliau memainkan peran penting dalam mengembangkan program-program pendidikan dan penelitian yang berfokus pada isu-isu politik dan militer.
Di bawah kepemimpinannya, LP3 menjadi salah satu lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, menghasilkan banyak karya akademis yang berkontribusi pada pemahaman dan pengembangan kebijakan publik di bidang politik dan militer. Salim Said juga aktif dalam mengadakan seminar, konferensi, dan diskusi publik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu penting yang dihadapi oleh bangsa ini.
Legasi yang Monumental
Salim Said telah meninggalkan legasi yang monumental bagi dunia jurnalisme dan kajian militer di Indonesia. Ketegasan, keberanian, dan dedikasinya, akan selalu dikenang dan dihormati oleh generasi penerus. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi bangsa ini. Namun, semangat dan perjuangannya akan terus menginspirasi kita semua untuk terus menyuarakan kebenaran dan keadilan, serta membangun Indonesia yang lebih baik.
Selamat jalan, Pak Salim Said. Terima kasih atas segala dedikasi dan kontribusinya. Warisanmu akan selalu menjadi inspirasi bagi kami semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H