Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingnya Normalisasi DAS dan Penataan Ulang Fungsi Lahan untuk Meminimalkan Dampak Banjir Bandang di Masa Depan

17 Mei 2024   07:46 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:15 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.ytimg.com/vi/ZryQfQPE4lI/maxresdefault.jpg

Normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan langkah krusial dalam mencegah terulangnya tragedi banjir bandang di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Barat. Sungai yang tersumbat oleh sampah, sedimentasi, dan pepohonan yang tumbang dapat memperparah dampak banjir. Oleh karena itu, normalisasi DAS perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat terdampak dan diperkuat dengan peraturan daerah yang kuat. Berikut ini adalah penjabaran langkah-langkah yang harus diambil dalam proses normalisasi DAS, lengkap dengan alasan logis, scientific, pragmatis, dan contoh sukses baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

Pembersihan dan Perbaikan Fisik Sungai merupakan langkah awal yang vital dalam normalisasi DAS. Pembersihan sampah dan sedimentasi yang menumpuk di sungai mengurangi kapasitas aliran air, yang dapat menyebabkan banjir saat terjadi hujan lebat. Proses sedimentasi alami diperparah oleh deforestasi dan kegiatan manusia yang tidak terkontrol. Penelitian menunjukkan bahwa sungai dengan aliran yang terhalang oleh sedimentasi dan sampah memiliki risiko banjir yang lebih tinggi. Sebagai contoh, di Jakarta, upaya pembersihan kali Ciliwung secara rutin oleh pemerintah dan masyarakat berhasil mengurangi risiko banjir di beberapa daerah yang sebelumnya sering tergenang. Operasi rutin untuk membersihkan sungai dan penyediaan tempat pembuangan sampah yang memadai di sekitar sungai sangat penting untuk mencegah masyarakat membuang sampah langsung ke sungai.

Penguatan Tanggul dan Bantaran Sungai juga berperan penting dalam mencegah banjir. Tanggul dan bantaran sungai berfungsi sebagai penghalang fisik yang mencegah meluapnya air sungai ke area pemukiman. Penelitian di bidang hidrologi menunjukkan bahwa tanggul yang kuat dapat mengurangi risiko kerusakan akibat banjir. Membangun tanggul yang kuat dengan menggunakan bahan-bahan yang tahan lama dan berkualitas tinggi, serta melakukan inspeksi dan perawatan rutin terhadap tanggul dan bantaran sungai untuk memastikan tidak ada kerusakan yang bisa menyebabkan kebocoran, adalah langkah-langkah pragmatis yang harus diambil. Di Belanda, penguatan tanggul dan sistem manajemen air yang canggih telah terbukti sangat efektif dalam mengendalikan banjir, meskipun negara tersebut sebagian besar berada di bawah permukaan laut.

Reboisasi dan Penghijauan merupakan langkah selanjutnya yang krusial. Penanaman pohon di daerah hulu sungai dan bantaran sungai membantu menyerap air hujan, mengurangi aliran permukaan, dan mencegah erosi tanah. Hutan yang sehat dapat menyimpan air dalam jumlah besar, yang kemudian dilepaskan secara perlahan, mengurangi risiko banjir. Di Indonesia, program reboisasi di wilayah hulu DAS Citarum di Jawa Barat telah menunjukkan hasil yang positif dalam mengurangi sedimentasi dan banjir di daerah hilir. Selain itu, perlindungan hutan di sekitar DAS, seperti di Kalimantan, juga penting untuk mencegah erosi dan mempertahankan siklus hidrologi yang stabil. Pengalaman di negara-negara seperti China, dengan proyek reboisasi besar-besaran di sepanjang Sungai Yangtze, menunjukkan bahwa reboisasi dapat secara signifikan mengurangi risiko banjir dan memperbaiki kualitas lingkungan.

Pengelolaan Tata Ruang melalui zonasi daerah rawan banjir adalah pendekatan proaktif dalam mengelola tata ruang. Daerah yang berisiko tinggi banjir harus diidentifikasi dan dijaga agar tidak menjadi area pemukiman atau industri. Di Jepang, zonasi dan perencanaan tata ruang yang ketat telah membantu mengurangi dampak banjir dengan memastikan bahwa pembangunan dilakukan di lokasi yang aman. Pemetaan risiko menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) dapat membantu menentukan zona aman untuk pemukiman dan mengembangkan peraturan zonasi yang melarang pembangunan di daerah rawan banjir. Di Indonesia, upaya serupa dilakukan di kota Semarang, di mana zonasi dan pengembangan infrastruktur pengendalian banjir telah mengurangi risiko banjir di beberapa kawasan.

Penegakan Peraturan yang kuat diperlukan untuk mengontrol penggunaan lahan. Tanpa penegakan yang efektif, peraturan hanya menjadi dokumen tanpa kekuatan hukum nyata. Mengedukasi masyarakat dan pengembang tentang pentingnya mematuhi peraturan tata ruang, serta menerapkan sanksi tegas bagi pelanggar peraturan, adalah langkah-langkah penting yang harus diambil. Di Singapura, penegakan peraturan lingkungan yang ketat telah berhasil menjaga kualitas air dan mengurangi risiko banjir. Pemerintah Singapura menerapkan sistem penegakan hukum yang ketat, termasuk denda berat bagi pelanggar, untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan dan tata ruang.

Pelibatan Masyarakat dalam normalisasi DAS juga sangat penting. Edukasi tentang dampak negatif sampah dan pentingnya menjaga kebersihan sungai dapat mengubah perilaku masyarakat. Masyarakat yang teredukasi akan lebih mungkin menjaga lingkungan sekitarnya. Di Bandung, inisiatif komunitas seperti "Bersih-bersih Sungai" melibatkan masyarakat lokal dalam pembersihan sungai secara rutin, yang telah berhasil mengurangi tingkat pencemaran dan risiko banjir. Pelibatan masyarakat dalam program normalisasi DAS meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab, yang penting untuk keberlanjutan program. Di Kerala, India, masyarakat lokal secara aktif terlibat dalam pengelolaan DAS melalui program komunitas yang terorganisir, yang telah membantu dalam mengurangi banjir dan memperbaiki ekosistem sungai.

Pengawasan dan Pemantauan secara berkala memungkinkan deteksi dini masalah yang dapat menyebabkan banjir, seperti penumpukan sedimen atau kerusakan tanggul. Teknologi remote sensing dan drone dapat digunakan untuk monitoring secara efisien. Di Jakarta, penggunaan teknologi sensor dan stasiun pemantau cuaca telah membantu dalam memprediksi dan mengelola risiko banjir. Sistem peringatan dini memungkinkan masyarakat untuk mempersiapkan diri sebelum terjadi banjir. Data dari stasiun pemantau cuaca dan air dapat diolah untuk memberikan peringatan yang akurat dan tepat waktu. Di Bangladesh, sistem peringatan dini banjir yang menggunakan data satelit dan prediksi cuaca telah menyelamatkan banyak nyawa dengan memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk evakuasi.

Kerjasama Antar Lembaga adalah elemen penting dalam normalisasi DAS. Kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, akademisi, dan sektor swasta, memastikan penggunaan sumber daya dan keahlian yang optimal. Di Indonesia, kerjasama antara pemerintah daerah dan LSM di Sungai Citarum telah menghasilkan perbaikan signifikan dalam pengelolaan sungai. Pendanaan dan dukungan teknologi yang cukup memungkinkan pelaksanaan program normalisasi DAS secara optimal. Di Eropa, proyek kerjasama lintas negara di sepanjang Sungai Danube menunjukkan bahwa kolaborasi multi-pihak dapat berhasil dalam mengelola DAS dan mengurangi risiko banjir secara efektif.

Peraturan Daerah yang Kuat sangat penting untuk memastikan pengelolaan DAS yang efektif. Peraturan daerah yang spesifik dan jelas terkait pengelolaan DAS harus dikembangkan dan diterapkan. Menerapkan sanksi tegas bagi pelanggar peraturan untuk memastikan peraturan ditaati adalah langkah penting. Di Belanda, peraturan yang ketat dan implementasi yang disiplin dalam manajemen air telah menjadikan negara tersebut sebagai contoh sukses dalam pengelolaan risiko banjir. Evaluasi berkala terhadap implementasi peraturan penting untuk memastikan efektivitasnya. Di Amerika Serikat, evaluasi berkala dan penyesuaian peraturan berdasarkan hasil evaluasi telah membantu dalam mengelola DAS besar seperti Sungai Mississippi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun