Sisa hutang sebesar Rp 22 milyar pun sudah lunas dan kehidupan kembali membaik bahkan lebih dari sebelumnya. Hardi kini juga mulai merintis usahanya sendiri.
Terakhir bertemu dengan Anton bulan yang lalu, ia mendapat hal yang luar biasa dari Anton. Hardi menyampaikan progres perusahaan yang semakin mantap dan berkembang tanpa hutang. Dia juga juga menyatakan rencana akan membangun usaha sendiri dengan anaknya yang baru menamatkan pendidikan S3 di MIT, salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat.
Berapa kagetnya Hardi sewaktu mengatakan bahwa perusahaan yang di serahkan beberapa tahun yang lalu untuk dikelola Hardi, sebenarnya sudah disiapkan untuk Hardi.
Jadi sebenarnya beberapa hari sebelum Hardi berang ke Bandara, sang kiai sudah menghubungi Anton dan meminta untuk membantu Hardi. Hal ini disampaikan sang kiai setelah melihat ketulusan Hardi menyedekahkan harta terakhirnya walaupun dalam keadaan bangkrut.
Mendengarkan cerita Anton, Hardi tak sanggup menahan goncangan tubuhnya menahan tangis haru. Dia memeluk Anton sekuatnya sambil berbisik dengan suara bergetar, terima kasih Anton.
Tak ada kata lain yang dia ucapkan. Hardi haru dan bahagia dan menyadari bagaimana senario Allah SWT menjaganya dengan sempurna. Tidak terbayangkan oleh Hardi bagaimana begitu mudah Allah SWT menggerakkan orang terbaik disekelilingnya setelah jatuh tapi dulunya.
Kisah Hardi adalah contoh nyata bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada peluang baru yang menanti. Ketika kita diuji dengan kehilangan dan kekecewaan, penting untuk tetap tegar dan tidak menyerah.
Sikap pasrah, hati yang terbuka, dan kerja keras akan mengantarkan kita pada jalan kesuksesan yang tak terduga.
Kisah Hardi juga menunjukkan bahwa persahabatan dan kepercayaan dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam mengarungi kehidupan. Dukungan dan dorongan dari orang-orang terdekat dapat membantu kita bangkit dari keterpurukan dan mencapai cita-cita.
*****
Beberapa tahun kemudian, Hardi telah menjadi pengusaha sukses di bidang properti. Ia tidak hanya berhasil memimpin perusahaan Anton, tetapi juga membangun bisnisnya sendiri. Hardi tidak pernah melupakan nasihat sang kiai dan pengalaman pahit yang ia lalui. Ia selalu bersyukur atas kesempatan kedua yang diberikan Allah SWT dan terus berusaha untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan.