Kerusakan hutan di DTA dapat menyebabkan pencemaran air sungai. Aktivitas manusia di kawasan hutan, seperti pertambangan dan pertanian, dapat menghasilkan limbah yang mencemari air sungai. Pencemaran air dapat merusak turbin dan peralatan PLTA lainnya, serta menurunkan kualitas air yang dihasilkan PLTA.
4. Gangguan Ekosistem
Hutan di DTA merupakan habitat bagi berbagai flora dan fauna. Kerusakan hutan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan membahayakan spesies flora dan fauna di kawasan tersebut. Hilangnya habitat dan sumber makanan dapat menyebabkan penurunan populasi hewan dan tumbuhan, yang pada akhirnya dapat mengganggu operasi PLTA.
Dampak Perubahan Iklim bagi Kota Padang
Selama dua minggu terakhir, warga Padang telah merasakan dampak dari cuaca yang lebih panas dan gerah dari biasanya. Angin kencang yang berlangsung selama lebih dari tiga hari telah menjadi salah satu penyebab utama menurunnya tingkat kelembaban udara, sehingga suhu udara terasa lebih tinggi dari biasanya. Fenomena ini memunculkan pertanyaan yang wajar: apakah cuaca panas ini merupakan anomali sementara atau sudah menjadi bagian dari dampak yang lebih besar, yaitu perubahan iklim?
Fenomena ini tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga mencetuskan pertanyaan apakah cuaca panas ini merupakan anomali sementara atau bagian dari dampak perubahan iklim yang lebih besar. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita tinjau beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap cuaca panas di Padang:
- Angin Kencang: Angin kencang merupakan salah satu faktor utama yang dapat membawa udara panas dari luar daerah ke wilayah Padang. Ketika angin berhembus dengan kecepatan tinggi, udara panas dari daerah lain dapat dengan mudah terbawa dan menyebabkan peningkatan suhu di Padang. Beberapa pohon tumbang akibat angin kencan tersebut dan listrik ke Unand beberapa kali mengalami gangguan.
- Kelembaban Udara Rendah: Rendahnya tingkat kelembaban udara juga turut berperan dalam membuat tubuh terasa lebih panas. Saat kelembaban udara rendah, proses penguapan keringat dari kulit menjadi kurang efisien, sehingga tubuh sulit untuk menjaga suhu normalnya.
- Fenomena El Nino: El Nino, yang merupakan sebuah pola iklim alami, juga dapat menjadi pemicu cuaca panas dan kering di Indonesia. Selama periode El Nino, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur meningkat, yang kemudian berdampak pada pola angin dan curah hujan di berbagai wilayah, termasuk Padang.
- Perubahan Iklim: Pemanasan global akibat aktivitas manusia telah meningkatkan kecenderungan terjadinya pola cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, termasuk Padang, perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya gelombang panas yang lebih sering dan intens.
Dampak Cuaca Panas
Adanya cuaca panas tersebut tidak hanya berdampak pada kenyamanan sehari-hari, namun juga dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti:
Ketidaknyamanan: Suhu udara yang tinggi dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan sulit beraktivitas dengan optimal.
Dehidrasi: Cuaca panas dapat meningkatkan risiko dehidrasi jika seseorang tidak cukup mengonsumsi air putih, yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
Gangguan Kesehatan: Cuaca panas dapat memperburuk kondisi kesehatan tertentu, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit jantung, pernapasan, atau kondisi medis lainnya.
Kebakaran Hutan: Suhu udara yang tinggi dan kondisi kering dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan, yang dapat berdampak serius pada lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat.