Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi Hilirisasi, Mereka yang Terpinggirkan

31 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 31 Januari 2024   19:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.aman.or.id/wp-content/uploads/2020/08/besipae.jpg


Di balik kilauan proyek megah, di negeri ini
Terbentang cerita pilu, suara kaum terpinggirkan
Hilirisasi nikel, panggung ambisi nan gemerlap
Menghadirkan harapan dan penderitaan

Dari Sulawesi hingga Maluku Utara, jerit hati terdengar
Lahan adat direnggut, nyawa dan mata pencaharian
O'Hongana Manyawa meratap, desa Bahodopi terhimpit
Dalam genggaman perusahaan nikel, masyarakat rentan terancam

Intimidasi dan ancaman, kekerasan bagaikan perhiasan
Di balik rahasia keuntungan, hak asasi terpangkas
Masyarakat adat menolak, melawan pembangunan asing
Namun terhalang, oleh kekuatan aparat berbaju besi

Di Wawonii, perlawanan terhenti, bentrokan terjadi
Smelter mengancam, hidup dan lingkungan terabaikan
Tertutup rapat perundingan, kepentingan tak terlihat
Di balik diplomasi megah, rakyat berjuang merintih

Dan di Lasolo, air tercemar, tanah terkikis
Gatal-gatal, batuk dan sesak, masyarakat menderita
Debu dan asap nikel, meracuni nafas dan air bersih
Di balik kemakmuran industri, terpendam penderitaan tak terhitung

Hilirisasi nikel, bukan sekadar angka di kertas
Namun cerita nyata, penderitaan kaum terpinggirkan
Dalam gelapnya penambangan, terdengar suara kesengsaraan
Mencari sinar, di tengah hiruk-pikuk pembangunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun