Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

AI Militer Zionis Israel dalam Peperangan di Gaza, Penerapan Kecerdasan Buatan Prematur yang Destruktif

4 Desember 2023   19:29 Diperbarui: 3 Maret 2024   22:53 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i0.wp.com/monitorday.com/wp-content/uploads/2024/01/feedImage_2023_10_14_1697284400824-1g37r.jpeg?w=1200&ssl=1

Terakhir, peran AI meluas hingga ke analisis data sensor untuk deteksi dini ancaman. Dalam sistem deteksi dan peringatan dini, kecerdasan buatan digunakan untuk menganalisis data sensor dan memberikan respons cepat. Sebagai contoh, sistem Iron Dome memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan melacak roket atau rudal yang mengancam wilayah Israel, serta secara otomatis menembakkan penangkalnya. Melalui penerapan AI pada berbagai aspek sistem pemantauan dan pengintaian, teknologi ini berpotensi meningkatkan efektivitas, kecepatan, dan akurasi dalam mendeteksi dan merespons ancaman keamanan.

Sistem keamanan siber yang cerdas: Sistem keamanan siber yang cerdas memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi ancaman siber kompleks dan dinamis yang ditujukan pada sistem militer. Dengan teknologi ini, sistem militer dapat dilindungi dari serangan siber yang berpotensi merusak atau mengambil alih kendali. AI digunakan dalam sistem keamanan siber untuk tujuan beragam, termasuk mendeteksi ancaman yang kompleks dan dinamis yang dapat menyasar sistem militer atau sipil.

AI dapat menggunakan teknik pembelajaran mesin untuk memahami pola-pola yang tersembunyi dalam data dan mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan. Melalui kemampuan ini, AI mampu mendeteksi serangan siber sebelum merusak jaringan atau mencuri data berharga. Selanjutnya, AI dapat memberikan perlindungan terhadap sistem militer atau sipil dengan menerapkan teknologi enkripsi, otentikasi, dan firewall untuk mencegah akses yang tidak sah atau manipulasi data. Selain itu, AI dapat menggunakan teknologi pemulihan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh serangan siber.

AI tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas tim keamanan siber. Ini dicapai dengan menyediakan informasi dan solusi yang relevan melalui penggunaan model bahasa besar untuk menghasilkan ringkasan insiden, rekomendasi tindakan, dan laporan kepatuhan. Lebih lanjut, AI dapat mengotomatiskan respons insiden, mempercepat investigasi, dan melakukan triase peringatan, mengurangi beban kerja analis keamanan. Dengan demikian, penggunaan AI dalam sistem keamanan siber membuka potensi untuk melindungi infrastruktur kritis dan data sensitif dengan lebih efektif dan efisien. AI dalam sistem keamanan siber yang cerdas memiliki keuntungan dalam hal kecepatan, akurasi, dan daya tanggap.

Simulasi tempur dan pelatihan: AI dapat digunakan untuk melatih personel militer dan mengembangkan strategi pintar berdasarkan pemodelan dinamis dari medan pertempuran. Teknologi ini dapat meningkatkan keterampilan dan kesiapan personel militer dalam menghadapi situasi nyata. AI menjadi komponen kunci dalam sistem simulasi tempur dan pelatihan dengan tujuan beragam. Pertama, dalam melatih personel militer, AI memungkinkan pengembangan keterampilan dalam skenario pertempuran yang realistis dan menantang tanpa risiko cedera atau kematian. Teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dimanfaatkan untuk menciptakan lingkungan virtual yang meniru situasi aslinya, seperti yang terlihat dalam Synthetic Training Environment (STE) milik Angkatan Darat Amerika. Sistem ini memadukan AR dan VR untuk mensimulasikan berbagai skenario latihan, mulai dari perang perkotaan hingga operasi kontra-pemberontakan.

Selanjutnya, AI digunakan untuk mengembangkan strategi pintar dengan merinci pemodelan dinamis dari medan pertempuran. Dengan menerapkan teknik pembelajaran mesin (ML) dan pembelajaran penguatan (RL), AI dapat memahami pola yang tersembunyi dalam data dan menghasilkan keputusan optimal. Sebagai contoh, program AlphaDogfight dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) menggunakan AI untuk melatih jet tempur otonom dalam pertempuran udara, menciptakan strategi adaptif untuk mengalahkan pilot manusia

Terakhir, dalam meningkatkan keterampilan dan kesiapan personel militer, AI memberikan umpan balik dan evaluasi yang objektif serta tepat waktu. Menggunakan teknologi natural language processing (NLP) dan computer vision (CV), AI dapat mengenali perilaku, emosi, dan performa personel militer dalam simulasi. Contohnya adalah Intelligent Tutoring System (ITS) yang memberikan instruksi dan bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Kehadiran AI dalam sistem simulasi tempur dan pelatihan membawa keuntungan signifikan dalam hal efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas, memberikan personel militer pengalaman pelatihan yang mendekati realitas tanpa mengorbankan keamanan atau kesehatan.

Pengolahan data cepat untuk pengambilan keputusan: AI memainkan peran kunci dalam sistem pengolahan data cepat untuk pengambilan keputusan, melayani berbagai tujuan yang melibatkan analisis data besar dengan kecepatan tinggi. Teknologi ini secara cepat menganalisis data dari sumber dan format yang beragam, termasuk teks, gambar, video, suara, dan sensor, untuk memberikan informasi yang relevan di tingkat strategis dan taktis. Sebagai contoh, Angkatan Udara Amerika menggunakan sistem AI untuk menganalisis data intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), memberikan rekomendasi tindakan kepada komandan.

Selain itu, AI memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan efektif dalam situasi kritis dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan skenario. Melalui teknik pembelajaran penguatan, optimisasi, dan simulasi, sistem AI Angkatan Laut Amerika dapat mempelajari pola-pola tersembunyi dalam data dan menghasilkan keputusan optimal, termasuk alokasi sumber daya, penempatan kapal, dan manuver dalam pertempuran laut.

Tidak hanya itu, implementasi AI meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan penjelasan dan justifikasi yang mudah dipahami. Melalui teknik visualisasi, interpretasi, dan generasi bahasa alami, sistem AI yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan keuangan negara memberikan laporan kepatuhan yang jelas dan terperinci, memastikan bahwa dasar keputusan dapat dipahami dengan baik. Dengan kecepatan, akurasi, dan daya tanggap yang dimilikinya, AI dalam sistem pengolahan data cepat untuk pengambilan keputusan membawa dampak positif pada efisiensi dan efektivitas dalam berbagai konteks pengambilan keputusan.

Beberapa Negara yang telah menerapkan AI pada system militernya

Banyak negara telah dan sedang mengembangkan sistem AI untuk militer. Beberapa negara yang telah mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem dan teknologi militernya mencakup:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun