Mohon tunggu...
Aulia Arindi Ade
Aulia Arindi Ade Mohon Tunggu... -

A journey of non stop growth.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Aturan

19 Februari 2015   15:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di balik waktu yang terus berdetak
ada masa yang enggan terlewat
satu dua tiga empat
Jika ia hanya berwujud angka, masih bisakah kita mengingat?

Lampu-lampu beranda sudah dimatikan
tapi beranjakpun kau enggan
akan selalu ada jeda panjang
saat kau menatap lalu berhenti di satu titik:
wajahku
yang katamu bisa membuat menderita sekaligus bahagia

Dalam satu tegukan kopi dingin
kau selalu bisa kehilangan kata
satu dua tiga empat
Saya bisa mencintaimu seketika
lalu tidak akan berhenti selamanya.

(2014, November)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun