Mohon tunggu...
Auliaa Putrii
Auliaa Putrii Mohon Tunggu... Penulis - Jangan lupa baca karyakuuu

Menyukai karya bukan menyukai dia hehe Penulis hebat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayangi Penduduk Bumi Supaya Disayang Penduduk Langit!

28 September 2019   14:37 Diperbarui: 28 September 2019   14:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di dalam gelapnya sebuah malam, ayam berkokok menandakan waktu subuh tiba, dan aku pun melakukan aktivitas seperti biasa. Tak terasa matahari secara perlahan muncul di sebelah  timur. Aku pun bergegas untuk  beangkat menuju ke tempat yang akan aku tuju. Ibu pun yang setia mengatarkanku kemana pun aku pergi bersiap-siap dan mengeluarkan sebuah sepeda motor dari dalam umah yang sering aku dan ibuk pakai untuk bepergian.

Pukul 08.00 pagi aku menutup pintu dan bergegas pergi bersama ibu. Diperjalanan aku dan ibuku singgah sebentar disebuah toko grosir jajanan anak. Lalu melanjutkan perjalanan, ibuku mengantarkanku hanya sampai sebuah pangkalan ojeg tempat aku dan ibu madiah menuju stone garden atau tepatnya taman baca masyarakat tempat kami mengajar. Hal tak teruga terjadi di angkutan umum yang aku dan ibu  mardiah tumpangi kami berdua terjebak macet yang panjang sampai akhirnya memutuskan untuk turun dari angkutan umum tersebut dan melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalananan yang banyak bebatuan dan menanjak walaupun cape aku dan ibu mardiah tetap teguh pada pendirian,hingga pada akhirnya perjuangan kami tidak sia sia kita sampai di tempat tujuan.


                                        ***

Kami di sambut dengan penuh kasih sayang oleh anak -- anak dan di sambut dengan penuh keramahan oleh para pedagang, pegawai pengujung dan yang lainnya. Kami pun menyusuri jalan dengan penuh keramaian, aku dan ibu mardiah di peluk dengan hangat oleh anak -- anak dengan banyak pertanyaan yang mereka ajukan.
" ibu kenapa telat datang " si cerewet fadia berkata
" kak Aul kok lama datangnya sih " fachrul pun bertanya juga
" ibu -- ibu mana kak agus " tanya tiara si kecil
Dan banyak pertayaan lainya, aku an ibu mardiah menjawab.
" kak agus bentar lagi datangnya bareng kak ira dan kak dita " jawab aku pertanyaan tiara tadi
" iya nih ibu telat lagi datangnya sama kak Aul gara -- gara terjebak macet panjang " jelas ibu mardiah kepada anak --anak.
Sampai di sebuah rumah kecil yaitu rumah taman baca masyarakatya. Kami semua mngawali semua aktivitas dengan membaca do'a di lanjutkan dengan mengembalikan dan meminjam buku. Setelah itu aku dan ibu mardiah mengajarkan mereka membaca, menulis, dan menghitung. Nah selesai mengajar, volounteer lainnya datang awalnya kami bingung akan melakukan apa lagi selain ice breaking atau games. Kami semua berpikir secara kritis dan saling bertukar pikiran hingga menemukan solusi yaitu mengadakan lomba bercerita, mewarnai dan menggambar dengan bahan seadanya dan hadiah yang sedehana.


                                       ***

Perlombaa pun dimulai, saking banyak anak -- anak aku, kak ira, kak dita, kak agus sedikit meledak amarah karena anak -- anak yang banyak ngomong sehigga kami kebingungan menanganinya namun dengan rasa sabar akhirnya amarah kami redam. Tak lama kemudian, kak nifa datang seorang ahli psikolog.

Kak nifa ini anak dari ibu mardiah, hmm perlombaan pun selesai di laksanakan aku dan kak dita berperan sebagi juri ceritanya, setelah kami memilih gambar, mewarnai dan bercerita kita bedua memilih tiga terbaik. Akan tetapi pada perlombaan cerita ada cerita yang cukup menyentuh hati yaitu cerita dai anak yang masih duduk dikelas tiga sekolah dasar perempuan dan laki -- laki, mereka berdua ini bernama fadia dan fachrul. Aku juga masih ingat kutipan dari salah satu cerita mereka ini.

''Namaku fachrul aku duduk di kelas tiga sekolah dasar, aku bercita -- cita ingin menjadi   seorang pemain bola namun, harapan itu suda tidak ada. Karena ibu aku juga sudah tidak ada. Tapi masih banyak orang yang sayang kepada aku ''
Itu adalah kutipan cerita fachrul yang dia kalau hilang harapan karena ibunya yang sudah tiada. Keluarga fachrul ini sebenarnya orag yang kurang mampu ayahnya yang buta tidak bisa mengurusi anak tunggalnya. Anak usia dini sudah menahan beban seberat ini apakah dia mampu ? tentu dia mampu karena adanya motivasi dan kami semua para volunteer.

                                       ***
Nah setelah itu pengumuman pemenang lomba di umumkan dan mereka terlihat bahagia mendapatkan hadiah. Tidak terasa matahari mulai bergerak ke arah timur menandakan matahrai akan pergi dan petang akan datang kami semua melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk aktivitas tadi yang dilakukan. Kebanyakan dari kami bercerita hal yang sama yaitu banyak penghujatan dari orang lain.

Penghujatan dai mana -- mana menabrak jiwa ini, akan tetapi kami semua tahu menabur kebaikan akan menuai kebaikan walaupun kita tidak tahu kapan akan menuainya. Walaupun banyak cemoohan dari banyak orang kami berprinsip masuk teling kanan keluar telinga kitri itu menjadi motvasi kami untuk terus maju. Sampai meeka sadar kami semua ada di atas mereka seperti kata pepatah ' orang sirik tanda tak mampu'. Lalu ibu mardiah memberikan solusi dari semua permasalahan yang dialami.

" solusi dari semua masalah pertama kita jangan meninggalkan anak -- anak disini sebab mereka kebanyakan kurang perhatian orang tua mereka, sehingga kita akan memeberikan perhatian kepada mereka dan solusi kedua dari penghujtan orang lain yang paling utama jadikan motivasi untuk menggapai kesuksesan" jelas ibu mardiah
" oke ibu siap " jawab kak agus
" siap terimakasih solusinya ibu " jawab aku
" siap laksanakan " jawab kak ira
" oke semangattttt semuaaa " kak dita
Setelah evaluasi beres akhirnya berisap -- siap pulang dengan rasa semangat yang semakin membara membakar jiwa ini untuk memajukan taman baca masyarakat yang kami kelola .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun