Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk menunjang pembelajaran anak slow learner:
- Pengembangan daya kognisi anak
Guru dapat memulai langkah dengan mengidentifikasi gaya belajar anak apakah visual, auditori, atau kinestetik. Setelah itu, guru mempelajari pengalaman belajar anak untuk mengetahui apa saja kendala yang menyebabkan anak lamban belajar
- Pengembangan afektif anak
Anak slow learner biasanya memiliki emosi yang kurang terkontrol. Guru dapat mendampingi dan mengarahkan minat belajar anak dalam belajar, menanamkan nilai-nilai positif pada anak dalam bertingkah laku, mengajarkan pengelolaan emosi yang tepat. Sebagai contoh, guru dapat memberikan pelatihan empati, refleksi, dan mindfulness kepada anak:
- Pelatihan empati dapat memberikan stimulasi pertanyaan kepada anak "bagaimana perasaanmu jika temanmu sedang sakit?" atau mengajarkan anak untuk mengenali dan menyebutkan berbagai macam emosi melalui kartu emosi bergambar.
- Pelatihan refleksi dapat mengajak anak untuk membuat jurnal emosi, anak diminta untuk mencatat pengalaman harian dan menggambarkan ekspresi emosinya dibuku kecil.
- Pelatihan mindfulness sederhana dapat melalui mindful eating, berikan makanan biskuit kemudian ajari makan perlahan untuk merasakan tekstur, rasa, dan aroma. Tanyakan "apa rasanya?" "bagaimana teksturnya di mulutmu?"
- Pengembangan fisik anak
Berikan pemahaman pada anak dalam menjaga kebersihan serta edukasi makanan bergizi dan bernutrisi yang dapat berkontribusi pada kemampuan otak anak.
- Pengembangan intuisi anak
Pemberian stimulus dapat dilakukan seperti mengajarkan problem solving (keterampilan memecahkan masalah) anak, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pemberian permainan edukatif, seperti permainan puzzle terbukti melatih anak berpikir intuitif.
- Pengembangan ranah sosial anak
Anak slow learner cenderung menjauhkan diri dari interaksi soial. Guru dapat mengajarkan dengan langkah awal sederhana dengan mengajak pembelajaran secara langsung, keterampilan menyapa, berbicara dengan sopan dan santun, mendengarkan.
- Guru dapat memberikan evaluasi dan pujian disetiap anak mampu menyelesaikan setiap tahap pengembangannya.
- Hargai setiap usaha yang dilakukan oleh anak meskipun hasilnya belum sempurna
- Fokus pada proses yang dilakukan anak bukan pada hasilnya