Mohon tunggu...
Andrea Aulia
Andrea Aulia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bonus Demografi yang Dilanda Krisis Moral

29 Desember 2017   15:07 Diperbarui: 29 Desember 2017   15:45 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Moral, dalam KBBI /mo*ral//, moral adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Bermoral membuat orang mengerti bagaimana melakukan suatu hal dengan nilai positif didalamnya. Seperti contoh Menghormati orang yang lebih tua, itu adalah perbuatan bermoral manusia, tepatnya remaja. Disamping ini, kenyataan pahit yang harus diterima dari Bangsa kita sendiri, dilansir pada Metrotvnews.com, Jakarta - "Krisis moral itu yang dialami bangsa Indonesia saat ini, contohnya banyak orang yang terbiasa memakan hak orang lain bahkan membunuh orang tuanya tanpa ada perasaan bersalah," kata Amin seperti dilansir Antara, Kamis (4/3/2016).

Krisis moral yang terjadi ini, janganlah dibiarkan terus menerus terjadi. Moral adalah hal yang krusial dalam kehidupan, kata "Krisis" berarti (dalam) keadaan yang suram. Namun kebanyakan dari kita tidak sadar bagaimana krisis moral ini terjadi, keadaan yang dapat menghancurkan segala sisi kehidupan berbangsa serta merusak identitas bangsa. Seperti yang kita semua ketahui, Indonesia adalah negara timur yang tentu memiliki tingkat sopan santun yang tinggi, namun degradasi moral makin terlihat seiring dengan arus Globalisasi.

Seperti contoh, di Indonesia sendiri kasus pemerkosaan, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas dengan pelaku yang merupakan remaja makin meningkat. Padahal remaja yang menjadi generasi harapan Indonesia sendiri, berbicara tentang generasi harapan bangsa harusnya kita tidak lupa tentang bonus demografi yang ramai dibicarakan.

Disebutkan dalam Jati (2015) Indonesia diperkirakan mencapai puncak bonus demografi pada 2017 sampai 2019 untuk gelombang pertama dan 2020 sampai 2030 untuk gelombang bonus demografi kedua. Hal ini berarti komposisi jumlah penduduk dengan usia produktif 15-64 tahun mencapai titik maksimal jika dibandingkan dengan usia non-produktif 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Jika dibarengi dengan krisis moral yang terjadi, apa mungkin Indonesia dapat memaksimalkan bonus demografi disamping terjadinya krisis moral?

Semua bergantung pada kita, kita yang menjadi bagian dari usia produktif. Menyedihkan jika dilihat usia muda bahkan anak dibawah umur yang sudah merokok, berkata tidak pantas, dan bersikap seperti orang tidak bermoral. Walau pemerintah telah memberikan program yang dikemas dalam kurikulum pendidikan, seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan namun rasanya belum ada implementasi yang terlihat jelas dari siswa/i. Rasanya bukan hanya pemerintah yang memiliki tanggung jawab akan krisis moral ini, teman, keluarga, dan lingkungan tentu memiliki tanggung jawab. 

Pengembangan moral dari sisi pendidikan memang telah dilakukan, namun masih belum memberikan realisasi dalam kehidupan yang sebenarnya. Di sisi lain, bonus demografi yang saat ini dan nanti akan berlangsung, diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju lagi. Era Globalisasi yang sedang berlangsung harus dijadikan sebagai alat untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermoral memiliki keunggulan dibanding negara lain.

Sebagai salah satu Agent of Change bangsa Indonesia, kita harus tetap optimis untuk kedepannya namun tidak boleh melupakan bagaimana realita yang harus dihadapi sekarang ini. Solusi yang dapat diberikan adalah pengembangan "nilai" sejak dini pada anak. Untuk para remaja, mungkin saatnya kita sadar akan dampak yang nanti kita bisa berikan. Remaja sekarang ini janganlah melupakan eksistensi dirinya sebagai manusia yang nantinya akan bermanfaat, bukan hanya untuk dirinya, keluarga, melainkan untuk Negara. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak tangan untuk senantiasa membangun dirinya, bukan hanya banyak mulut yang bisa meruntuhkan identitas bangsa ini.

Sumber:

KBBI

Jati, Wasisto Raharjo. (2015). Bonus Demografi Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi: Jendela Peluang Atau Jendela Bencana Di Indonesia?, Jurnal Populasi, 23 (1), 1-19.  doi: https://doi.org/10.22146/jp8559

Adhitama, Toeti Prahas. 2012. "Memaknai Bonus Demografi", Media Indonesia, 20 Juli, hlm.9.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun