Mohon tunggu...
aulia ana
aulia ana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Kata-kata adalah senjata saya, tapi meme adalah perisainya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Hati yang Tersembunyi

21 Oktober 2024   14:22 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut kota yang sunyi, hiduplah seorang pemuda bernama Arsa. Dulu, ia adalah siswa berprestasi dengan segudang mimpi. Namun, sebuah kegagalan dalam ujian masuk perguruan tinggi meruntuhkan semua harapannya. Arsa merasa dunia seolah runtuh di hadapannya. Ia mengurung diri di kamar, menyalahkan diri sendiri atas kegagalannya.

Cahaya matahari sore menyinari kamar Arsa yang berantakan, menyoroti buku-buku yang berserakan di lantai. Ia menatap kosong ke luar jendela, pikirannya melayang pada masa lalu. Dulu, kamar ini adalah surganya. Dinding-dindingnya dipenuhi poster band favoritnya, dan meja belajarnya selalu penuh dengan buku-buku. Namun, sekarang, kamar ini terasa begitu hampa.

Hari demi hari, kesedihan Arsa semakin mendalam. Buku-buku tebal yang dulu rajin ia baca kini hanya menjadi pajangan di rak. Mimpi-mimpi yang pernah membara kini terasa seperti bara api yang padam. Meskipun teman dan keluarga berusaha menghiburnya, Arsa merasa terisolasi dalam kegelapan.

Suatu hari, Arsa bertemu dengan seorang pria tua bernama Pak Wisnu. Pak Wisnu adalah seorang tukang kebun yang sering merawat taman di kompleks perumahan Arsa. Mereka sering berbincang-bincang tentang berbagai hal. Pak Wisnu, dengan senyum ramahnya, selalu memberikan kata-kata bijak yang membuat Arsa merasa lebih tenang.

"Nak, kegagalan itu adalah bagian dari hidup. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan itu," kata Pak Wisnu suatu hari.

Kata-kata Pak Wisnu menyentuh hati Arsa. Ia mulai berpikir ulang tentang kehidupannya. Ia menyadari bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak kesempatan yang menunggunya.

Dengan tekad bulat, Arsa memutuskan untuk bangkit. Ia mendaftarkan diri di berbagai kursus dan pelatihan. Hari-harinya kini dipenuhi dengan buku-buku dan tugas-tugas baru. Meskipun harus memulai dari bawah, ia tak pernah menyerah untuk mencari pekerjaan.

Perjalanan Arsa tidak selalu mulus. Ia pernah ditolak dalam beberapa wawancara kerja, namun ia tidak pernah putus asa. Setiap kegagalan justru menjadi motivasi baginya untuk terus belajar dan berkembang.

Suatu hari, Arsa mendapat kesempatan untuk bekerja di sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi. Awalnya, ia hanya diberikan tugas-tugas kecil, namun karena kerja keras dan dedikasinya, ia cepat dipromosikan.

Beberapa tahun kemudian, Arsa berhasil membangun bisnisnya sendiri. Ia menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Meskipun telah mencapai kesuksesan, Arsa tidak pernah melupakan masa lalunya. Ia selalu ingat akan pelajaran berharga yang ia dapatkan dari kegagalannya.

Namun, di tengah kesuksesannya, Arsa merasa tertekan saat bertemu dengan teman-teman lamanya yang telah berhasil meraih kesuksesan dengan cara yang lebih konvensional. Mereka seringkali membagikan pencapaian mereka di media sosial, dan Arsa merasa tersisih. Ia mulai meragukan jalan yang telah ia pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun