Oleh Listyo Yudha Irawan, Siti Nur Farihah, Aulia Amatullah, Yuni Auliafani, Zunan Faruq Ardiansyah dan Abid Febriansyah.
Kebutuhan pembelajaran abad 21 serta panduan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka mengarahkan guru untuk kreatif dalam merencanakan dan menyusun bahan serta media ajar bagi siswa. Saat ini hal tersebut telah menjadi disrupsi di berbagai bidang pelajaran, tak terkecuali di geografi. Geografi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan Bumi beserta interaksi antara manusia dengan alam di dalam ruang.
Pembelajaran geografi mengalami evolusi dari masa ke masa. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan masifnya penggunaan teknologi dan informasi dalam pembelajaran. Berbagai platform pembelajaran baik berbayar maupun tidak berbayar tersedia dengan luas. Namun demikian masih dijumpai guru atau pengajar geografi yang belum familiar dengan penggunaan atau pemanfaatan Geotechnology untuk membantu siswa belajar.

Memperhatikan pentingnya kesadaran pemanfaatan Geotechnology untuk pembelajaran Dosen Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang - Listyo Yudha Irawan, S.Pd., M.Pd., M.Sc. beserta Ketua MGMP Geografi Kabupaten Kediri - Dedi Sasmito Utomo, M.Pd. menggelar pelatihan bertajuk "Pemanfaatan Geotechnology untuk Pembelajaran Geografi".
Kegiatan ini berlangsung di hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2024 di Gedung Teater dan Museum Gunungapi Kelud, Ngancar, Kediri. Dalam kegiatan ini guru-guru geografi dikenalkan dengan platform pembelajaran spasial dari ESRI yakni Living Atlas. Media ini dapat dimanfaatkan guru sebagai bahan pembelajaran Remote Sensing dan GIS (Geographic Information Systems). Bukan hanya Living Atlas, guru-guru geografi juga dikenalkan bagaimana memanfaatkan Google Earth.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI