Baru-baru ini, Dosen Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr bersama Dr. Rosyi Damayanti TM, SP, MSi, mengadakan kegiatan pelatihan perbanyakan bibit buah lokal duku (Lansium domesticum) di Desa Arisan Buntal, Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Kegiatan Dosen Mengabdi Inovasi (DMI), tepatnya pada tanggal 3 Desember.
"Sumatera Selatan merupakan sentra produksi duku, salah satunya di Kabupaten OKI. Melihat potensi ini yang masih belum banyak disentuh, kami mengajak warga Desa Arisan Buntal untuk bersama-sama belajar cara perbanyakan buah duku dengan teknik sambung pucuk." ujar Dr Bambang Sulistyantara, selaku Ketua Tim DMI 2023
Kegiatan ini dihadiri oleh 20 warga Desa Arisan Buntal dari berbagai kalangan usia. Pelatihan dilakukan di rumah kepala Desa Arisan Buntal, Ibu Susneli, yang disambut dengan antusias warga. Acara dimulai dengan penyampaian materi oleh narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Ibu Dr. Ir. Susilawati, M.Si. Kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung teknik sambung pucuk tanaman duku oleh staf UPTD, Bapak Jambak. Peserta pun secara bergantian mencoba melakukan praktik sambung pucuk tanaman duku yang berjumlah 20 polybag tersebut. Bibit duku hasil praktik, kemudian disimpan di dalam sungkup plastik agar aman dari sinar matahari langsung dan terjaga kelembabannya.Â
Terdapat dua jenis bibit duku yang digunakan. Bibit bawah merupakan duku yang ditanam dari biji dengan perakaran kuat dan batang kokoh. Kemudian, disambung dengan bibit atas yang unggul buahnya.Â
Setelah mempraktikkan teknik sambung pucuk, seluruh partisipan menyantap hidangan makan siang ala rumahan yang telah disediakan sebelumnya. Acara pun ditutup dengan sesi diskusi, penyampaian kesan pesan, dan dokumentasi.Â
"Harapannya, duku yang menjadi maskot flora Sumatera Selatan ini tidak hilang dan terus berlanjut. Dari kegiatan ini semoga warga Desa Arisan Buntal terpacu untuk terus mengembangkan duku yang telah ada di daerah sini," ungkap Dr. Susilawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H