Mohon tunggu...
Aulia ZahraDavana
Aulia ZahraDavana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi menulis sedari kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Sejarah Glodok Pancoran (China Town): Pusat Budaya di Jakarta

23 November 2024   05:52 Diperbarui: 23 November 2024   06:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katolik St. Maria De Fatma, Jakarta Barat (18/11/2024)

"Kenapa gedung ini sangat fenomenal? Karna selain dibangun oleh warga Tionghoa raya pada saat itu, pada masa perjuangan 45 ada bebarapa warga Tionghoa yang memilih tetap di Indonesia dan tidak memilih pindah ke luar, Pasca itu Gedung Candra Naya ini dipakai guna membantu kerusuhan Etnis di Tangerang pada saat itu, jadi gedung ini menjadi salah satu sejarah organisasi Tionghoa yang ada di Batavia" - ujar salah satu Tour Guide yang memandu pada Senin (18/11/2024).

Sejak beberapa tahun terakhir, gedung ini telah direnovasi dan dibuka untuk umum. Kini, pengunjung dapat menikmati tur yang menampilkan berbagai artefak sejarah, termasuk dokumen-dokumen penting dan foto-foto kuno yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa lalu. Selain itu, gedung ini sering dijadikan lokasi berbagai acara kebudayaan dan pameran seni

Dengan segala potensi yang dimilikinya, Gedung Chandra Naya tidak hanya berfungsi sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan generasi masa lalu dengan masa kini. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap hidup dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita di masa depan.

3. Jejak Sejarah Dan Keunikan Gereja Katolik St. Maria De Fatma : Warisan Iman di Tengah Jakarta

Gereja Katolik St. Maria De Fatma, Jakarta Barat (18/11/2024)
Gereja Katolik St. Maria De Fatma, Jakarta Barat (18/11/2024)

Gereja Katolik St. Maria de Fatima yang terletak di Glodok, Jakarta, memiliki sejarah yang kaya dan penuh makna budaya. Didirikan pada tahun 1953, gereja ini dulunya adalah sebuah rumah besar bergaya arsitektur Tionghoa yang dibangun pada abad ke-19. Bangunan tersebut kemudian diubah menjadi gereja untuk melayani umat Katolik Tionghoa yang tinggal di daerah tersebut.

Keunikan gereja ini terletak pada perpaduan antara budaya Tionghoa dan unsur Katolik. Secara eksternal, bangunan gereja menyerupai kelenteng dengan atap melengkung dan ornamen khas Tionghoa, sementara di bagian dalamnya terdapat altar Katolik dan elemen liturgi yang khas. Gereja ini menjadi simbol dari keharmonisan antara budaya Tionghoa dan agama Katolik, sekaligus mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.

Gereja St. Maria de Fatima juga memiliki peran penting dalam melayani komunitas Katolik Tionghoa, termasuk dengan mengadakan misa dalam bahasa Mandarin dan Hokkien. Saat ini, gereja ini tetap menjadi tempat ibadah yang aktif dan juga destinasi wisata religi yang populer di Jakarta, menunjukkan betapa pentingnya kerukunan antar budaya dan agama di Indonesia.

Oleh:

Aulia Zahra Davana

Biru Zharifah Farhan

Dini Trinity Kusumaningtyas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun