Mohon tunggu...
Aulia Nur Shadrina
Aulia Nur Shadrina Mohon Tunggu... Tutor - currently trying her best!

Penulis yang keseringan ga nulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Pengkhianatan" dari Indra Pendengaran, Penglihatan, dan Kulit

16 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 16 Januari 2024   16:19 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pribadi. Surabaya, 2022.

Tahukah Anda? Di Padang Mahsyar, kita akan di-‘sidak’ satu-satu oleh Tuhan, untuk bersaksi akan segala hal yang telah kita lakukan di dunia ini. Mau itu dosa ataupun pahala kita. “Apakah kita bisa berbohong di depan-Nya?” bisa, kalau Tuhan menghendaki. Nyatanya, saat itu, Tuhan tidak menghendaki karena mulut kita akan ditutup dan yang menjadi saksi adalah trio tersebut: pendengaran, penglihatan, dan kulit manusia.

قَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan”. (QS. Fushilaat: 21)

Tafsir Tahlili

Tatkala mendengar dan melihat bahwa kulitnya sendiri menjadi saksi atas perbuatan-perbuatannya, orang-orang kafir mencela kulit mereka itu dengan mengatakan, “Mengapa kamu menjadi saksi atas diri kami, padahal kamulah yang membantu dan mendorong kami berbuat maksiat selama hidup di dunia?” Kulit-kulit mereka menjawab, “Allah Yang Mahakuasa telah menjadikan kami pandai berbicara, sehingga kami dapat menerangkan dengan jelas dan lengkap segala yang pernah kamu perintahkan kepada kami untuk mengerjakannya.”

Saat pertama kali saya mendengar mengenai potongan ayat ini, adalah dari cuplikan video berikut.  

Satu kata muncul dari pikiran pendek saya:

Betrayal.

Ada juga 3 kata lain yang muncul di benak saya.

I’m so screwed.

Tapi itu bukan menjadi bahasan artikel ini, yang menjadi bahasan adalah 1 kata yang muncul tadi.

Kenapa saya bisa berpikir bahwa hal itu adalah betrayal (pengkhianatn)? Yah, selain ilmu agama saya kurang. Mungkin, selama ini sebagai manusia saya sudah sampai di titik tidak tahu diri yang lumayan parah sehingga berpikir bahwa segala organ yang saya miliki adalah milik saya.

Kemudian, Tuhan cukup baik sudah mau menampar saya dengan realita dibungkus ilmu.

Mungkin, faktor lain yang membuat saya berpikir demikian adalah pikiran egois bahwasanya jika kulit saja “cepu” nih soal dosa manusia yang ada di dunia, bukankah kulit atau organ dalam tersebut pada akhirnya juga akan menanggung konsekuensi dari ke-“cepu” an mereka tersebut, yakni sama-sama menderita di neraka? Pikiran saya saat itu adalah bahwasanya roh, pendengaran, penglihatan, dan kulit seorang manusia saat nanti dihadapkan oleh Tuhan-Nya, sebaik-baiknya Hakim, akan setidaknya “bekerjasama” untuk menutup segala kebusukan yang mereka lakukan di dunia. Yah, meskipun nanti pada akhirnya sia-sia sih. Lagipula di akhirat nanti kan bukan lagi sama di dunia yang mana vonis Hakim Agung bisa berubah setelah makan malam dan mengobrol santai dengan Pengacara pihak A.

Akan tetapi, kenyataannya tidak begitu, pada akhirnya, manusia hanya akan berdiri sendiri sedangkan “penglihatan, pendengaran, dan kulit” mereka akan “berontak” dari pikiran licik manusia untuk menutup-nutupi hal jahat yang telah mereka lakukan di dunia. Jadi intinya, dalam 1 tubuh nanti, akan nada 2 kubu yang berbeda?

Dari hadis Nabi saw yang diriwayatkan dari Anas bin Mālik, ia berkata:

...“Kemudian ditutuplah mulut orang itu dan dikatakan kepada anggota-anggota badannya, ‘Berbicaralah’, maka anggota-anggota badan itu menerangkan perbuatannya.” Rasulullah berkata, “Kemudian dibiarkan orang itu berbicara terhadap anggota badan mereka.” Nabi berkata, “Maka hamba itu berkata (kepada anggota badannya), ‘Celaka dan hancurlah kamu semua. Aku ini berjuang untuk membela kamu’.”(Riwayat Muslim dan Ibnu Ḥibbān)

Tapi kenapa sih, ke-3 saksi krusial ‘milik manusia’ ini, yakni penglihatan, pendengaran, dan kulit, akan berontak dan tidak membela manusia? Alih-alih malah membeberkan semua hal yang notabene akan ‘mencelakakan’ diri mereka sendiri?

Karena sekali lagi, kita sebagai manusia pada hakikatnya tidak memiliki apapun, termasuk penglihatan, pendengaran, dan kulit kita. Semua itu hanyalah pemberian, atau... titipan? Dari Tuhan yang seharusnya kita manfaatkan sebaik-baiknya saat berada di dunia yang singkat ini. Ketika Tuhan memerintahkan untuk bersaksi atas perbuatan manusia di dunia, tentu saja daripada mendengarkan ‘perintah’ manusia untuk tidak mengatakan dosa-mu, trio saksi (penglihatan, pendengaran, dan kulit) ini akan lebih mendengarkan perintah yang Dzat yang menciptakan mereka, daripada mendengarkan sang manusia yang tidak memiliki apapun.

In summary, we own nothing in this world.


“Nothing in the world belongs to me
But my love mine, all mine, all mine,” – Mitski, My Love Mine All Mine

Loh, kok jadi kutip lagu Mitski? Musik itu haram.

... (suara bising yang canggung)


Anyway, let’s support our appreciation to Mbak Mitski, beliau support Palestine.

Artikel ini saya tulis dengan nada se-lighthearted, dicampur Bahasa Inggris, dan tidak terlalu kaku mungkin dengan harapan Gen Z mau baca sampai selesai. Daripada artikel ini semakin random, saya tutup saja ya, dengan kalimat:

Wallahu A'lam Bishawab

Catatan penulis: pada hadits yang tertera di atas, tanda '...' menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan bagian yang lebih panjang, kemudian saya potong untuk keperluan artikel. Silahkan membaca hadits lengkap-nya untuk mengetahui sanad hadits di source di bawah.

Sumber: 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun