Mohon tunggu...
Aulia Azizah
Aulia Azizah Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Belajarlah yang giat agar anda bisa sukses

Kejarlah mimpi sampai ke negeri china

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenyataan-kenyataan Keimanan

26 Desember 2019   19:06 Diperbarui: 26 Desember 2019   19:08 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang merupakan atau menunjukkan suatu hubungan yang semulia-mulia nya antara manusia dengan Dzat Yang Maha menciptakan adalah iman kepada Allah swt. Mengapa demekian? Karena manusia itu adalah ciptaan atau makhluk Allah swt. Yang semulia-mulia juga yang paling sempurna dibandingkan dibandingkan makhluk Allah swt.

Disamping itu juga semulia-mulia karunia dari Allah swt. Yang telah dilimpahkan kepda hamba-nya secara mutlak dan hal yang demikian itu sangatlah jarang dimiliki oleh setiap manusia, namun bagi mereka telah memperoleh hidayah dari Allah swt. Dalam hal ini sangatlah sesuai dengan firman Allah swt, yang tertera didalam surat Al-Hujurat ayat 7 dan 8 yaitu artinya adalah sebagai berikut:

"Tetapi Allah telah menimbulakan cintamu kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu perhiasan dalam hatimu dan ditumbuhkan pula oleh Allah itu rasa kebencian dalam hatimu terhadap kekufuran, kejahatan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang benar. Demikian itu adalah suatu karunia dan kenikmatan dari Allah". 

bahkan didalam ayat yang ke-17 juga Allah swt, telah menyebutkan sebagai berikut artinya:

"Mereka telah merasa memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: janganlah kamu merasa lelah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah dialahh yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan memimpin kamu kepada keimana jika kamu adalah orang-orang yang benar". 

Keimanan yang sebenar-benarnya itu adalah merupakan suatu aqidah dari seluruh hati dan bukan lahh semata-mata suatu ucapan yang telah keluar dari bibir dan lidah saja ataupun hanyalah semacam keyakinan dalam hati belaka.

Akan tetapi seseorang itu bila dikatakan bahwa keimanannya itu sudah masuk akan tetapi aqidahnya itu masih goyang, apabila didalam kalbunya itu masih ada yang dirasakan ada sesuatu yang masih dicintainya oleh dirinya daripada Allah swt dan Rasul-nya. Untuk itulah mari kita memperhatikan firman dari Allah swt. Yang tertera didalam surat At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:

" Katakanlah: jikalau ayah-ayahmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluarganya, kekayaanmu yang kamu semua peroleh, perniagaan yang kamj semua khawatirkan ruginya dan tempat kediaman yang kamu semua sukai itu lebih dicintai olehmu daripada Allah dan Rasul-nya serta berjuang fisabililah, maka nantikanlah sehingga allah akan mendatangkan perintah-nya (yakni perintah untuk membinasakan), Allah tidak akan memberikan pertunjukkan kepada orang-orang yang fasik"

Berdasarkan pada ayat tersebut diatas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa kehidupan didunia dengan segala macam apa yang ada didalamnya, misalnya orang tua, anak, istri, suami, cucu, saudara, keluarga, harta perniagaan, rumah dan lain-lainnya itu, jika ada salah satunya masih ada yang masih dicintainya daripada Allah swt dan Rasul-nya, maka lebih baik ia untuk menanti suatu siksaan dari Allah swt.

Rasulullah saw telah bersabda didalam sebuah hadits yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang mana hadits tersebut adalah shoheh, adapun sabda dari Rasulullah saw tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Apabila Allah dan Rasul-nya itu lebih dicintai daripada yang selain keduanya.
  2. Apabila seseorang itu mencintai kepada orang lain, dan tidaklah cintanya itu hanya karena Allah juga mengharapkan keridhaan Allah.
  3. Apabila seseorang itu benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka.

Disamping itu juga Rasulullah saw telah bersabda yang juga telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang mana sabdanya sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun