Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Mengenalkan Buku Cerita, Meski Tanpa Tes Calistung Masuk SD

11 Juli 2017   20:27 Diperbarui: 11 Juli 2017   20:32 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pertama anak saya yang penuh dengan coretan dan sobekan.

Masuk SD tanpa tes Calistung (Baca Tulis Hitung) ? Bagaimana dengan pendapat anda? Bukan masalah setuju atau tidak pada aturan pemerintah. Tapi, apakah kurikulum SD sudah siap ? Apakah guru SD sudah siap mengajari membaca, menulis dan berhitung? dan aturan pemerintah, meskipun anak belum pernah masuk TK, tetap diperbolehkan sekolah SD.

Sebelum ini, kurikulum mengharuskan anak-anak sudah bisa membaca buku dengan tulisan yang lumayan kecil. Soal-soal ujian semester juga luar biasa. Kalau anak tidak bisa membaca dengan baik, dipastikan nilainya akan "hancur". Padahal (mungkin) kalau soal dibacakan oleh gurunya , akan bisa menjawab semua dengan baik. Lalu, mana yang benar ? Bagaimana kita bisa menilai "kualitas" anak ?  Ketika SD sudah harus bisa calistung, ramai-ramai para orangtua memasukkan les anaknya yang masih play grup untuk bisa membaca. Bayangkan ! Masih usia 3 tahun sudah diajari membaca. 

Menurut para ahli pendidikan , ini tidak dibenarkan. Meskipun ada beberapa anak yang memang punya kelebihan khusus bidang ini . Bahkan ada anak TK yang sudah diajarkan berhitung uang nominal pembelian sampai pecahan seratus ribu. Anak-anak di suruh menghitung uang dengan nominal angka-angka yang berjejer begitu banyak, yang seharusnya mereka belum waktunya memahami. Kasus ini terjadi di sebuah sekolah TK di Surabaya (info dari Radio Suara Surabaya)                   

Syarat masuk SD

Syarat masuk SD cukup mudah. Menurut Kemdikbud, harus cukup umur minimal tujuh tahun, rumahnya dekat dengan sekolah, dan tidak mensyaratkan ijazah TK.

Jadi meskipun tidak pernah masuk Play grup dan TK, tidak jadi masalah. Karena rumah yang jauh mengakibatkan anak terlalu lelah dalam menjalani aktivitas belajar di sekolah. Karena kasus yang banyak terjadi adalah banyak orangtua yang dengan rela memasukkan anaknya ke sekolah favorit yang letaknya cukup jauh dari rumah. Kesiapan Anak Masuk SD

Kalau memang anak tidak ada tes calistung dan tidak ada kewajiban bisa membaca, lalu apa yang bisa dilakukan orangtua pada anaknya? Apakah langsung pasrah bongkokan  pada sekolah ? Maksudnya langsung memasrahkan diri, supaya anaknya diajari membaca gurunya saja? Jelas ini sangat menghambat kalau orang tua tidak peduli pada anaknya. Memang guru wajib mengajarkan membaca. Tapi alangkah baiknya, meskipun anak tidak masuk TK, tapi tetap bermain dan belajar di rumah. 

Tetap mengenalkan buku-buku cerita yang menarik bagi anak. Buku yang bergambar warna-warni dengan tulisan yang besar-besar. Anak-anak akan mengenal model huruf-huruf yang ada di buku bacaan. 

Menirukan kata-kata yang dibacakan ibunya dengan suara keras. Dan ketika sudah masuk sekolah SD, anak-anak sudah tidak canggung lagi dengan huruf-huruf yang diajarkan gurunya. Dan akan cepat menangkap apa yang diajarkan.  Sedangkan menulis bagi anak, memang sebatas mengenalkan bagaimana memegang pensil dan kertas sebelum masuk sekolah, memegang krayon, dan mewarnai. 

Bagaimana dengan berhitung ? Kesiapan anak-anak tentang berhitung, juga sebatas menghitung benda-benda yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal. 

Anak-anak belajar berhitung sambil bermain. Misalnya main tebak-tebakan, coba hitung berapa jumlah bunga yang ada di depan rumah? Berapa jumlah buku cerita yang dibelikan Ayah? Berapa jumlah kaos kakimu di lemari? jadi, anak-anak masuk SD tidak akan merasa tertekan dengan peraturan pemerinth tahun ini. Yang belum bisa membaca , menulis dn berhitung tidak merasa ketakutan. Semua anak happy dan bersemangat belajar. Semoga ! Sukses untuk anak-anak Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun