"Kok bisa seperti itu, Bun?"
Anak saya bertanya pada saya waktu sarapan sambil nonton berita pagi tadi di TV. Saya tertegun. Tak bisa menjawab pertanyaan itu saat diberitakan 41 anggota DPRD Malang korupsi massal dan di tangkap KPK. Saya pengen nangis rasanya.
Baru kemarin saya tersenyum bangga dengan Indonesia yang bulan kemarin merayakan HUT Kemerdekaan. Juga dengan prestasi Asian Games yang luar biasa , berhasil memboyong 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu, sekaligus menjadi peringkat 4. Baru kemarin juga peringatan Idul Adha- tentang semangat ikhlas berkurban, berbagi untuk orang lain yang membutuhkan.
Tapi baru selang tiga hari, sudah muncul kabar 41 anggota DPRD Kota Malang yang ditangkap KPK. Saya heran, apa gerangan yang ada di otak mereka, dimana urat saraf malu mereka?
Di sisi lain, anak bangsa jumpalitan peras keringat banting tulang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa. Ada juga para kreator konten jungkir balik peras otak untuk meningkatkan Subscribers dan Followersnya sampai hampir putus asa. Eh, para koruptor dengan enaknya ongkang-ongkang kaki main-mainin angka dan data dengan senyum dikulum. Dan taraa! Duit milyaran pindah ke rekening pribadi dengan sekali klik.Â
Catatan untuk para koruptor,
- Tidakkah kalian sadar, tingkah biadab kalian sudah memberikan efek menghancurkan negara ini? Tidakkah kalian malu pada anak kalian sendiri , Â dengan bangga memberikan uang makan , uang kuliah, baju, dengan uang hasil korupsi?
Otak anak-anak otomatis sudah teracuni maksiat, mereka tumbuh menjadi anak-anak yang bejat. Bahkan mereka juga akan mudah berbuat curang, korupsi dan meghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Â
- Pertanyaan saya cuma satu, kapan sih kalian berhenti korupsi? Seolah-olah dalam otak kalian, jadi pejabat ya harus korupsi (karena semua partai banyak koruptornya, ya laki-laki ya perempuan sama saja). Apa sih kontribusi kalian untuk negeri ini , selain anda melakukan korupsi? Bukan saya saya yang sakit hati, kalian sudah menyakiti masyarakat Indonesia. Â
Saya hanya kasihan sama anak-anak, di sekolah diajarkan kejujuran, tanggung jawab, semangat pantang menyerah. Tapi di TV disodorkan berita para pejabat yang mencuri secara profesional. Bagaimana generasi muda kita menjadi lebih baik, sedangkan teladannya bobrok semacam itu?