Ketika kita galau karena ada satu masalah dan cobaan yang menghampiri kita, kadang kita bertanya-tanya dan introspeksi diri, kita salah apa? Mengapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini ? Apakah kita bisa menghadapi semua masalah dengan sabar ? Secara umum, kita sering mendengar ada nasehat yang ampuh "kalau punya kenikmatan kita bersyukur, kalau mendapat cobaan, kita bersabar". Memang tidak ada yang salah dari ungkapan tersebut. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara kita menghadapi masalah dan cobaan itu? Apakah kita hanya diam saja, atau berjuang sekuat tenaga untuk mencari jalan keluar untuk masalah yang ada.Â
Cara menghadapi masalah
Syariat agama memang mengharuskan kita mengusahakan mencari jalan keluar untuk semua masalah. Kita bertanya kepada ahlinya dan melakukan apa yang harus kita lakukan. Dan apabila ada dilema yang muncul, ada dua jalan keluar yang membuat bingung, kita pilih jalan keluar yang lebih sedikit mudharatnya. Karena terkadang, sebuah jalan keluar, ada muncul resiko yang harus kita tanggung. Dan kita pun harus siap dengan resiko-resiko yang sudah ada di depan mata. Logika harus tetap kita kedepankan karena kita mempunyai otak yang berguna untuk berpikir sesuai tuntunan agama.Â
Semua orang pasti pernah punya masalah berat, yang membuat menangis. Begitu juga saya. Tapi setiap ada masalah yang (rasanya) kita sudah tidak bisa berpikir dengan logika, ada kisah yang selalu saya ingat, yang membuat saya harus pasrah sepenuhnya sama kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Membuat saya tersenyum kembali . Inilah kisahnya orang-orang yang tidak pernah mengatur dirinya. Bukan berarti dia diam tak melakukan apa-apa dan tidak punya cita-cita. Tapi semua keinginan dan harapannya diserahkan kepada Allah, tidak pernah berpanjang angan-angan.
Kisah  Kepasrahan Tingkat Tinggi
Dari buku Mutiara Indah yang disusun oleh KH. Moch. Djamaluddin Ahmad (dari Kitab Sharhul Hikam ) . Ada seorang yang bernama Thariq As Shadiq. Dia dijuluki As Shadiq karena dia jujur dan pasrah kepada Allah saat dia terjatuh ke dalam lubang sumur  yang kosong. Kemudian ada rombongan Haji yang melewati sumur itu. Diantara mereka ada yang berkata, "Hendaknya kita menutup mulut lubang ini , supaya tidak ada orang yang terjatuh ke dalamnya". Thariq As Shadiq berkata dalam hatinya , "Apabila engkau orang yang jujur (wahai nafsu), maka diamlah."
Thariq As Shadiq pun diam tak berkata-kata. Dan rombongan haji itu pun menutup sumur itu kemudian melanjutkan perjalanannya. Tentu saja sumur yang ditempati Thariq tersebut menjadi gelap gulita. Tiba-tiba ada dua lampu yang mendekatinya dan dia melihat cahayanya. Tak disangkanya ternyata dua lampu itu adalah dua mata ular yang sangat besar yang menghampirinya. Lalu Thariq As Shadiq berkata dalam hati, "Dalam kondisi seperti ini, aku akan mengetahuimu, apakah kamu termasuk orang yang jujur (benar-benar pasrah) atau bohong."
Sewaktu ular tersebut mendekati Thariq, dia menyangka ular tersebut akan memakannya. Akan tetati tak disangka ular itu kembali ke atas dan mengikatkan ekornya ke leher dan kedua kakinya. Kemudian membawanya seperti anak kecil. Ular tersebut mengangkat segala sesuatu yang ada di mulut sumur dan melepaskan tubuhnya ke permukaan bumi. Lalu Thariq mendengar suara yang tidak diketahui siapa yang berkata "Ini adalah kelemahlembutan Tuhanmu, karena Allah telah menyelamatkan dirimu dari musuhmu (sumur ) dengan musuhmu (ular).Â
Itulah salah satu kisah yang menggetarkan. Di balik cobaan, ada nafsu yang mengorek-ngorek hati dan dibutuhkan kepasrahan tingkat tinggi. Kalau tidak, pasti ada kemarahan dan nafsu yang akan berperan . Kalau kita bisa menjinakkan nafsu, kita akan merasakan halusnya hikmah yang terasa. Allah pasti akan menyelipkan kasih sayang yang luar biasa disana. Seiring berjalannya waktu, kita pasti akan mengucap Alhamdulillah telah diberikan cobaan tersebut. Â Dan yakinlah ada banyak sekali pelajaran baru yang kita dapatkan, tentang hidup, tentang kebahagiaan, tentang segala hal keduniaan yang sebelumnya kita tidak tahu.
Kadang saya berpikir, seandainya semua orang dibumi ini mengerti akan esensi dari sebuah kepasrahan, mungkin tidak ada orang yang putus asa, depresi, bahkan bunuh diri. Wallahu A'lam.Â