Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada Sikap Kritis Ekstrem, Membentuk Pribadi Pesimis

17 Januari 2017   13:15 Diperbarui: 17 Januari 2017   13:27 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komentar 3|Dokumentasi pribadi

Bersikap kritis boleh saja. Tapi bagaimana dengn sikap kritis yang tanpa "tedeng aling-aling" ? Sikap protes yang tanpa melihat "kanan kiri", gak peduli apakah orang tersebut ( yang dikomentari ) akan tersinggung atau tidak . Saya mendapatkan pelajaran yang berharga pada suatu pagi, bahwa ketidakadilan yang dialami seseorang akan memunculkan komentar negatif dan menjadi pribadi yang pesimis. Bahwa cerita negatif yang didengar seseorang terus menerus, akan memunculkan imej negatif juga.

Begini ceritanya :

Pagi itu, baru pertama kali saya menulis status di facebook dengan berurai air mata di depan komputer. Saya teringat Bapak saya yang meninggal tepat setahun lalu. Ini mungkin seperti tulisan curhat . Tapi lebih dari itu, semoga ada pelajaran dari apa yang saya alami. baru kali ini saya menulis status dan mendapatkan komentar negatif dari orang yang tidak saya kenal. Bukan hanya mencela saya, tapi juga mencela media (koran). Dia menulis semua koran "gak bener" (silakn di cek di foto yang terlampir). Dia menyimpulkan bahwa semua media "gak bener", termasuk media koran, televisi dan lainnya. Bukankah itu pendapat yang absurd? Terlampir juga komentar saya menanggapi komentar-komentarnya yang negatif . (Baca Komentar 1)

Komentar 1| Dokumentasi pribadi
Komentar 1| Dokumentasi pribadi
Bahwa ketidakdilan yang pernah dia alami, katanya menjadi "korban media" , mempunyai banyak teman wartawan , sering mendengar "cerita negatif tentang wartawan", dan sebagainya, ternyata membuat seseorang menjadi berpikiran sempit. Dia menjadi anti membaca koran , karena semua koran dianggap "gak bener". Entah apa maksud dari "gak bener" tersebut. Katanya banyak berita bohong, fitnah. Dan ketika saya koran apa itu, dia tidak mau menjawab. (Baca Komentar 2)

Komentar 2|Dokumentasi pribadi
Komentar 2|Dokumentasi pribadi
Komentar 3|Dokumentasi pribadi
Komentar 3|Dokumentasi pribadi
Di era keterbukaan sekarang ini, era merayakan semangat unjuk berkarya, jelas komentar seperti itu lumayan membuat saya shok. Saya tidak habis pikir, kok masih ada ya orang-orang yang punya pikiran picik, selalu hobi berkomentar negatif, dan melakukan provokasi untuk membenci koran (media pada umumnya). Meskipun memang kenyataannya ada oknum wartawan yang "gak bener". Lalu apakah semua jurnalis itu negatif? Tentu saja tidak.

Komentar negatif memang seperti penyakit. Menggerogoti hati dan pada akhirnya akan membentuk karakter pesimis. Padahal saat ini masyarakat sedang semangat-semangatnya berkarya, menjadi entrepreneur, membuat berbagai Komunitas yang bermanfaat untuk orang lain, dan sebagainya. Lalu, masih layakkah sikap pesimis dipelihara? Tidak bisakah bertanya dulu, apa maksud kita menulis sebuah status di sosial media ? Bukan langsung mencela tanpa berpikir panjang. Hari gini, kita tidak butuh orang-orang pesimis untuk membangun negeri ini, kita butuh orang-orang yang semangat dengan karya hebat untuk kebaikan sesama .

Salam semangat berbagi .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun