Momen sebulan sekali dalam setahun-yakni puasa Ramadhan, sangat besar manfaatnya untuk anak. Sebaiknya kita manfaatkan semaksimal mungkin. Puasa yang diharuskan untuk menahan lapar dan haus juga menahan emosi adalah penting untuk melatih kecerdasan emosi setiap anak. Lalu, bagaimana supaya Ramadhan tidak hanya sebagai bulan puasa, tapi juga ajang untuk menempa karakter anak yang positif? Berikut tipsnya :
1. Ramadhan adalah bulan untuk menempa segala macam ritual ibadah. Seperti Sholat, misalnya. Anak-anak perlu diajarkan ibadah penting ini. Tidak saja gerakan-gerakan sholat dan bacaan sholat (mungkin sudah diajarkan di sekolah atau di TPQ). Tapi juga alasan yang logis di benak anak, kenapa kita harus sholat dan puasa. Karena anak jaman sekarang semua kritis. Kita harus bisa menjelaskan semua pertanyaan-pertanyaan anak yang tak terduga. "Mengapa Allah disembah?", "Mengapa sholat menghadap ke barat?" atau " Mengapa kita disuruh lapar?", dan lainnya. Sebaiknya kita mengajak anak untuk belajar bersama tentang segala hal yang berhubungan dengan ibadah sholat sebagai tiang agama ini. Kita bisa mengajak ke Tobuk untuk mencari buku-buku Islam.
2. Ramadhan , momen untuk saling membantu dan berbagi. Tidak saja kita mengajak anak memahami Hablumminallah (berhubungan baik dengan Allah)Â tapi juga Hablumminannas (menjaga tali persaudaraan sesama manusia). Tidak saja kita mengajak sholat tarawih bersama, tapi juga mengajak belanja untuk keperluan buka puasa dan sahur. Bahkan sore hari, kita bisa mengajak anak untuk memasak bersama.Setelah itu mengajak berbagi takjil dan makanan buka puasa gratis untuk para tetangga sekitar dan musholla atau menyerahkan ke Rumah Yatim Piatu, misalnya. Momen ini akan menjadi momen yang tak terlupakan buat anak. Berbagi kebahagiaan, akan melipatgandakan kebahagiaan batin kita. Peristiwa religius ini akan masuk ke alam bawah sadar dan akan terbawa sampai kelak dewasa.
3. Berikan pemahaman yang baik, bahwa Ramadhan adalah ibadah rahasia. Karena hanya Allah yang tahu. Makanya kita harus berbuat baik. Tidak berbohong, harus sabar, menjaga perkataan dan suka menolong orang lain. Harapannya, hal-hal baik tersebut akan menjadi kebiasaan anak dan akan menjadi karakter yang kuat untuk suka berbagi dan menolong orang yang membutuhkan. Dan melakukan segala sesuatu bukan karena selain Allah.
4. Yang paling susah buat Bunda adalah bagaimana menjelaskan peristiwa menstruasi kepada anak. Ketika anak-anak sedang puasa, kita mencari tempat yang aman (untuk makan) jangan sampai ketahuan anak. Ketika setiap hari mengajak tarawih, tapi tiba-tiba Bunda tidak mau tarawih selama beberapa hari. Kadang sampai berbohong sakit atau yang lain. Padahal ini juga tidak baik (terpaksa membohongi anak). Ini akan sangat berpengaruh pada komitmen anak untuk beribadah. Akan menjadi satu pertanyaan besar, "Kenapa Bunda tidak boleh sholat dan puasa?". Sebaiknya kita menjelaskan dengan pelan-pelan. Bahwa setiap perempuan punya waktu yang spesial untuk tidak sholat dan puasa. Juga menjadi tanggungjawab pihak sekolah dan TPQ (Taman Pendidikan Al Qur'an) untuk menjelaskan yang sebenarnya- mengapa perempuan dilarang untuk Sholat dan puasa.
5. Momen Ramadhan yang bersamaan dengan Pemilu Presiden dan Wapres juga bisa kita jelaskan dengan baik. Bahwa setiap orang Indonesia akan memilih orang yang tepat menjadi presiden. Mungkin pilihan orang bisa berbeda. Tapi harus tetap berteman dan tidak boleh saling bermusuhan. Karena siapapun presidennya, kita harus tetap bekerja keras dan cerdas untuk mewujudkan negara yang makmur , adil dan sejahtera. Jadi tidak boleh ada saling benci dan mencaci. Allah tidak suka orang-orang yang melaknat orang lain.
Semoga Ramadhan tahun ini, benar-benar membawa manfaat dan hikmah yang luar biasa buat anak-anak kita. Menjadi anak-anak yang jujur, senang beribadah, hobi berbuat baik pada orang tua dan orang-orang sekitar, yang pada akhirnya akan menjadi anak yang berakhlak baik, berkarakter, dan menjadi anak sholih dan saliha. Aamiin. Salam Ramadhan penuh berkah .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H