Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pantai Klayar, Pantai Tak Terlupa

13 Agustus 2014   20:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:38 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau tahu pantai yang tak terlupakan buat saya? Namanya Pantai Klayar. Salah satu pantai eksotis di selatan Jawa Timur. Awalnya saya kurang tertarik ada seorang teman yang mengajak ke Pacitan. Liburan ke Pacitan? Memang ada apa di Pacitan? Tapi berhubung di kasih tahu ada pantai bagus disana, lalu sekilas saya browsing di internet. Boleh juga. Dan kami sekeluargapun bersiap-siap.

Belakangan saya baru tahu kalau di Pacitan punya beberapa tempat menarik untuk dikunjungi. Ada gua-gua yang menarik dan ada juga Pantai Teleng Ria, Pantai Pancer,Pantai Watu Karung. Dan yang saya kunjungi adalah Pantai Klayar.

Perjalanan dari Kota kecil Pandaan (Kabupaten Pasuruan) menuju Pacitan ,benar-benar menguras tenaga. Bisa jadi ini adalah perjalanan paling “gila” yang pernah saya alami sepanjang hidup! Apalagi semua penumpang satu mobil yang berjumlah 7 orang dan 2 anak,sama sekali belum pernah ke Pacitan. Semua penumpang shok. Tak pernah membayangkan kalau menuju kota kelahiran Presiden SBY begitu berat medan yang harus kami lalui. Kami berangkat pukul 10 malam, berharap kami akan bertemu sunrise yang indah. Tapi kenyataannya, sungguh membuat kami terkaget-kaget. Sampai-sampai kami harus bertanya berkali-kali pada penduduk setempat, “Apakahbenar ini jalan utama menuju Pacitan?”. Jawabannya “Benar. Ini jalan utama”. “Apakah tidak ada jalan alternatif?”, jawabannya, tidak ada. Ini jalan satu-satunya. Jalannya memang beraspal bagus. Tapi naik turun gunung yang berkelok dan tikungan tajam. Berganti jurang yang menganga di kanan kiri. Sampai-sampai mobil harus berhenti gara-gara ada beberapa penumpang yang mabok! Tapi memang kondisi yang tak terduga seperti ini bisa membuat perasaan teraduk dan kondisi tubuh akan menurun. Untunglah kami membawa bekal air putih yang cukup dan minum-minuman penyegar seperti Liang Teh Cap Panda.

Sekitar jam lima pagi, kita semua berhenti di sebuah masjid di kanan jalan yang sepi untuk Sholat Subuh dan meluruskan kaki sebentar. Sesampai di pusat kota Pacitan,sekitar jam tujuh pagi. Kami sarapan pagi bersama. Tak lupa bertanya pada penduduk setempat yang ramah, apakah sudah dekat Pantai Klayar? Jawabannya sudah dekat. Kami pun senang. Tapi ternyata, sungguh di luar dugaan. Kami harus meneruskan perjalanan naik gunung turun gunung lagi. Saya yang ngotot untuk bertanya pada penduduk sekitar. Apakah tidak salah jalan? Sampai anak saya selalu nyeletuk. “Katanya ke pantai? Kok naik gunung? Kapan sampainya sih?”, kami semua hanya tersenyum kecut.

Perjalanan dari pusat Kota Pacitan menuju Pantai Klayar, kira-kira 40 km lagi ke arah barat. Dan pantai ini masuk wilayah Kecamatan Donorojo. Kami harus melalui jalanan yang berliku lagi, bertemu hutan dan jurang lagi. Namun rasa lelah kami kalah oleh rasa penasaran yang terus menggelora. Sayang penunjuk jalan masih kurang. Ini harus dijadikan introspeksi diri bagi PEMDA setempat. Untuk memberikan rambu dan penunjuk jalan supaya pengendara tidak tersesat. Jadi kami harus selalu bertanya ketika ada pertigaan yang meragukan. Jalanan menuju pantai menyempit, hanya bisa dilalui satu kendaraan, jadi harus ekstra hati-hati.

[caption id="attachment_337876" align="alignnone" width="300" caption="Bermain pasir di P.Klayar"][/caption]

Kurang lebih sekitar satu kilometer ke pantai, kami ditarik tiket masuk seharga tiga ribu rupiah per orang (ini tiket tahun lalu Bersyukur pagi itu cuaca cerah. Saya tengok jam tangan, Oh My God ! Ternyata sudah pukul 10 pagi ! Tapi begitu saya melihat pantainya yang luar biasa indah, rasa lelah itu seakan menguap begitu saja. Anak-anak berlarian di pantai seakan menemukan kebebasannya setelah terkungkung di mobil selama berjam-jam. Ada yang bermain pasir dan berkejaran. Ombak yang sedang dan pasir putih yang bersih, sungguh membuat damai di hati. Setting batu-batuan alami yang berjajar membentuk lukisan alam yang indah. Bukit-bukit menawan dan dihias pohon kelapa yang berayun-ayun, sungguh pemandangan yang luar biasa . Minggu pagi itu, banyak sekali pengunjung yang datang. Karena bertepatan dengan liburan Imlek.

[caption id="attachment_337878" align="alignnone" width="300" caption="Serunya menikmati pantai"]

14079094801307433627
14079094801307433627
[/caption]

Tentu membuat warung-warung di sepanjang pantai ramai dikunjungi. Sayang sekali,kami tak sempat mencicipi makanan khas Pacitan , yakni nasi Thiwul. Hanya mencicipi es kelapa muda yang murah meriah. Tapi masalah isi perut tidak usah khawatir, beraneka makanan sudah tersedia di warung-warung kopi yang berjajar rapi. Nah, saat capek dan ingin duduk-duduk di pinggir pantai, tersedia tikar yang disewakan seharga 5 ribu per buah. Oya, buat anda yang ingin berenang, sepertinya harus mngurungkan niat itu. Karena ada larangan berenang di Pantai Klayar.Buat saya tidak masalah, karena menikmati pemandangan yang eksotis itu sudah menjadi pengalaman yang luar biasa bersama keluarga.

[caption id="attachment_337879" align="alignnone" width="300" caption="Feel the sands"]

1407909580125658094
1407909580125658094
[/caption]

[caption id="attachment_337880" align="alignnone" width="300" caption="Klayar Beach "]

14079096482066720818
14079096482066720818
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun