Mohon tunggu...
Aulia ulHaque
Aulia ulHaque Mohon Tunggu... Psikolog - Pengajar

Pengajar sekaligus pembelajar. Tertarik pada kajian psikologi, anak, dan sastra & sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Arti Merdeka Belajar bagi Anak Usia Dini

17 Agustus 2023   14:23 Diperbarui: 17 Agustus 2023   14:34 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa waktu terakhir, konsep Merdeka belajar yang diusung oleh Kementrian Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi banyak kita dengar dan lihat implementasinya pada tingkat-tingkat pendidikan salah satunya pada tingkat pendidikan tinggi berupa Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Namun begitu, konsep belajar yang baik ini masih belum banyak kita temukan pada pendidikan pra sekolah atau anak usia dini, hingga pada 28 Maret 2023 Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka belajar ke-24 yang bertema Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.  Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi tentang kemampuan calistung (baca, tulis, hitung) siswa masuk SD yang sudah harus dikuasai oleh para siswa di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah upaya pembinaan kepada anak sejak mereka lahir hingga 6 tahun, pendidikan di masa ini pada dasarnya adalah sebuah upaya optimalisasi potensi anak melalui aspek-aspek perkembangan yang dimiliki sehingga siap mengikuti pembelajaran di tingkat selanjutnya. Selama ini, kemampuan anak terhadap calistung  (baca, tulis, hitung) menjadi ukuran keberhasilan pendidikan pada anak-anak usia dini, padahal target yang harus dicapai anak pada tingkat PAUD bukanlah menjadi anak-anak yang berprestasi lewat calistung namun dapat tumbuh optimal aspek perkembangannya sehingga tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia.

Memaksakan anak untuk mampu calistung pada usia dini sebenarnya berlawanan dengan tahap perkembangan kognitif anak,  ilmuwan psikologi Jean Piaget menyebutkan bahwa anak-anak pada usia 2-7 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif pra operasional. Dimana pada tahap ini anak akan lebih banyak membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan pada hal-hal yang bersifat kongkret. Sedangkan di sisi lain, angka dan huruf pada dasarnya merupakan sebuah konsep dan kesepakatan akan sebuah simbol. Bukti bahwa huruf dan angka adalah sebuah konsep yaitu adanya perbedaan kesepakatan antara bentuk huruf A di negara satu dan lainnya, dimana hal ini masih sulit dipahami oleh anak-anak usia dini. 

Pembelajaran calistung yang dipaksakan, berdampak negatif pada anak tidak hanya jangka pendek, menengah, namun juga hingga jangka panjang. Bukan berarti anak-anak kita tidak boleh belajar calistung di usia dini, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Pertama adalah target pembelajaran calistung sebaiknya bukan pada penguasaan namun pada pengenalan. Kedua dalam prosesnya, pembelajaran pada anak usia dini termasuk calistung sebaiknya menggunakan konsep developmentally appropriate practice (DAP) yaitu pembelajaran yang sesuai dengan  perkembangan anak baik dari segi usia, karakteristik maupun budaya. Ketiga, proses belajar perlu dikemas secara kongkret dan menyenangkan, tidak lagi pada tataran teoritis namun anak-anak dapat belajar langsung melalui pengalaman sehari-hari yang menyenangkan seperti bermain, eksperimen, story telling dan sebagainya.

Melalui proses pembelajaran tersebut, diharapkan anak-anak kita dapat betul-betul merasakan merdeka dalam belajar sehingga tidak hanya akan melahirkan anak-anak yang siap belajar di tahap pendidikan selanjutnya namun juga senang belajar seumur hidup mereka.

Penulis:

Sayidah Aulia ul Haque dan Eko April Ariyanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun