Selain edukasi, fasilitas pendukung juga perlu ditingkatkan, baik dalam bentuk alat-alat medis yang diperlukan untuk perawatan di rumah maupun akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, seperti fisioterapi dan konsultasi rutin. Layanan konseling psikologis bagi caregiver juga penting untuk membantu mereka menghadapi tekanan emosional dan mencegah burnout. Pemerintah dan rumah sakit juga diharapkan dapat memberikan dukungan finansial, baik melalui subsidi kesehatan maupun program jaminan sosial, sehingga beban ekonomi yang dialami keluarga pasien dapat berkurang.
"Peran family caregiver sangat krusial, namun seringkali mereka merasa tidak siap dan kurang mendapatkan dukungan yang memadai," ujar Anis Ika Nur Rohmah. "Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi intervensi yang lebih terarah guna mendukung para caregiver menjalankan perannya dengan optimal. Kami berharap, kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan komunitas dapat menciptakan sistem yang lebih inklusif dan mendukung."
Kesadaran Publik dan Dukungan Sistemik
Penelitian ini tidak hanya relevan bagi kalangan medis, tetapi juga bagi masyarakat luas. Meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi caregiver dapat mendorong lebih banyak inisiatif berbasis komunitas untuk mendukung mereka. Kampanye publik mengenai pentingnya peran caregiver, serta pelibatan masyarakat dalam menyediakan lingkungan yang ramah bagi pasien stroke, dapat menjadi langkah awal.
Dengan meningkatnya prevalensi stroke di Indonesia, penelitian ini menegaskan bahwa keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam proses pemulihan pasien. Dukungan sistemik yang melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, rumah sakit, dan komunitas sangat diperlukan agar baik pasien maupun caregiver dapat menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik, meskipun di tengah keterbatasan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H