Mohon tunggu...
Aulia Rahman
Aulia Rahman Mohon Tunggu... -

Saya cinta manusia, tetapi saya lebih cinta kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Ikan atau Alat Pancing

12 Februari 2014   19:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"PILIH IKAN ATAU ALAT PANCING"

(tinjauan filosofi mengenai konsep gotong royong)

Ada salah satu soal ujian bahasa mandarin yang menarik buat saya ketika menhadapi ujian bahasa mandarin di china. Soal ini merupakan ujian membaca (baca "yuedu" ). soal itu ada satu cerita pendek tentang Ikan dan Alat Pancing. cerita tersebut sepertinya cerita  sederhana tapi tidak bagi saya.

jika saya terjemahkan cerita tersebut kurang lebihnya seperti ini :

"Dahulu kala, ada dua orang yang lapar sedang mereka tidak punya tanah dan makanan, pada satu ketika kedua orang ini bertemu seorang kakek tua. Kakek tua itu memberi mereka  satu ekor ikan besar yang masih fresh dan satu alat pancing. Kedua orang itu akhirnya memutuskan untuk membagi pemberian kakek tua itu. Satu orang memilih ikan besar dan satu lagi memilih alat pancing. Orang yang mendapat ikan besar tersebut akhirnya bisa menutupi kelaparan yang dia alami. Tapi beberapa hari kemudian ia temukan ikan itu sudah habis dan lama kelamaan orang tersebut kembali lapar dan akhirnya mati dalam keadaan lapar. Sedangkan orang yang memilih alat pancing dia masih terus merasakan lapar. Tetapi dia harus terus berjalan yang cukup jauh untuk menuju kearah pinggir pantai sambil  berharap dengan alat pancing tersebut dia bisa memancing dan mendapatkan ikan-ikan yang banyak untuk menutupi kelaparanya itu. Ketika dia sudah hampir tiba pada pinggir pantai ternyata dia sudah tidak mempunyai tenaga dan akhirnya terjatuh lemas yang pada akhirnya pun mati kelelahan.

Kemudian ada lagi dua orang dalam kondisi yang sama yaitu dalam keadaan lapar sedang merekapun tidak punya tanah dan makanan. Pada satu ketika merekapun bertemu dengan seorang kakek tua. Kakek tua itu memberi mereka juga satu ikan besar yang masih fresh dan satu alat pancing. Kedua orang itu tidak membagi pemberian kakek tua tersebut malahan mereka bersepakat untuk bersama sama mencari ikan di pinggir pantai yang lokasinya cukup jauh tersebut. Disetiap perjalanan menuju pinggir pantai tersebut mereka memakan ikan untuk mengisi energi mereka. Akhirnya mereka berdua pun sampai dipinggir pantai . Mereka mulai menggunakan alat pancing tersebut untuk mencari ikan ikan yang ada disana. Beberapa tahun kemudian jerih payah mereka terbayar. mereka mendapat hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah.  Kemudian akhirnya dengan hasil tangkapan tersebut mereka mampu membeli tanah, rumah dan makanan yang cukup melimpah."

Dari soal ujian bahasa mandarin yang saya temui tersebut, saya jadi ingat ketika sewaktu saya masih kecil. cerita tentang "ikan atau alat pancing" pernah saya baca dan diajarkan ketika sewaktu sekolah dulu. Tetapi yang menjadi beda ketika itu saya hanya diceritakan mengenai kita harus memilih ikan atau alat pancing. Orang yang "Cerdas" pasti akan memilih alat pancing karena dengan alat pancing dia bisa berpikir tentang dirinya masih punya kesempatan hidup yang panjang untuk memproduksi dan terus memproduksi. Tetapi kita tidak diajarkan seperti cerita "di paragraph yang kedua". Membaca Cerita pada paragraf yang kedua tersebut saya jadi ingat  satu hal, yang sekarang saya "rasa" sudah banyak yang tidak peduli yakni konsep dan tindakan GOTONG ROYONG.

Guilin, China 11 januari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun