Dosen Universitas Mercu Buana Agustini dan Aulia menuturkan dalam program pengabdian masyarakat  mengenai Resiliensi Dalam Menghadapi Stress Akademik Siswa SMA yang menghadapi UAS. Ujian akhir semester (UAS) merupakan bagian dari evaluasi yang bertujuan dalam mengukur kompetensi dan potensi para siswa, sehingga para siswa dapat melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi dengan cara adanya ujian. Ujian akhir semester merupakan suatu cara mengevaluasi siswa dalam mengetahui pencapaian kompetensi akhir dalam pendidikan selama satu semester. Tujuan diadakannya ujian akhir semester adalah sebagai cara mengevaluasi dalam mengukur pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh guru selama satu semester. Selain itu, ujian akhir semester juga dapat memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung serta memberikan umpan balik (feed back) setelah para siswa melakukan beberapa tes (Machmud, dikutip dalam, Sutalaksana dan Kusdiyati, 2020).
   Ujian akhir semester (UAS) adalah bagian dari evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi para siswa, sehingga para siswa dapat melanjutkan pendidikan ketingkat lebih tinggi, yang terkadang para siswa menemukan berbagai tantangan serta kesulitan ketika menghadapi akhir semester (Machmud, dikutip dalam, Sutalaksana dan Kusdiyati, 2020). Kesulitan yang sering dialami oleh para siswa yaitu memiliki perasaan negatif, seperti menimbulkan kekhawatiran, stres, dan kehilangan motivasi (Mu'tadin, dikutip dalam Susanti, Maulidia, Ulfah, dan Nabila, 2021). Ketika para siswa mengalami hal tersebut yang dapat menjadi stressor serta stres akademik di kalangan para siswa dalam menghadapi ujian akhir semester (Karaman, Nelson, & Vela, 2017).
   Stress akademik sering menjadi permasalahan di berbagai bidang studi yang terjadi pada para siswa yang sedang menghadapi ujian akhir semester mengenai psycological well being mereka. Ketika para siswa mengalami stres akademik pada saat menghadapi ujian akhir semester, maka diperlukan tindakan dalam beradaptasi guna mengatasi kondisi stres yang sedang dialami (Schneider, dikutip dalam Suharsono dan Anwar, 2021). Dalam proses beradaptasi disebut resiliensi. Ketika para siswa dapat menggunakan resiliensi yang mereka miliki, maka para siswa akan dapat memaknai sebuah permasalahan menjadi sebuah tantangan, sehingga dalam proses belajar akan menjadi hal yang menyenangkan dan mengalami perubahan kearah yang positif. Peran resiliensi sangat bermanfaat untuk para siswa dalam menghadapi ujian akhir semester. Hal ini disebabkan karena resiliensi dapat membantu para siswa agar bangkit dari keterpurukan dan memiliki hati yang tangguh serta mampu bangkit dan dapat memperbaiki kesedihan yang dialami (Amelia, Asni, & Chairilsyah, 2014). Resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki para siswa dalam mengontrol diri, berkehendak, berkeinginan, serta tekanan yang ada dalam diri mereka, berdasarkan pengalaman mereka dalam merespon ketika muncul permasalahan (Reivich & Shatte, 2002).
   Berbagai penelitian menyebutkan bahwa resiliensi sangat penting bagi para siswa khususnya dalam bidang akademik agar mereka mampu untuk adaptasi dan melakukan pertumbuhan diri agar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Siswa yang memiliki ketahanan yang tinggi akan mampu beradaptasi dalam menghadapi keadaan sulit dan dapat mengatasi permasalahan dalam bidang akademik (dalam Martin, dikutip dalam Mir'atannisa, Rusmana, & Budiman, 2019). Menurut Septiani dan Fitria (2016) menyebutkan bahwa siswa yang memiliki tingkat stres tinggi adalah siswa yang memiliki resiliensi rendah. Sebaliknya, jika siswa memiliki resiliensi yang tinggi, maka akan memiliki stres yang rendah. Sedangkan menurut Rahayu dan Djabba (2019) mengatakan resiliensi memiliki peranan yang sangat penting pada stres akademik yang dialami oleh para siswa SMA dalam menghadapi ujian akhir semester. Apabila siswa memiliki resiliensi yang tidak baik, maka mereka akan mendapatkan kesulitan dalam beradaptasi terhadap permasalahan akademik yang dihadapinya. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya permasalahan akademik yang dapat mengakibatkan stres akademik siswa (Boatman, dikutip dalam Prihastuti, 2011).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI