Ujian akhir semester adalah bagian dari sistem evaluasi yang bertujuan dalam mengukur dan menilai kompetensi yang dimiliki siswa, sehingga para siswa agar mampu melanjutkan pembelajaran pada jenjang yang lebih tinggi dengan adanya pengujian. Ujian akhir semester merupakan bentuk dari evaluasi yang telah dilakukan para siswa dalam mengetahui pencapaian kompetensi diakhir dalam suatu pendidikan.Â
   Pada akhirnya permasalahan dalam ujian akhir semester kemudian ditambah dengan berbagai tuntutan dari sekolah untuk memenuhi standarisasi nilai yang telah ditetapkan, juga menjadi sebuah masalah atau stressor bagi para siswa dalam belajar yang menyebabkan mereka mengalami stres. Beberapa permasalahan tersebut akhirnya menimbulkan stressor akademik bagi para siswa. Menurut Gadzella dan Masten (2005) menyebutkan bahwa stres akademik adalah reaksi siswa terhadap stressor akademik yang meliputi sebagai berikut, yaitu: reaksi fisik, emosi, perilaku dan kognitif terhadap stressor tersebut. Sedangkan Bakhsh dan Sayed (2015) menyebutkan bahwa stressor akademik yang dialami oleh para siswa tidak hanya pada pembelajaran saja, akan tetapi juga sumber daya yang tidak efisien dalam melakukan kegiatan akademik. Stres yang dialami oleh para siswa berdampak pada kegiatan akademiknya. Hal ini membuat siswa perlu menyusun beberapa strategi dalam menjalankan kegiatan akademik. Salah satunya yaitu menggunakan strategi self-regulated learning.
   Menurut Zimmerman, Boekaerts, Winne (dalam Panadero, 2017), self-regulated learning adalah usaha yang dilakukan dengan disengaja, terencana yang bersifat siklus di mana pikiran, perasaan, dan tindakan dikelola agar mencapai tujuan akademik. Self-regulated learning berorientasi pada penguasaan tugas dimana para siswa mempunyai keinginan agar memperoleh pemahaman dalam belajar, memilih tugas yang cenderung lebih sulit, dan menggunakan strategi belajar yang lebih efektif. Permasalahan yang dihadapi oleh para siswa membuat mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan self regulated learning. Pada umumnya, siswa yang mencapai pendidikan lebih tinggi, kurang siap atau mampu dalam menghadapi tuntutan. Para siswa merasa kesulitan dalam meregulasi diri dalam proses belajar. Mengingat self-regulated learning sangat penting digunakan pada siswa dalam menghadapi ujian akhir semester (Tekeng, 2015). Sementara keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat terlihat dari bagaimana siswa tersebut dalam mengatur dirinya (Hudaifah, 2020).
  Dosen Fakultas Psikologi Aulia Kirana dan Agustini menuturkan bahwa Melalui kegiatan pemberian Penerapan strategi self regulated learning dalam menghadapi stres akademik siswa pada ujian akhir semester bertujuan untuk membantu siswa dalam usahanya mendapatkan pemahaman tentang pentingnya self regulated learning. Diharapkan dengan penerapan self regulated learning, para siswa mampu mengurangi bahkan menghilangkan stres akademik yang dialaminya.
   Nilai-nilai positif yang dapat diambil dari adanya kegiatan penerapan self regulated learning dalam menghadapi stress akademik siswa pada ujian akhir semester adalah agar para siswa SMAN 5 Kabupaten Tangerang mampu menghadapi situasi sulit ketika mereka menghadapi stres akademik pada UAS.Â
   Pelaksanaan seminar strategi self regulated learning dalam menghadapi stress akademik pada ujian akhir semester, dilaksanakan secara langsung di SMAN 5 Kabupaten Tangerang, pada tanggal 4 Mei 2023, sekitar jam 10.00-12.00 Wib. Pada Pelaksanaan secara langsusng dihadiri oleh sekitar 77 siswa baik siswa laki-laki maupun perempuan. Pelaksanaan seminar dimulai dengan pengenalan kepada 2 (dua) narasumber Psikolog yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian pre-test oleh para siswa peserta seminar. Setelah pengisian pre-test, narasumber menjelaskan materi secara bergantian. Di awal pemaparan materi, nara sumber memberikan pemahaman tentang stress akademik pada saat ujian akhir semsester yang saat ini dilakukan secara tatap muka. Selain itu dipaparkan juga mengenai definisi strategi self regulated learning, penting siswa memiliki strategi self regulated learning serta cara-cara yang baik supaya siswa tidak mengalami stress akademik ketika menghadapi ujian akhir semester (UAS). Setelah narasumber menjelaskan materi, kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab pada peserta seminar. Setelah tanya jawab selesai, dilanjutkan pengisian post test yang tujuannya adalah untuk melihat pemahaman dan pengetahuan para siswa peserta seminar mengenai materi yang sudah disampaikan oleh narasumber. Acara ditutup dengan penutup dan kesimpulan dari moderator seminar.
Â
   Pre-test diberikan diawal sebelum seminar dilaksanakan, sedangkan Post test diberikan diakhir setelah seminar diberikan. Tujuan dilakukan  Pre-test dan Post-test adalah untuk dapat mengevaluasi materi mengenai pemahaman dan pengetahuan siswa SMAN 5 di Kabupaten Tangerang sebagai peserta seminar yang telah dilaksanakan. Pre-test dan Post-test disebar dalam bentuk lembaran kertas dan diisi secara langsung oleh para siswa yang ikut dalam seminar.  Terdapat 5 (lima) pertanyaan yang diajukan dalam pre-test kepada peserta siswa seminar dalam bentuk isian kalimat. Pertanyaan-pertanyaan dalam Pre-test dan Post-test terdiri dari 5 (lima), yaitu: (1) Apakah kamu pernah mendengar tentang self regulated learning?; (2) Apa yang kamu ketahui tentang strategi self regulated learning?; (3) Apakah pentingnya siswa memiliki strategi self regulated learning?; (4) Apa tujuan strategi self regulated learning dalam menghadapi stress akademik?; (5) Bagaimana cara menerapkan strategi self regulated learning?.
   Dari hasil Pre-test dan Post-test serta hasil dari tanya jawab peserta seminar, diketahui bahwa peserta pada awalnya banyak yang belum mengetahui dan memahami mengenai strategi self regulated learning dalam menghadapi stress akademik siswa pada ujian akhir semester. Terlihat dari Pre-test dan Post-test serta hasil dari tanya jawab peserta seminar, diketahui adanya perubahan yang signifikan mengenai pemahaman dan pengetahuan tentang pemahaman strategi self regulated learning. Sebelumnya banyak siswa yang tidak paham bagaimana cara agar tidak mengalami stress pada saat menghadapi ujian akhir semester (UAS) karena para siswa memiliki stress yang tinggi disebabkan memiliki ketakutan jika mereka tidak dapat menjawab persoalan yang diberikan pada saat ujian akhir (UAS) dan memiliki nilai yang jelek. Bahkan ditemukan bahwa tuntutan dari orang tua yang menginginkan anak-anaknya untuk mendapatkan nilai yang bagus pada saat ujian sehingga hal ini juga menjadi pemicu siswa mengalami stress akademik pada saat ujian akhir semester (UAS).
   Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari bagaimana siswa tersebut mengatur dirinya. Self-regulated learning diperlukan siswa agar dapat menerapkan cara belajar dengan menggunakan sejumlah strategi kognitif, metakognitif, motivasional, dan supportive yang membuat siswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuan dan dapat meregulasi keseluruhan proses belajar secara intensional. Intensional yang dimaksud adalah dengan memahami keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki agar mampu memahami kebutuhan, mengawasi perilakunya dalam belajar, menyesuaikan perilaku serta aktivitas dengan tuntutan akademik yang mereka hadapi.
   Dengan adanya seminar mengenai self-regulated learning dalam menghadapi stres akademik siswa adalah agar para siswa SMAN 5 Kabupaten Tangerang dapat menerapkan cara belajar dengan menggunakan sejumlah strategi kognitif, meta-kognitif, motivasional, dan supportive yang membuat siswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuan dan dapat meregulasi keseluruhan proses belajar secara intensional. Intensional yang dimaksud adalah dengan memahami keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki agar dapat memahami kebutuhan, mengawasi perilakunya dalam belajar, menyesuaikan perilaku serta aktivitas dengan tuntutan akademik yang mereka hadapi.