Mohon tunggu...
Aulia ShabrinaFitri
Aulia ShabrinaFitri Mohon Tunggu... Lainnya - Pemula

Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu [Q.S Al-Hadid : 20]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Semiotika Iklan

31 Mei 2023   10:18 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:43 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Televisi merupakan salah satu media massa yang cukup diminati sebagai wadah mempromosikan produk atau jasa. Ini karena Televisi disebut-sebut sebagai media massa yang dapat menciptakan rangsangan yang kuat kepada khalayak ketimbang media massa lainnya. Alasannya tentu karena televisi menyediakan bentuk visualisasi hingga demonstrasi produk atau jasa yang diperjualbelikan dengan begitu ringkas. Melihat berbagai potensi keuntungan tersebut, kesempatan ini dimanfaatkan oleh salah satu perusahaan otomotif yakni Yamaha Motor. 

Produk Yamaha ini kerap kali dikenal publik terutama di Indonesia karena slogannya yang begitu candu yakni  "yamaha semakin di depan". Berkat slogannya tersebut tak heran jika iklan-iklan pada produk Yamaha ini selalu memunculkan adegan-adegan yang menonjolkan kecepatan dari motor yang sedang dipromosikan. Setiap tipe motor yang diproduksi Yamaha memiliki cara penyampaian iklan yang berbeda dalam merepresentasikan unsur kecepatan pada produknya. Salah satunya pada tipe Yamaha Jupiter Z tahun 2007

Sebelumnya periklanan adalah sebuah pesan komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain terhadap suatu produk ataupun jasa. Akan tetapi periklanan di televisi memiliki keterbatasan durasi sehingga sebisa mungkin para adviser mengemas dengan singkat dan menarik tanpa mengurangi maksud dan tujuannya. 

Tak heran jika iklan-iklan di televisi kerap kali menggunakan tanda hingga simbol lain untuk mempersingkat waktu. Oleh karena itu untuk membedah makna tersirat pada tanda atau simbol tersebut diperlukan sebuah ilmu pertandaan yakni semiotika. Salah satu teori yang terkenal yakni teori yang dicetuskan oleh Rolland Barthes. Menurutnya sistem tanda manusia ada 4 tingkatan antara lain sign, denotasi, konotasi, dan mitos. Ilmu ini dapat dimanfaatkan untuk membongkar maksud tersembunyi dari sebuah tanda. Contohnya pada salah satu iklan produk Yamaha Jupiter Z tahun 2007.

Pada bagian awal tayangan iklan Yamaha Jupiter Z tahun 2007 ini menampilkan dua orang yang berinteraksi.

A: Mengapa ditaro diatas? Repotkan

B: Daripada di rusak bebek

Lalu ada dua motor Yamaha Jupiter Z yang lewat di hadapan mereka sampai mengakibatkan kegaduhan dan kerusuhan. Dan si A berkomentar:

A: susah menghindari bebek Jupiter Z

Berdasarkan peristiwa yang ada dalam iklan Yamaha Jupiter Z ini. Penggunaan kata bebek memiliki dua makna yang berbeda yakni makna denotatif dan makna konotatif. Sebagaimana pernyataan B pada kata bebek, memiliki makna denotatif yakni bebek dalam artian bentuk hewan. Ini karena pada iklan sempat menayangkan bentuk fisik bebek sehingga penggunaan kata bebek merujuk pada hewan unggas berkaki dua. Sedangkan makna konotatif dari kata bebek ditemukan pada pernyataaan A yakni merujuk pada motor bebek atau Yamaha Jupiter Z. Hal ini didukung dengan munculnya dua produk motor Jupiter Z yang sedang dalam kondisi melaju cepat. 

Pemuatan imagery bebek pada iklan Jupiter Z ini bukan dibuat tanpa alasan semata. Mengapa harus bebek? padahal banyak hewan lain yang dapat merepresentasikan kecepatan sseperti cheetah, kuda, hingga singa. Ini karena alasan motor Jupiter Z merupakan salah satu pionir motor bebek di Indonesia. Penyebutan motor bebek ini dikarenakan bentuknya yang meyerupai bebek yakni pada bagian fairing tipis kiri dan kanan yang menyerupai sayap bebek. Tak hanya itu, jika dilihat dari samping desain motor serupa dengan lekukan bebek. Lalu dari sinilah terbentuk sebuah mitos  penggunaan istilah motor bebek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun