Charles W Mills lahir di Texas pada 28 Agustus 1916, Ia adalah seorang ilmuwan sosial dan kritikus paling berpengaruh pada abad 20 di Amerika.Â
Pendidikan yang Ia tempuh dari University of Texas pada tahun 1939 mendapat gelar A.B dan A.M. Ia juga mendapat gelar Ph.D dari University of Wisconsin pada tahun 1941.Â
Kemudian Ia bergabung dengan Columbia University pada tahun 1946 menjadi dosen sosiologi. Ia meninggal karena serangan jantung pada 20 Maret 1962.
Pemikiran Mills sebagai seorang ilmuwan sosial yang dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber, yang terfokus pada rasionalisasi. Rasionalisasi adalah aplikasi praktis dari pengetahuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Â
Tujuannya ialah efisiensi, dan kapabilitas koordinasi dan kontrol atas proses sosial yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.Â
Itulah prinsip birokrasi dan pembagian kerja yang semakin birokratis. Rasionalisasi menjadi asumsi mendasar mengenai sifat manusia dan masyarakat.
Mills menegaskan bahwa manusia tidak dapat dipahami secara terpisah dari struktur sosial dan sejarah di mana mereka terbentuk dan di mana mereka berinteraksi.Â
Perubahan struktural yang sering kali menghilangkan "motivasi" dalam kehidupan masyarakat, perubahan struktural dalam meningkatkan masyarakat sebagai sebuah institusi menjadi lebih besar, lebih komprehensif dan saling berhubungan. Akibatnya, laju perubahan telah mempercepat era modern, dan perubahan menjadi jauh lebih sulit bagi mereka yang mengendalikan organisasi.
Keberadaan white collar worker, menurut Mills hal itu didasarkan pada perubahan pekerjaan karena kenaikan birokrasi yang baru, perubahan teknologi, dan peningkatan permintaan di pasar barang masyarakat industri. Karakteristik utamanya mereka tidak terorganisir dan bergantung pada birokrasi besar untuk keberadaanya.Â
Mills mencatat bahwa pekerjaan dipecah menjadi tugas-tugas fungsional sederhana. Dimana standar ditetapkan dalam hal kecepatan dan kinerja kerja.Â
Dengan otomatisasi kantor dan peningkatan pembagian kerja, jumlah pekerjaan rutin meningkat, otoritas dan otonomi kerja menjadi atribut posisi teratas.Â