Mohon tunggu...
Aulia Putri
Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mempunyai kepribadian untuk mencoba hal-hal yang baru dan memiliki hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi Ervin Goffman

10 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   10:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Goffman adalah tokoh sosiologi yang lahir pada 11 Juni 1922 di kota Alberta, Kanada. Berpendidikan S1 di University of Toronto dan menerima gelar doktor dari Universitas Chicago. Goffman dikenal sebagai tokoh etnometodologi. Karya pemikirannya yang terbesarnya pada tahun 1959 yaitu "The Presentation of self in Everyday Life". Goffman meninggal pada tahun 1982 ketika dia berada di masa jayanya sebagai tokoh sosiologi dan telah menjadi profesor yang mengkhususkan diri dalam sosiologi di University of California Barkeley serta ketua liga lvy di University of Pennsylvania.

Goffman mengamati isu yang berkaitan dengan interaksi manusia, yang juga melibatkan simbol dan interpretasi. Interaksionisme simbolik selalu terkait dengan konsep manajemen kesan, jarak antar peran, dan adaptasi sekunder, ketiganya didukung oleh konsep dan peran diri dan orang lain sebelumnya. Lebih lanjut, dalam analisis sosiologisnya, Goffman juga menyoroti masalah interaksi tatap muka, yaitu interaksi atau hubungan tatap muka yang menjadi dasar pendekatan mikrososiologis dalam analisis sosiologisnya.

Dramaturgi adalah Inti dari ajaran Goffman. Dramaturgi yang dimaksudkan Goffman adalah situasi dramatis yang tampak terjadi di atas panggung sebagai ilustrasi yang diberikan oleh Goffman untuk menggambarkan individu-individu dan interaksinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Goffman menggambarkan peran tokoh-tokoh yang berinteraksi dan hubungannya dengan realitas sosial yang dihadapinya melalui panggung sandiwara menggunakan alur yang pasti.

Apa aja konsep-konsep dari dramaturgi ? 

  • Backstage 

Backstage adalah ruang di mana naskah pertunjukan dieksekusi oleh "Tim" atau individu rahasia yang mengatur kinerja setiap aktor, atau belakang panggung tempat karakter asli ditampilkan oleh aktor. Di backstage ini juga aktor mempersiapkan adegan-adegan yang ini ditampilkan di frontstage untuk menghasilkan respon dari penonton.

  • Frontstage

Frontstage bagian pertunjukan yang mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan. Front stage terbagi menjadi dua lagi, yaitu :

  • Panggung adegan fisik yang harus ada jika aktor ingin memerankannya.
  • Panggung pribadi (Front Personal) dengan berbagai macam perlengkapan sebagai juru bicara perasaan aktor. Front personal ada dua, yaitu penampilan berbagai jenis barang, mewakili status sosial aktor, dan gaya presentasi, peran seperti apa yang dimainkan aktor dalam situasi tertentu.

Di panggung depan inilah aktor melakukan pencitraan diri sebaik mungkin. Pada frontstage impression management terus dilakukan.

Apa itu Impression Management ?

  • Mengambil tindakan yang dapat menghasilkan loyalitas dramaturgi sehingga penonton tidak mengetahui kepribadian aktor.
  • Berlatih disiplin dramaturgi untuk menjaga kesadaran pengendalian diri, pengaturan mimik wajah dan suara.
  • Berhati-hati saat mempersiapkan skenario akting sebelum pementasan.
  • Menangani kesan ini melalui metode dan teknik yang paling disukai oleh seorang aktor atau pelaku sosial.

Setiap melakukan dramaturgi selalu ada tindakan sosial yaitu motif atau tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu setiap individu melakukan dramaturgi namun dilakukan berbeda-beda. Dalam melakukan dramaturgi kepada lawan pembicara kita dilakukan dengan motif. Menurut Goffman terdapat sesuatu yang mungkin dramaturgi bisa menjadi tidak maksimal seperti perlengkapan, ekspresi, manner, efference, dan lainnya.

Goffman juga mengilustrasikan bahwa orang-orang dengan status sosial yang lebih tinggi mungkin secara sosial menjauhkan diri dari orang lain yang status sosialnya lebih rendah dari diri mereka sendiri. Orang dengan status lebih rendah cenderung lebih gigih dalam menunjukkan jarak antara peran yang mereka miliki atau dalam lingkungan sosial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun